Perlahan mata Adel terbuka dan ia langsung mendapatkan teriakan dari sahabat-sahabatnya.
"Adel, akhirnya lo siuman jugaaa!" Teriak Tia, Bina, Zulfa dan Rara bersamaan.
"Hmm.."
"Eh, Del! Tadi pas lo pingsan, di gendong ala brade style gitu sama Alfi. Didepan banyak orang gitu... Aaa! So sweet banget pokoknya! Gue sampe meleleh liatnya," Ucap Bina membayangkan kejadian siang tadi.
Adel terkejut.
"Hah?! Siapa?!"
"Alfi. Nama lengkapnya Alfi Dermawan Biostoro. Anak pemilik sekolah ini yang tadi berani lo lawan," Kata Rara.
Oooh.. jadi namanya Alfi...
"Eh, sekarang lagi istirahat?" Kata Adel tiba-tiba.
"Iya, istirahat kedua," Jawab Mereka bersamaan lagi.
"Oh oke makasih, mwa!" Adel pun pergi meninggalkan sahabat-sahabatnya dari ruang UKS.
"Woi, Adel! Lo mau kemana?!" Teriak Tia.
"Shutt..jangan berisik bego," Ucap Bina dengan jari telunjuknya ditempelkan didepan bibir Tia.
"Udah, udah. Sekarang gue sama Zulfa mau ke perpus. Biarin deh si Adel mau kemana, yang penting sekarang dia udah baik-baik aja kan," ujar Rara.
"Gua juga deh ikut kalian. Lagian ke perpusnya cuma sebentarkan?" Kata Bina.
"Iya," Jawab Rara.
"Terus lo gimana?" Tanya Zulfa pada Tia.
"Gue kayaknya langsung ke kelas aja," Jawab Tia.
"Yaudah, gue sama yang lain ke perpus dulu," Ucap Zulfa.
"Bye, Tia!" Ujar Bina,Rara,dan Zulfa bersamaan dan meninggalkan Tia di UKS.
"Hmm, bye juga," Balas Tia.
Hening.
"Anjir lama-lama disini bikin gue merinding," Ucap Tia langsung kabur dari Ruang UKS menuju kelasnya.
Disisi lain, Adel sudah mencari-cari cowok yang bernama Alfi itu ke kantin dan halaman belakang sekolah, namun hasilnya nihil.
Itu cowok ada dimana si? Di kelas gue? Iya kali ya. Coba cek dulu deh.
Ia pun berniat untuk ke kelas dan ternyata benar.
Cowok yang sedari tadi ia cari berada di kelasnya sedang duduk di kursi paling belakang pojok kanan.
Segeralah Adel menghampiri cowok itu. Tanpa basa-basi, Adel langsung menggebrak meja.
Brak!
"Eh, maksud lo apa ngegendong gue?! Jangan mentang-mentang lo pemilik sekolah ini dan lo bisa seenaknya ngegendong gue ditempat umum! Oh, apa jangan-jangan lo mau caper ke gue? Iya?!" Adel menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Cih, Jangan ge-er dulu. Gue ngegendong lo, karna kasian aja gak ada yang mau nolongin lo. Dan gue gak bermaksud sama sekali buat caper ke lo. Body lo aja gak masuk dalam kriteria cewek yang gue suka."
"Alah ngarang lo! Pasti banyak yang mau nolongin gue, secara gue itukan cantik," Alfi berpura-pura muntah di depan Adel.
"Mimpi lo ketinggian," Ucap Alfi.
"Bodoamat! Oh ya, perlu lo inget! Gue gak akan ada niatan sama sekali buat masuk kedalam kriteria cewek yang lo suka! Karena gue gak akan pernah suka sama lo!" Ucap Adel penuh penekanan.
Alfi terdiam sambil menelan salfilah nya.
"Bagus kalau begitu, berarti lo nyadar diri. Tapi, karena lo udah nuduh gue yang nggak- nggak, gue bakal kasih lo hukuman. Hidup lo gak akan tenang!" Ucap Alfi tersenyum miring dan pergi keluar kelas begitu saja tanpa memperdulikan raut waja shock Adel.
KAMU SEDANG MEMBACA
BENCI Menjadi CINTA
Teen FictionSeperti yang kalian ketahui. Benci dan cinta itu beda tipis. Kenapa? Karena, dimana saat lo membenci seseorang, maka lo akan berusaha mencari tahu dan menilai tentang seseorang itu. Begitu juga ketika lo mencintai seseorang. Bedanya dengan reaksi em...