Sudah seminggu aku menjadi miliknya,sudah seminggu pula aku memilikinya. Dan baru seminggu, cinta ini telah diuji sebuah ujian yang berat.
"Aku harap kita bisa hadapi ujian ini. Aku harap kamu tetap bersamaku walaupun kita banyak masalah. Ini baru ujian awal,aku harap kamu bisa sabar sama ujian apapun yang akan kita lewati nanti." Kata Rian yang sedang berjalan di sampingku.
"Iya. Aku akan tetap sama kamu,seberat apapun ujiannya. Dan aku harap kamu juga tetap sama aku walaupun masalah yang kita hadapi teramat berat. Karena aku takut kehilangan kamu. Dan aku harap kamu nggak pernah bosan sama aku." Jawabku.
"Aku nggak akan pernah bosan kalau sama Pocanku"
"Pocan?"
"Iya,kamu Pocan ku. Polisi Cantik. Yang sering kepoin aku,yang sering razia in aku."
"Dasar gombal." kataku sambil mencibir.
"Hahaha. Kamu lucu deh,kalau lagi manyun gitu."kata Rian sambil mencubit pipiku."Btw,mulai sekarang aku manggil kamu Pocan boleh kan?"
"Tapi ada syaratnya." paparku.
"Apa syaratnya?"
"Aku juga boleh manggil kamu Pogan. Polisi Ganteng." Jelasku.
"Apa sih yang nggak buat kamu."
Kata Rian kemudian memaparkan senyum. "Always with you." tambahnya."Rian!" teriak seseorang.
"Yan,Loe pulang bareng gue yuk. Soalnya gue mau ngajak Loe se tim sama gue. Kita ke warnet dulu." kata Arsyad
"Sekarang Syad ?!" tanya Rian.
"Ya iyahlah."
"Rin,maaf ya. Aku pulang duluan,soalnya aku janji sama Arsyad."
"Rin,gue pinjam Rian bentar ya." kata Arsyad.
"Yaudah nggak apa-apa kok." jawabku.
Rian kemudian pergi. Tubuhnya yang tinggi perlahan hilang.
"Oi Rin!" teriak Agnes sambil berlari ke arahku. "Tumben nggak sama Rian. Rian mana?"
"Dipinjam Arsyad." jawabku
"Ooh. Yang sabar Rin. Palingan dia ngajak Rian main game.""Dia ninggalin Loe bukan karena dia cuman mau main game. Tapi dia ninggalin Loe karena dia nggak benar-benar sayang sama Loe. Dan loe cuman PELAMPIASAN!!" kata Yura,diiringi tawa dari Nia.
Saaap.... kata kata Yura langsung menusuk menembus dinding dinding hati ku. Membuat rusuk ku bertambah bengkok."Loe mikir dulu ya kalau ngomong! Pantes aja Rian lebih milih Rintik dari Loe!" bentak Agnes sambil mengarahkan jari telunjuknya ke arah Yura. "Eh Nia,Lu kok jadi ngikut-ngikut Yura?" tanya Agnes terheran
"Urusan Lu apa? Cinta sejatinya Rian yang sebenarnya itu Yura BUKAN DIA!" bentaknya.
Yura dan Nia tersenyum sinis kemudian meninggalkan aku dan Agnes.Perih dan sakit aku rasakan. Andai saja semua yang mereka katakan itu benar. Andai saja aku memang benar pelampiasannya. Aku sangat takut. Aku takut kalau semua itu benar. Aku takut kehilangan Dia. Sebab,kehilangnya sama rasanya aku kehilangan nyawaku.
"Dasar tu cabe. Maunya apa sih?" gerutu Agnes kesal.
"Udah ah Nes,ngapain orang kayak gitu dilawanin?"
"Gue kesal sama mereka."
"Udah ah. Yuk kita pulang." ajak ku.
***
Aku pulang jalan bareng Agnes. Kami melewati sebuah warnet.
"Pocan!" refleks aku pun menoleh,suara itu seperti berasal dari warnet itu.
"Hei Pogan!" pekik ku pelan. Rian tampak baru keluar dari warnet.
"Woi,kemana aja lu? Tadi Pocan lu digangguin lagi sama tuh dua cabe. Yura,Nia."
"Yura sama Nia?"
"Iya. Kayaknya Si Yura dendam banget sama Rintik."
Rian mengerutu kesal. Wajahnya tampak sangat memerah.
"Loe sih! Harusnya Loe jagain Rintik. Harusnya Loe tungguin Rintik pulang. Atau Loe anterin dia dulu. URUSIN AJA TERUS TUH GAME!" sesal Agnes pada Rian.
"Udah Nes,biarin aja mereka. Nggak ngaruh juga ke gue, kok." kata ku. "Apapun kata dunia tentang kamu. Aku tetap mencintaimu." tambahku
"Yaa,Gue emang salah." ucap Rian. "Maaf banget Rin,lain kali aku nggak akan ninggalin kamu lagi. DEMI KAMU,AKU BAKAL MENOMOR DUA KAN GAME. Kamu selalu nomor satu." papar Rian.
"Tenang,aku nggak ngaruh kok. Lagian aku nggak ngelarang kamu buat nyalurin hobi kamu. Aku juga nggak membatasi kamu buat kumpul bareng teman kamu." balasku dengan seuntai senyum yang terselip sebuah luka.'Dia,tak pernah tahu betapa takutnya aku kehilangan dia.'
Rate ya guys💞😉💞
KAMU SEDANG MEMBACA
My Only One
Teen FictionApakah kau masih sama? Kau, yang aku cintai Matamu yang menatapku Tanganmu yang mememegangku Apakah mereka masih mengingatku? Aku begitu dingin Kau mungkin tidak memiliki perasaan yang tersisa Aku sayang kamu, aku cinta kamu Kata-kata terakhir yang...