dia lagi

12.2K 513 12
                                    

"masaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, beneran Sya!!!!! Kok Jefri nggak pernah kasi tau aku yah? Terus-terus gimana lagi Sya......" Adila.



Setiap apapun yang terjadi pada Aisyah pasti ia ceritakan pada Adila baik itu peristiwa penting ataupun peristiwa tidak penting ia pasti sharing dengan temannya itu. karena Adila juga adalah pendengar yang baik dan ia bisa menetralkan perasaan Aisyah. Jadi setiap masalah apupun itu pasti tempat Aisyah mengadu ujung-ujungnya adalah Adila.

"iya dia itu anaknya CEO perusahaan aku. Dan juga dia malingin bapaknya sendiri lagi aneh kan. Dia itu bandel, keras kepala atau gimana sih....." Aisyah.

"yah tapi gimana nantinya perusahaan kamu kalau dia yang pimpin. Atau mungkin kamu belum tau kemampuan dia jadi jangan judge dulu. Iya kan?." Adila.

"iya bener juga." Aisyah.



Di dalam benak Aisyah apa benar Rey itu akan menjadi pemimpinnya nanti. Membayangkannya saja sudah sangat buruk apalagi kenyataannya belum lagi sikapnya yang sangat kurang ajar. Tapi entahlah apa itu benar atau tidak, bisa saja di dalam hatinya tercermin pribadi yang baik Aisyah juga belum tau.

Sepulang Aisyah dari rumah Adila.

Tok tok tok!!!!!!!!! Tok tok tok!!!!!!!!!!

"assalamualaikum."

"wala........ASTAGFIRULLAH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!." Adila terkejut melihat sosok yang berdiri didepannya.

"bukannya jawab salam malah istigfar, gimana sih." Rey.

"aduhhhh maaf-maaf, walaikumsalam. Saya jadi kaget, mau cari Jefri yah. Jefri nggak ada, belum pulang nanti jam 16.00 baru pulang." Adila.

"gue tau, gue juga udah hubungin Jefri. Gue kesini mau nginep mungkin sekitaran........gue nggak tau berapa lama yang pastinya sampe gue dapat rumah." Rey.

"hah apa nginep.....Jefri udah tau?." Adila.

"udah tenang aja. Tapi dia suruh gue nunggu sampe dia pulang. Gue tau nggak baik berduaan sama istri orang kan. Jadi gue duduk di teras aja. Gue juga haus tolong ambilin air yah...." Rey.

"mimpi apa Dila semalam ya Allah, sampe dihadapin sama orang kayak gini, malah maunya ini itu lagi, nggak liat apa nih perut segitu gedenya disuruh-suruh. Emang kata Aisyah dia itu cowok songong nggak punya etika!." Dalam hati Adila.



Aisyah sangat lelah hari ini ada banyak sekali pekerjaan, untungnya dapat ia tuntaskan segera. Ia pulang cepat hari ini saat adzan ashar berkumandang. Setelah shalat ia menuju kebawah menemani ibunya di dapur.

"Sya kalau ke kantor itu setiap hari kayak gini kan enak, bisa liat kamu setiap hari mama kan nggak kesepian di rumah. Papa kamu juga belum pulang dari urusan kantornya. Semuanya aja kayak gini, mama jadi dilupain." Mama Aisyah.

"maaf ma............ini juga Aisyah pulang cepet gara-gara kecapean aja......masak apa sih ma?..." Aisyah.

"hmmmm kamu tuh yah, kalau gitu istirahat aja. Nggak usah bantu mama nanti kamu makin kecapean lagi, sana istirahat." Mama Aisyah.

"iya ma....." Aisyah.




Aisyah menaiki tangga menuju kamarnya. Ia merebahkan dirinya merasakan lembutnya tempat tidurnya. Menenggalamkan dirinya dalam selimut, sembari memejamkan matanya membuat dirinya semakin rilex. Ia mulai merasakan lelah dalam dirinya terangkat.

Jodoh Aisyah (selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang