"Idih! ge-er banget lo jadi cewek," ujar Alfi memutar bola matanya malas.
Adel memiringkan kepalanya sambil menunjukkan jari telunjuknya ke depan wajah Alfi sambil berkata,
"Lo? Orang yang tadi gue tabrak kan?"
"Ngapain ada disini? Ngikutin gue?"
Baru saja Alfi ingin membuka mulutnya, Adel kembali bicara.
"Mau minta tanggung jawab soal yang tadi? Kan gue udah ngasih lo duit. Sorry yah, kalo gak ada perlu lagi, mending lo pergi deh!" Sambung Adel dengan kesal.
"Gue-"Alfi belum selesai bicara, Adel langsung memotong pembicaraannya lagi.
"Gak usah banyak alesan. Gara-gara lo, gue jadi telat masuk sekolah. Udah-udah pergi sana! Kesel gue liat muka lo."
Alfi sudah sangat tidak tahan dengan kekesalannya pada cewek yang bernama Adel ini.
Kemudian Alfi langsung berbicara dengan cepat tanpa jeda.
"Kalauorangmaungomongitujangan dipotongpotongudahnubrukbukannyamintamaafmalahngasiuanglangsungkaburasallotaugueituanakdaripemiliksekolaini!"
Adel pun melongo, tidak mengerti ucapan cowok yang ada di hadapannya ini.
"Maksud lo?" Tanya Adel minta penjelasan.
Alfi pun mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia bisa gila kalo ngomong sama cewek ini terus.
Ini cewek, cantik-cantik bego banget si sumpah!
"Orang nanya malah gak dijawab. Lo kira gue setan?!" gumam Adel pelan.
"Tadi lo ngomong apa?" Tanya Adel penasaran.
"Bodo amat. Dasar cewek rese!" umpat Alfi kesal dan meninggalkan Adel sendirian.
"Hihhh.. Lo tuh yang rese," gumam Adel pelan.
Baru saja Alfi berjalan beberapa langkah, ia langsung berhenti dan langsung melihat ke arah berdirinya Adel.
Cewek itu sedang memohon-mohon kepada Pak Najib, satpam di SMA Tunas Jaya untuk meminta membukakan pintu gerbang.
Tetapi Pak Najib tidak bisa menurutinya. Karena ia harus mengikuti aturan yang ada di sekolah.
Namun Adel tetap saja berusaha membujuk Pak Najib untuk membukakan gerbangnya.
Kasian juga si sebenernya... Tapi, mana mungkin cewek kayak dia suka belajar. Cih! Ogah gue nolongin cewek rese.
Tapi tiba-tiba saja pendapat hati Alfi berubah.
Emmmm..
Untuk kali ini aja deh gue nolongin dia. Inget, Cuma kali ini!
Kemudian Alfi kembali ke tempat berdirinya Adel dan mencolek bahu cewe tersebut.
***
Bel istirahat berbunyi,
kring! Kring! Kring!
Seluruh murid pun langsung berhamburan keluar kelas dengan perasaan yang gembira untuk menuju kantin. Karena rasa lapar mereka begitu terasa.
Berbeda dengan Adel bersama keempat sahabatnya yang asyik ngerumpi. Adel menceritakan kejadian tadi pagi.
Flashback on
Bahu Adel dicolek oleh seseorang sontak ia menoleh kebelakang dan mengabaikan ucapan Pak Najib.Dan ternyata ia dikejutkan lagi oleh orang yang sama.
Sabar del sabar...
"Receh banget lo jadi cewek, sampe mohon-mohon gitu ke Pak Najib" ucap Alfi sambil ternsenyum licik.
Adel berdecih.
"Jaga ya omongan lo. Gue kayak gini karena gue pengen belajar. Bukan kayak lo," kata Adel.
"Kayak gimana?!"
"So bad boy!" ucap Adel lagi sambil memutar bola matanya malas.
Bad boy? Iya.
Adel melihat cowok yang didepannya ini memakai seragam yang asal-asalan dan rambut yang berantakan.
Tapi masih tetap terlihat ganteng si. Eh ngga ngga!
"Gua juga mau sekolah kali. Sorry aja gue bukan so, tapi emang bener gue bad hahaha" Ucap Alfi pede.
"Trus ngapain lo ada disini lagi?" tanya Adel sambil melipatkan kedua tangannya.
Alfi tertawa.
"Lo bego apa gimana? Gak liat kalo gue pake seragam yang sama kayak lo? Berarti gue kesini mau ngapain?" tanya balik Alfi disela tertawanya.
Adel terdiam kikuk.
"Udahlah. Tadinya gue mau bantuin lo. Tapi karena lo udah bikin gue kesel. Lagi. Gue gak jadi bantuin lo. Buang-buang waktu gue aja," kata Alfi dan langsung pergi meninggalkan Adel.
Kemudian Adel langsung menghalangi jalan Alfi.
"Lo bilang apa tadi? mau bantuin gue?" Tanya Adel memastikan.
"Gak jadi," jawab Alfi singkat.
"Oh yaudah," Ucap Adel sambil mengangkat bahunya.
Ia kembali berjalan ke depan gerbang.
"Gue minta tolong ke siapa ya? Masa gue bolos? Yang ada mamah gue ngamuk. Udah deh, mending gue tunggu di depan gerbang. Kali aja ada keajaiban yang datang," gumam Adel tersenyum miris.
Tiba-tiba Alfi berteriak,"Woi, Perkedel! Atau apalah itu namanya. Sini gue bantu!"
Ntahlah dorongan darimana lagi yang ada pada diri Alfi itu. Karena tiba-tiba saja Alfi merasa ingin peduli pada Adel.
Tunggu! Sejak kapan Alfi mempunyai nama panggilan pada gadis bernama Adel ini?
Perkedel. Nama panggilan dari Alfi untuk Adel yang tiba-tiba saja muncul di benak Sang Most Wanted sekolah.
Adel langsung berbalik badan menghadap Alfi.
"Ayo, cepet bantu gue!" Ucap Adel sambil menarik lengan Alfi menuju gerbang sekolah.
Gak tau diuntung nih cewek buset, batin Alfi menahan kesal.
Lalu Alfi melepas kasar genggamannya dari Adel dan memanggil Pak Najib.
"Hih.. biasa aja kali," gumam Adel pelan, namun terdengar oleh Alfi.
Cowok itupun menatap Adel sinis dan setelah itu ia berbicara dengan Pak Najib.
Akhirnya gerbang sekolah pun dibuka dan Adel diperbolehkan masuk.
Adel pun membawa sepeda-Nya ke parkiran dan masuk begitu saja tanpa melirik dan berterima kasih pada Alfi.
Urusan bilang terima kasih ke cowok rese itu belakangan. Yang penting sekarang gue harus masuk ke kelas.
Setelah itu...
***
Don't forget to vote and comment!
Salam hangat,
Partisijingga.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI Menjadi CINTA
Teen FictionSeperti yang kalian ketahui. Benci dan cinta itu beda tipis. Kenapa? Karena, dimana saat lo membenci seseorang, maka lo akan berusaha mencari tahu dan menilai tentang seseorang itu. Begitu juga ketika lo mencintai seseorang. Bedanya dengan reaksi em...