Bagian 5

3.4K 78 16
                                    

"Kenalin, nama gue Gilang," sambil menjabatkan tangannya.

Adel dan Tia pun reflek untuk berpura-pura memainkan ponselnya masing-masing.

Jangan-jangan ini cowok denger pembicaraan gue sama Tia?! Waduh kacau si, ucap Adel dalam hati sambil menggigit bibir bawahnya.

Kemudian Adel hanya melirik tangan Gilang sekilas dan beralih memainkan ponselnya kembali.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Adel sedang gugup.

Mana ada si cewek yang gak gugup saat di ajak kenalan sama cowok seganteng Gilang?

Tapi, Adel kembali mengingat perjanjiannya dengan sahabat SMP-nya.

Dan Adel pun berusaha untuk biasa saja pada Gilang karena tidak mau mengingkari perjanjian itu.

Dalam benak Gilang, ia justru merasa diacuhkan oleh cewek dihadapannya ini.

Ia pun mengepalkan dan menarik kembali tangannya.

"Sorry, gue gak bermaksud lancang kok sama lo. Gue cuma mau kenalan aja sama lo."

Adel terdiam.

What?! Cogan pengen kenalan sama gue yang buluk gini? Ya ampun semalem gue mimpi apaan....

Adel menghela nafasnya pelan setelah Gilang kembali mengarahkan kursinya seperti semula dan pergi keluar kelas.

Namun ada yang membuat Adel mengerutkan dahinya.

Kenapa temen-temen sekelas gue pada ngeliatin kayak gitu?

Tatapan tajam. Iri. Menahan kesal.

Makin buat kepala Adel nambah penat saja. Dan rasanya ingin tidur untuk beristirahat.

Tia menyikut lengan Adel.

"Kenapa?"

"Del, cepetan buka Instagram lo!"

"Hmm."

"Liat di instagram -nya TunasJaya cepetan!"

TunasJaya itu adalah akun instagram yang isinya hot news tentang siswa SMA Tunas Jaya.

"Emang ada apaan si?"

"Udah, liat aja dulu."

Adel langsung mencari akun instagram tersebut dan...

"Apa-apaan nih?!"

Kringg! Kringg! Kringg!

Bertepatan dengan ucapan Adel, sebuah bel berbunyi.

Bina, Rara dan Zulfa pun baru saja masuk ke kelas.

"Sst! Sekarang pelajaran matematika, Del."

Shit! Gue lupa kalau hari ini,mata pelajaran yang gak gue suka. Semuanya.

Suara hentakan sepatu yang sedang melewati koridor-koridor kelas mulai terdengar.

Tap tap tap tap

Kelas XI IPA 2 yang ramai pun menjadi hening seperti tidak berpenghuni.

Adel melihat ke meja paling belakang. Sekitar ada 3 orang yang kursinya kosong. Tasnya ada, tapi pemiliknya tidak ada.

Kok cuma ada 3 tas ya?

Kemudian Adel berusaha tidak peduli akan hal itu. Karena suara hentakan sepatu di lorong kelasnya semakin dekat.

"Aduh,Del. Ternyata emang bener ya kalau guru-guru matematika itu nyeremin semua," Ucap Tia sambil menggigit jari telunjuknya ketakutan.

Namun Adel menampilkan raut wajah yang biasa saja.

BENCI Menjadi CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang