Sosok lelaki berkepala lima tampak berdiri di depan gerbang sekolahku. Seseorang yang sepertinya ku kenal.
'Ayah'
"Rintik!"
Aku berpaling,seakan tak melihatnya. Dalam lubuk hati yang terdalam aku ingin menghampirinya,tapi di sisi lain aku KECEWA. Selama 6 tahun ia meninggalkan ku juga ibu. Masa remaja ku lewati tanpa sosok ayah."Rintik!" refleks aku menoleh ke belakang.
"Maafkan ayah. Ayah memang gak pernah bisa menjadi ayah yang baik buat kamu." ujarnya dengan wajah penuh pasrah.
"Jika aku maafkan ayah,apa ibu bisa memaafkan ayah?"
perlahan air mata ku pun jatuh. "Kemana ayah selama ini?!" aku pun berlari meninggalkan ayah dengan perasaan sakit.Aku berjalan sendiri dengan langkah gontai tak tentu arah.
Semilir angin dan riuhnya ombak,membuat langkahku terhenti di suatu tempat. Pantai.
"Rintik!"
"Hei" balasku
"Apa kabar" katanya
"Kamu ingat? Kapan kita terakhir ke sini? Aku rindu menatap kedua bola mata mu. Aku rindu saat kita saling berbagi tawa"
Aku hanya tersenyum palsu.
"Aku ingat kapan kita terakhir ke sini. Setelah kau temui aku,kemudian engkau mengenggam tangan seorang gadis yang aku kenal. Sahabatku" dia hanya diam membisu. "Dan kita memang saling berbagi tawa. Tapi kemudian kau berbagi cinta dengan gadis itu?!"
aku berteriak penuh kecewa kemudian air bening itu keluar dari pelupuk mata ku. Sedangkan dia hanya diam tanpa sepatah katapun.
"Dan maaf, kau sudah melampaui kesabaranku. Aku tak kuasa menahan luka yang teramat dalam. Kita cukup sampai di sini." Aku pun berlalu meninggalkannya. Dan sekarang dia hanyalah sebatas sebuah masa lalu ku. Masa lalu yang takkan pernah kembali.Ayah,dan seseorang itu sama-sama membuatku rapuh. Sama-sama membuatku tak berdaya. Datang membawa bahagia yang hanya sebatas lewat. Kemudian perlahan merajut luka. Dan akhirnya pergi.
"Semua laki-laki sifatnya sama. Ayah,ataupun Dia sama-sama bikin perasaanku sakit! Kenapa mereka gak bisa setia?!" pekik ku yang nyaris tak terdengar.
"Gak semua laki-laki gak setia. Hanya mereka yang tak bisa menjaga hatinya,yang mudah berpaling. Dan orang-orang yang setia adalah orang-orang yang bisa mensyukuri apa yang telah mereka miliki."
"Rian." kata ku refleks. "Sejak kapan kamu di sini?"
"Hehehe. Sorry yak,sebenarnya dari tadi aku ngikutin kamu. Aku udah tahu yang kamu alamin mulai dari pulang sekolah,sampe kejadian barusan.""Ngapain sih kamu ikutin aku?"
"Aku cuman pengen jagain kamu" ucapnya dengan gaya sok cool.
"Ish, apaan sih kamu"
"Udah deh,jangan nangis lagi. Biar aku antarin kamu pulang ya?"
Aku hanya tersenyum,dan menerima tawarannya."Rumah ku yang itu Yan"
Aku kemudian turun dari motornya. "Mau mampir?"
"Hhhm" dia hanya tersenyum malu-mau. Aku kemudian menarik tangannya dan mengajaknya masuk.
"Assalamualaikum"
Aku dan Rian masuk.
"Hai Tante,aku Rian. Aku temannya Rintik" Rian langsung menyalami bunda tanpa basa-basi. Bunda malah tersenyum melihat tingkah lucunya Rian.
"Mau minum apa Yan?" Ujarku menawarkan.
"Gak usah Rin. Aku buru-buru mau pulang. Bundaku pasti udah nyariin."
"Minumlah sebentar nak...." Ujar bundaku memaksa Rian hingga pasrah.
"Hhhm. Kalau gitu okelah Tan, sebenarnya sih aku haus."
"Ish dasar." Ujarku💗💗💗hai semua. Baru part 2 nih. Ceritanya mungkin kurang sempurna. Mohon tanggapannya ya😇
KAMU SEDANG MEMBACA
My Only One
Teen FictionApakah kau masih sama? Kau, yang aku cintai Matamu yang menatapku Tanganmu yang mememegangku Apakah mereka masih mengingatku? Aku begitu dingin Kau mungkin tidak memiliki perasaan yang tersisa Aku sayang kamu, aku cinta kamu Kata-kata terakhir yang...