BENCI Menjadi CINTA

Bagian 11

Gilang, Rio, Sallim dan Yoga sudah bosan menjawab pertanyaan yang sama oleh teman-teman tongkrongannya.

"Alfi kemana?"

Begitu juga dengan jawaban yang sama.

"Gak tau, dia bilangnya nyusul."

Namun akhirnya, pertanyaan itu tidak akan muncul lagi. Karena orang yang disebutnya telah datang dengan seorang gadis.

Gilang, Rio, Sallim dan Yoga sangat terkejut Alfi membawa seorang gadis ke tempat tongkrongan.

Apalagi gadis itu adalah Adel.

"Wihh siapa tuh, Bang Alfi?"

"Boleh juga tipe lo, Brooo."

"Buat gue boleh kaliii."

"Yehh janganlah. Gak cocok sama lo. Mending buat gue aja."

"Buat guee."

"Kalian tuh apa-apaan si? Cewek itu udah punya Bang Alfi."

Alfi menghiraukan ucapan teman-teman tongkrongannya dan membawa gadis itu ke tempat duduk di warung tersebut dengan ala bride style nya.

"Turunin gue."

Alfi menurut.

Kemudian Adel melihat kerabat-kerabat Alfi, namun karena ia hanya dekat dengan satu orang diantaranya, ia pun mencoba menyapanya.

"Rio?" tanya Adel memastikan.

"Adel, lo ngapain disini?" tanya balik Rio.

"Gak tau tuh. Tanya temen lo," tunjuk Adel pada Alfi yang sedang berbicara pada pemilik warung tersebut.

"Yaudah, duduk dulu sini," ujar Sallim menunjuk kursi kosong yang berhadapan dengan Rio.

Adel menurut.

"Lo ngapain bawa Adel kesini?" tanya Rio setelah Alfi membawakan betadine, tisu, air mineral dan hansaplast.

Kemudian Alfi duduk diantara Rio dan Adel.

"Mana luka lo?" tanya Alfi pada Adel dan menghiraukan Rio.

Gadis itu pun memberitahu lukanya yang berada di sikut dan lutut kaki kanannya.

Alfi menumpahkan air mineral kepada tisu kemudian mengelap lukanya perlahan.

"Aw! Pelan-pelan dong!"

"Maaf, ini juga udah pelan kok."

"Lagian ngapain dilap pake air dulu sih?"

"Biar gak ada kumannya."

Setelah selesai membersihkan semua lukanya, Alfi membuka Betadine dan menuangkan pada luka-luka gadis itu.

"Iiih pelan-pelan!"

Alfi berhenti dan melihat Adel. Yang dilihatnya pun melihat balik.

Hening.