Agatha sengaja memberhentikan semua pegawainya. Dengan menurunnya jumlah turis tentu ia tak membutuhkan pegawai dan Agatha merasa mampu untuk mengerjakan sendiri. Agatha terlihat menikmtai udara pagi didepan rumahnya.
"Hai..." Sapa Loriz yang sudah berada didepannya.
"Hai...kamu mau kemana?" Tanya Agatha heran dengan kehadiran Loriz.
Loriz hanya tersenyum dan mendekati Agatha lalu berdiri disampingnya.
"Pagi pagi begini enak loh menikmati Riquewihr." Ucap Loriz.
Agatha hanya tersenyum menangkap maksud dari Loriz.
"Ya udah ayo kita jalan." Ajak Agatha.
Mendengar itu Loriz tersenyum hingga salah tingkah. Mereka berdua kemudian pergi menikmati suasana Riquewhir pada pagi hari. Belum banyak penduduk yang memulai aktifitasnya. Loriz dan Agatha saling bercerita dan bercanda. Namun tiba-tiba Agatha menghentikan langkahnya saat Loriz menyebut nama Babam.
"Babam?" Tanya Agatha menatap Loriz.
"Iya..waktu kecil aku dipanggil Babam. Sepertinya karena nama belakangku Abraham dan aku belum fasih mengucap nama Loriz." Jelas Loriz.
Loriz tersenyum dan tertawa kecil lalu mengajak Agatha untuk duduk disalah satu kursi taman. Agatha kembali teringat akan Babam sahabatnya. Agatha juga seketika mengira jika Loriz adalah Babam. Namun ia harus menahan diri untuk tidak membuka identitasnya.
"Lalu siapa nama sahabat kecilmu itu?" Tanya Agatha memastikan.
"Calorine, Namun sayang ia telah tiada. Menurut pihak rumah sakit Calorine ditemukan tewas mengantung didalam kamarnya. Aku terkadang menyesal tak meninggalkannya waktu itu dan memilih untuk ikut dengan orang tuaku." Kata Loriz menyesal.
"Sebenarnya aku tahu semua itu bukan sepenuhnya kesalahan Calorine. Tuan Thomas ayahnya selalu menyiksa dia dan orang tuanya. Calorine pernah menceritakan jika ayahnya selingkuh namun Calorine tak memberi tahu siapa wanita itu." Lanjut Loriz.
Raut kesedihan kembali menyelimuti wajah tampannya. Agatha mengenggam jemari Loriz seraya menangkannya. Tanpa sadar Agatha memeluk Loriz hingga membuatnya terkejut. Agatha dia diam-diam melepas kerinduannya akan Babam yang tak lain Loriz. Sudah dua puluh tahun lebih ia tak berjumpa. Sadar dirinya memeluk Loriz terlalu erat ia langsung melepaskannya.
"Maaf Loriz, Kamu yang sabar ya." Ucap Agatha dengan kagok.
Loriz mengangguk dan tersenyum membiarkan Agatha memeluk hangat dirinya. Agatha menyandariakn kepalanya dipundah Loriz. Ia benar-benar merasakan kenyamanan yang selalu ia rindukan.
**********
Roux masih enggan beranjak dari makam ibunya. Ia terus memandangi makam sambil menahan air mata yang terus memaksanya untuk keluar. Loriz serta Agatha berusaha kuat untuk menghiburnya.
"Roux lebih baik kita kembali pulang. Kamu butuh istirahat, wajahmu sangat pucat." Ucap Agatha.
Roux mengangguk dan pergi meninggalkan makam. Sementara Loriz dan Agatha mengikutinya dari belakang. Setibanya dirumah Roux merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia masih belum menerima kepergian ibunya. Roux memanangi foto keluarga mereka. Roux kembali ingat jika dia belum bisa menghubungi papanya. Menurutnya semalam papanya sudah tiba di bandara tapi entah mengapa sampai sore ini papanya tak kunjung tiba.
********
Agatha memandangi pria tua dengan senyum kecutnnya. Pria tua itu diikta pada sebuah trap The ribcage Harness. Pria tua itu di gantung sepanjang batang tubuhnya dengan beberapa ranai besi. Sedang dikedua sisinya terdapat 2 set jarum dan masih-masih terhubung dengan rusuk pria utu. Bila dalam jangka waktu 5 jam dia tidak bisa melepaskannya. Pria tua itu akan mendapati jika jebakan itu akan menarik rusuknya hingga membuat bangian perut tubuhnya terbelah. Agatha sendiri membuang kuncinya dan memasukkannya kedalam tempat sampah jauh dari jangkauan pria tua itu.
"Apa yang kamu inginkan dariku? Uang?Aku akan memberikanmu nanti tapi lepaskan aku." Pinta pria tua itu.
"Yang aku inginkan sangat simple. Aku ingin kamu mati. Aku juga yang telah membunuh istrinya Clare."
Mendengar itu pria itu yang tak lain adalah suami Clare terkejut. Ia menatap Agatha penuh amarah namun Agatha hanya tersenyum.
"Kamu tahu? Clare itu telah menghancurkan keluargaku. Keluarga Thomas. Aku membencinya gara-gara dia ayahku membunuh ibuku. Hingga membuat amarahku memuncak dengan membunuh ayahku sendiri." Agatha kembali tertawa namun kali ini tawanya semakin kencang.
Roberth terkejut saat tau jika itu adalah Calorine. Namun bagaimana bisa dia hidup padalah menurut kabar dia telah mati. Agatha tersenyum sambil menikmati trap itu yang sedikit demi sedikit mulai menarik rusuk itu. Agatha menghidupkan musik klasik sembari menonton rekaman-rekaman saat ia menyiksa korbannya. Roberth tak mampu menahan tangisnya saat ia melihat Clare begitu tersiksa dengan siksaan Calorine hingga akhirnya mati terbakar.
Kini Roberth mulai panik sedang timer tersisa 5 menit lagi. Roberth berusaha memohon agar Calorine melepaskannya namun percuma. Calorine tak mau mendengarnya dan semakin menaikkan volume dari film yang didengarnya.
Roberth menjerit kesakitan saat trap itu mulai menari tulangnya dengan cepat hingga membuat isi perutnya berhamburan. Calorine tertawa menyaksikan pertunjukan itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/123955224-288-k473465.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Psycopathe
HorrorBermula dari saat Caroline berusia 12 tahun, Dimana ia melihat ayahnya sedang menyiksa ibunya hingga membunuhnya dengan keji. Merasa tak terima Caroline langsung membunuh ayahnya dengan memenggal kepalanya. Caroline yang terbukti bersalah dan dima...