Rasaku Masih Sama(12)

39 4 4
                                    

2 minggu kemudian...

Penantianku akhirnya berakhir.
Di hari ini aku benar-benar merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Karena aku bisa melewati masa-masa sulit,dimana aku harus rela berpisah dengannya selama beberapa lama. Aku senang bisa terbebas dari lelahnya penantian selama ini. Hari ini adalah hari yang kuharapkan untuk menuangkan rindu yang terpendam selama ini padanya.

 Hari ini adalah hari yang kuharapkan untuk menuangkan rindu yang terpendam selama ini padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku memasuki gerbang sekolah dengan langkah gontai. Aku memakai gaun berwarna hitam,warna favoritku yang juga kontras dengan warna kulitku.

Pandanganku menelusuri setiap sudut,mencari-cari sosok seseorang yang telah lama aku rindukan. Rian. Dimanakah engkau sang pemberi rindu?
"Rintik" panggil seseorang. Suaranya tak asing. Akan tetapi telah lama tak terdengar di telingaku. Suara ini seakan menghapus semua rindu yang telah lama memupuk.
"Rian" aku menatapnya penuh rindu. Dia memakai kemeja berwarna hitam, dengan celana jeans. Entah kenapa,tanpa janjian kami bisa memakai warna baju yang sama. Seluruh mata tertuju pada kami.
"Cie..... Serasi amat" goda Agnes yang baru saja datang bersama Daffa.
"Kalian janjian?" timpal Daffa. Kami berdua hanya menggeleng.
"Jodoh emang nggak kemana Yan"
"Kalian memang benar-benar serasi." tambah Agnes.
Wajahku terasa tambah memanas setelah mendengar ucapan Agnes tadi.
Rian hanya tersenyum tipis.
"Kami tinggalin berdua ya. Bye..." Agnes dan Daffa pun pergi meninggalkan kami.

Rian merangkulku kemudian mengajakku ke taman belakang sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rian merangkulku kemudian mengajakku ke taman belakang sekolah.
Dia memandangku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Matanya tampak berkaca-kaca. Seperti ada sesuatu yang akan terucap dari bibirnya.
"Kamu kenapa selama ini?" tanyaku. Rian kemudian mengenggam tanganku. Ia mengusap-usap lembut tanganku kemudian menempelkannya di pipinya. Air mata jatuh di pelipisnya kemudian membasahi tanganku.
Hatiku malah ikut merasa pedih melihat kejadian ini. Air mataku juga ikut keluar. Rian menatapku lekat-lekat dan genggamannya terasa lebih erat.
"Aku mau jelasin" ucapnya sembari terisak. "Maaf,selama ini aku ada masalah. Cuman aku nggak mau ceritain ke kamu. Aku nggak ingin kamu terlibat dalam masalah ini." ucapnya.
"Dan ada sesuatu yang penting yang mau aku jelasin ke kamu." tambahnya
"Apa?"
"Aku nggak bisa jelasin sekarang. Aku belum siap." tatapannya mengisyaratkan sesuatu yang tak dapat kumengerti.
"Masalah apa? Cerita aja,mungkin aku bisa bantu." kataku
"KAN UDAH AKU BILANG AKU NGGAK BISA JELASIN KE KAMU. DAN INI BUKAN URUSANMU!!" suara Rian tiba-tiba meninggi,matanya melotot menatapku.

Refleks aku menangis kemudian meninggalkannya yang masih dipenuhi dengan amarahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Refleks aku menangis kemudian meninggalkannya yang masih dipenuhi dengan amarahnya.
Inikah balasan dari penantianku selama ini? Waktu tak dapat mengubah segala rasaku padanya,tapi waktu merubah sikapnya padaku. Ini tidak adil!

"Rintik!"


Mohon maaf gaes baru update "Rintik",belakangan ini aku sibuk soalnya🙏

Nanti bakal update sering-sering kok😘
Seeyou😘

My Only OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang