Promise(4)

69 32 0
                                    

Telah lama aku tak mengenal kata CINTA
Aku pernah ingin menutup hati ini karena pernah merasakan perihnya kehilangan
Tapi sekarang, telah kutemukan cinta yang hilang
Seorang bidadari mampu membuka hati ini yang telah lama terkunci.

Aku terhanyut dalam sajaknya. Kata-katanya seakan mengisyaratkan isi hatinya. Rian baru saja mengirimkan sajak itu pada ku di chat.

Rian:"Menurut kamu puisi aku bagus gak Rin? Belakangan ini aku punya perasaan aneh yang nggak bisa aku ungkapin ke siapapun"
Aku:"Aku terlarut dalam sajakmu😳. Walaupun aku nggak tahu siapa bidadari mu itu. Tapi dari puisimu seakan mengisyaratkan isi hatimu. Keren👍"
Ku rebahkan tubuhku ini di atas ranjangku. Pikiranku menuju ke seseorang yang belakan ini membuat jangtungku bergetar kencang.

Jantungku berdebar setiap kali Rian chattingan dengan ku. Tak hanya itu,setiap aku bertemu dengannya rasanya aku tak sanggup menatap kedua bola matanya.

Ting tong.......
Hp ku kembali bergetar. Dan tampak sebuah chat dari seseorang yang sedang ku pikirkan

Rian:"Aa makasih😳. Aku mau off,mau tidur. Kamu juga tidur ya,jangan lupa cuci kaki,jangan lupa cuci tangan, jangan lupa pake selimut,dan jangan lupa mimpiin aku. Night😘"
Aku: Night too... Balasku singkat.

***
Semilir angin berhembus di tengah teriknya mentari. Seorang gadis yang sepertinya ku kenal menghampiri ku. Agnes.
Selangkah demi selangkah,dan akhirnya ia berada di hadapanku.

"Rin,besok kita ke pantai lagi yuk! Bikin pr matematika. Kebetulan ada Rian,dia kan jago matematika. Biar bisa sekalian diajarin" kata Agnes.
"Ada Daffa?" tanyaku menggodanya
"Hehe... Ya pastilah Rin." jawab Agnes malu-malu
"Sudah ku duga." ledek ku padanya. "Di tempat kemarin Nes?"
"Iya Rin" jawabnya

***
"Yeay selesai!" seru ku sembari menutup buku pr matematika. Yang lain hanya diam dan fokus dengan handphone nya. Rian kemudian melempar seulas senyum ke arahku.
"Makasih ya Yan. Udah ngajarin aku. Kamu pintar" kataku sekakian memujinya
"Ya,sama-sama. Kamu juga pintar." balasnya

Ombak mengalun seakan menyanyikan sebuah melodi cinta.
"Yan,waktu yang tepat sekarang Yan. Jangan sia-sia in kesempatan Loe." kata Rahmad
"Yups,ini kesempatan yang pas buat Loe ungkapin." sambung Daffa.
"Udah Yan,sekarang aja. Sebelum pada pulang. Nanti kalau gak jadi Loe bakal nyesel." sambung Agnes.

"Bantuin Gue." kata Rian
"Oke." jawab Agnes sembari mengedipkan matanya.

Aku hanya diam,karena tak mengerti dengan pembicaraan mereka.

"Rin,ikut aku yuk."
"Kemana Nes?"
"Pantai."
Aku dan Agnes kemudian turun dari rumah pohon dan berjalan menuju bibir pantai.

"Mau ngapain Nes?" tanyaku
"Udah Loe lihat aja nanti." jawabnya.

Tak lama setelah aku dan Agnes berada di bibir pantai Rian,Rahmad dan Daffa datang ke arah ku dan Agnes.
Agnes perlahan menjauh sedangkan Rian mendekat ke arah ku.

"Rin,Aku mau bilang sesuatu ke kamu." Rian tampak gemetar. "Aku mau bilang. AKU SAYANG KAMU." Ungkapnya membuat tubuh ku juga ikut gemetar. Namun aku hanya diam.
"Terima kalung ini,kalau kamu menerima ku. Kamu bisa jaga kalung ini. Tapi,kalau kamu gak menerimaku,lemparkan kalung ini ke lautan itu."
Aku hanya tersenyum dan menahan gugupku. Tanpa pikir panjang aku langsung meng 'iya' kan kata-katanya.
"Aku akan terima kamu." paparku dengan sebuah senyum bahagia.

Rian kemudian memakaikan kalung itu di leherku.
"Kalung ini sama sepertiku yang akan selalu menjagamu." ungkapnya sembari memakaikan kalung itu padaku.

"Aku akan selalu menjagamu sampai kapanpun. Karena kamu bidadariku." katanya memberi sebuah janji yang seakan tak akan ia inggkari.

Rate ya guys👍😉

My Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang