panik

8.5K 396 11
                                    

Kediaman Adila 07.00 wib.

"aku pamit yah, mama nanti katanya bakalan datang jam 14.00 siang nanti. Kamu baik-baik yah. Assalamualaikum." Jefri.

"walaikumsalam, hati-hati." Adila sambil mencium telapak tangan suaminya.

Pagi ini Jefri pamit pergi keluar kota selama 3 hari. Sudah biasa hal seperti ini Adila alami. Jefri memang selalu pergi untuk keperluan pekerjaan selama berhari-hari. Namun baru kali ini ada hal lain yang diirasakan Adila saat perginya Jefri.

Kediaman Aisyah.

Aisyah sedang mendengarkan musik sambil membersihkan kasurnya. Hari ini, ia masuk ke kantor agak siang. Jadi, ia sempatkan untuk bersih-bersih sekaligus membantu ibunya.

"mah...aku bersihin bagian luar rumah kalau mama bagian dalam aja." Aisyah.

"ok." Mama Aisyah.

Mereka saling berbagi tugas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.

Kembali lagi ke kediaman Adila 12.00 wib

5 jam kemudian setelah perginya Jefri. Adila merasa kesepian, ibu mertuanya belum juga datang. Adila kemudian beranjak dari tempatnya duduk kemudian ke dapur untuk mengambil cemilan. Ketika ingin meraih toples biskuit dilemari. Tiba-tiba ia merasa keram dikakinya, ia merasakan sakit luar biasa. Adila terjatuh kebawah menahan sakit, dan tanpa ia sadari cairan keluar dari sela-sela kakinya. Air ketubannya pecah ia tak lagi bisa merasakan tubuhnya. Yang ia lakukan hanyalah meminta tolong.

Dan

"jef...bro!! jefri....dia nggak ada yah. Assalamu....." seketika kalimat Rey terputus ketika mendengar sesuatu.

"tolongggg Reyy......." suara teriakan lirih.

"woooo apaan tuh, setan yak.." Rey mendekatkan kupingnya di depan pintu.

"tolongggg...." suaranya makin tak berdaya.

"ah tunggu, ADILA!!!!!!!!!." Rey kemudian mendobrak pintu, menyadari suara itu mirip dengan Adila.

Rey mendapati Adila terbujur lemas dengan darah disekitarnya. Mata Rey terbelalak ia tak tau hal apa yang harus ia lakukan. ia terus saja berpikir dan berpikir, ia bingung bercampur takut. Kemudian ia mengambil keputusan ia mendekati Adila dan mencoba mengangkatnya.

"maaf Dil sebelumnya, aku harus sentuh kamu karena alasan demi kebaikan kamu juga dan Jefri." Rey mengangkat Adila yang mulai lemas.

Rey menaikkan Adila ke mobil, menjalankan mobil dengan sangat buru-buru. Keringat mulai bercucuran di pelipis Rey. bibirnya tampak gemetar. Fokusnya mulai terpecah-pecah ia sesekali melihat ke jalan dan sesekali mengalihkan pandangannya ke Adila.

Tibalah mereka dirumah sakit, Adila langsung memasuki ruangan bersalin.

"keluarganya ibu Adila!!!." Panggil suster.

"ahhh iya saya." Rey.

"oh iya suaminya ya pak, silahkan masuk mendampingi isterinya." Suster.

"oh saya bukan suaminya." Rey.

"aduh pak suami atau bukan silahkan dampingi ibu Adila, ayo cepat pak!!!." Suster.

Rey kemudian diseret suster itu masuk ke ruangan bersalin. Rey mendengarkan semua arahan dokter ia harus memegang dengan keras tangan Adila. Ia harus menenangkannya dan meyakinkannya. Ia harus menguatkan Adila. Dan buruknya dalam situasi ini Rey dikira suami dari Adila.

"ayo bu doronggggg......." dokter.

"hu....hu.....hu......aaaaaaaa....." Adila mengerang kesakitan.

Jodoh Aisyah (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang