Bagian 6

946 31 6
                                    

Di rooftop

"Ada apa, Bro?" tanya Sallim to the point.

Alfi yang sedang berdiri menghadap pemandangan kota pun beralih duduk di sofa yang sudah tidak terlalu bagus, namun masih layak pakai.

"Duduk dulu aja. Kita bersantai-santai disini," ucap Alfi.

Mereka bertiga pun menuruti perintah Alfi.

"Langsung aja lah ke intinya. Gak usah basa-basi. Gue tau lo mau nanyain sesuatu kan ke kita?"

Skak. Alfi langsung tersenyum mendengar ucapan Rio.

"Lo doang emang yang pengertian ke gue, Yo. Jadi makin sayang gue sama lo," ujar Alfi yang ingin memeluk Rio.

Rio langsung menjauhkan badannya dari Alfi.

"Gue masih suka lawan jenis yah sorry."

"Lo gak sayang gue juga, Fi?" tanya Yoga.

"G," jawab Alfi cepat.

"hiks...hiks..hiks.. jahat banget si lo, Fi. Kita tuh udah bela-belain bolos Cuma mau dengerin lo mau ngomong sesuatu. Tapi ternyata lo gini ke kita. Jahat!" ucap Yoga yang penuh dramatis.

Alfi, Rio dan Sallim pun bergidik ngeri. Kesambet miper kah salah satu sahabatnya ini?

"Udah ah, gak usah banyak omong. Intinya tuh lo mau ngomong apaan, Fi?" ujar Sallim sedikit kepo.

Alfi terdiam sejenak.

"Pas gue pamit ke kalian di kantin tadi, gue itu mau nyamperin Gilang buat nanyain sesuatu tentang dia yang tiba-tiba mau kenalan sama cewek duluan," jelas Alfi dengan pandangan kosong di depannya.

"Terus apa kata dia?" tanya Sallim.

"Dia awalnya ke kelas kalian buat nyari kita. Soalnya dia ngira kita lagi ngumpul di kelas. Dan untuk jawaban hal itu dia bilang, gak tau. Dia tiba-tiba mau kenalan aja sama cewek itu," jawab Alfi.

"Cewek itu tuh siapa si? Gue gak ngerti," ucap Yoga sambil menggaruk-garuk kan kepalanya yang tidak gatal.

"Adel lah, Yogaaaa!" kesal Rio dan tanpa rasa bersalah pun, Yoga tertawa nyengir.

"Orang yang nyuruh admin TunasJaya hapus postingan itu, Gilang," ucap Alfi membuat ketiga sahabatnya terkejut.

"Wahh, kalau menurut gue pasti Gilang nyembunyiin sesuatu dari kita nih. Ya kita fikir pakai logika aja. Gilang gak mungkin bersikap kayak gitu ke Adel," ujar Sallim sambil menopang dagu nya.

"Justru itu," kata Alfi.

"Yaudah kalau gitu kita mata-matain Gilang aja, gimana?" saran Yoga.

"Nah, bener tuh. Tumben Lo pinter, Ga," ucap Sallim.

"Yehhh, gue emang pinter bambang," ujar Yoga dengan pede nya.

"Shuttt, udah udah! Sekarang Gilangnya mana? Kok gak nimbrung bareng kita?" tanya Rio. 

"Dia balik ke kelas. Katanya sih mau ngerjain tugas yang belum," jawab Alfi santai.

"Terus sekarang lo mau bertindak gimana, Fi?" Tanya Sallim.

"Gue mau nembak Adel."

Sontak membuat ketiga sahabatnya terkejut setengah mati.

"Hah?! Sekarang?" tanya Rio sekaligus terkejut.

"Balik sekolah," jawab Alfi.

"Lo yakin?" tanya Yoga dan dijawab anggukan dari Alfi.

"Secepat itu?" tanya Sallim dan dijawab anggukkan juga oleh Alfi.

BENCI Menjadi CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang