Bagian 9

476 27 8
                                    

"Assalamualaikum, Bu. Maaf mengganggu," ucap Alfi sambil mencium tangan Bu Niki.

"Waalaikumsalam, ada apa? Tumben kamu datang ke ibu," kata Bu Niki yang sedikit heran.

Alfi nyengir dan menggarukkan kepalanya yang tidak gatal.

"Saya cuma mau tanya, Bu. Kalau murid kesayangan ibu itu siapa ya?"

"Memangnya kenapa? Kok tiba-tiba kamu tanya seperti itu," tanya Bu Niki semakin heran.

"A..anu, Bu. Saya mau belajar sejarah bareng. Kan ibu tau sendiri nilai sejarah saya dibawah KKM."

"Hmm... Biasanya juga kamu gak peduli sama nilai sejarahmu," kata Bu Niki.

"Saya juga mau buat Papa saya bangga punya anak seperti saya, Bu," ucap Alfi.

Bu Niki pun tersenyum.

"Ibu bangga punya murid sepertimu."

"Nih ya, Bu. Walaupun saya kurang suka pelajaran ibu, tapi saya akan berusaha menyukai pelajaran ini."

"Bagus, kamu ada kemajuan."

"Hehehe. Jadi, siapa murid kesayangan ibu?"

"Adit, ketua kelas di kelas kamu."

"Yahh.. jangan dia dong, Bu. Nanti kalau saya belajar bareng dia, bisa-bisa saya dibilang homo."

Bu Niki tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Terus kamu maunya murid kesayangan ibu yang perempuan, gitu?"

"Nah... Itu ibu peka," jawab Alfi antusias.

"Emmmm... Murid kesayangan ibu yang perempuan itu... Siapa ya..?" tanya Bu Niki pada dirinya sendiri.

"Ooh, ada! kelas XI IPA 2."

"Siapa, Bu?"

"Adelia Oktapiyani. Iya, dia."

Alfi terdiam kaku.

What?!

"Ibu gak bercanda kan? Masa dia murid kesayangan ibu sih," kata Alfi tak percaya.

Bu Niki menganggukkan kepalanya.

"Memang dia murid kesayangan ibu."

Pasti ini rencana Gilang.

Tapi, kenapa?

Dia suruh gue luluhin Si Perkedel, sedangkan dia sendiri suka sama cewek itu.

Oke. Gue ikutin cara mainnya.

"Yaudah, Bu. Terimakasih atas infonya. Saya ke kelas dulu. Assalamualaikum," pamit Alfi sambil mencium tangan Bu Niki.

"Iya, sama-sama. Waalaikumsalam."

Keempat sahabatnya yang menunggu di depan ruang guru pun langsung menghampiri dan menarik lengan Alfi, agar jauh dari ruangan tersebut.

"Siapa murid kesayangan Bu Niki?" tanya Sallim.

BENCI Menjadi CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang