8

11.8K 976 5
                                    

"Apa sih maumu?!" Suara Holy mendesis ketika kami sampai di elevator. Aku tidak menoleh kepadanya. Bisa kubayangkan wajah murkanya. Itu sangat tidak enak dilihat. Sebanyak apapun dia melakukan operasi plastik, amarah akan membuat wajahmu tidak enak dipandang. Ya, seperti holy sekarang.

"Tugasmu memberikan sambutan untuk mereka, bukan membicarakan masalah pribadimu. 'Menjilat bokong'? Bokong siapa yang harus kujilat sampai harus menjadi sekretaris sialmu, Mr. Rockwood?"

Berani sumpah, ketika awal mengenalnya, Holy adalah gadis paling pendiam yang pernah kutemui. Sekarang, dia meniru cara bicaraku, gayaku, dan semua yang kulakukan. Holy berlatih dengan sangat baik untuk menghadapiku.

"Mereka harus tahu kalau di sini bukan taman bermain."

Aduh, kenapa aku? Apa aku sudah kehilangan kemampuan verbal? Biasanya aku bisa mengeluarkan kalimat-kalimat yang meyakinkan. Biasanya aku tidak membiarkan Holy mengungguliku dalam berdebat. Apalagi sampai punya kata untuk menjawab ucapanku seperti ini.

"Kau yang harus menekankan sendiri kata-kata itu di kepalamu." Holy mengerucutkan bibirnya dengan kesal.

Aku mengangkat alis, terkejut. "Apa salahku?"

"Aku melihat caramu menatap Cattleya Aguilar." Ada senyum sinis di wajah Holy sekarang. "Kau masih ingat prinsipmu? Jangan tambahkan pelecehan seksual di tempat kerja ke dalam daftar hitammu."

Kuharap aku tidak mendengarnya. Aku mengalihkan pandangan ke tempat lain, berharap Holy gegar otak tiba-tiba dan tidak menanyakan itu lagi. 

Ingin sekali aku berteriak pada Holy, 'hey, ada Superman!' atau 'Holy, lihat, Spiderman merayap di jendela gedung kita. hebat, kan?' tapi kutahan agar mulutku tetap rapat. Kalimat itu pasti mem buat Holy melemparku ke luar gedung. Gadis ini sangat hebat dalam martial art.

"Kau mendengarku, Adam?" Suara Holy benar-benar menjengkelkan.

"Holy, ayolah! Aku hanya kesal pada Abe karena langsung memberinya proyek. Memangnya siapa perempuan itu?" Holy menyipitkan matanya. Sial! Holy sudah benar-benar mempelajariku. Dia tahu apa yang kupikirkan. "Di mana Abe sekarang?" Aku tidak mahir dalam berbohong. Aku ini orang yang jujur dan memiliki integritas tinggi, lo. Tapi, aku laki-laki cerdas. Aku memiliki siasat untuk keluar dari cengkraman holy. Sebuah drama bisa mengalihkan perhatiannya.

Tangan Holy memeriksa posisi Abe di dalam tablet, tapi matanya tidak melepaskanku. Dia masih menatapku dengan curiga dan marah.

Ah, wajahmu jangan seperti itu. Aku tahu itu terlalu canggih untukmu. Baiklah, akan kujelaskan agar kau mengerti, ya.

Ultra Sensor Badge. USB. Sebuah sensor yang ada di kartu pengenal setiap orang yang ada di gedung ini. Dengan sensor itu kami bisa melacak siapapun di manapun di dalam gedung ini. Bahkan tamu sekalipun. Tidak ada yang bisa masuk gedung tanpa USB karena sensori itulah yang akan membuka semua pintu. Tidak semua pintu bisa dibuka oleh orang-orang yang tidak memiliki otoritas.

Memang, dengan alat ini semua orang kehilangan privasi. Alat ini bisa melacak bahkan kalau kau mekalukan seks dadakan di kamar mandi kantor. Panas tubuhmu akan terbaca dengan baik. Selain pasal mengenai pelecehan seksual, kau juga akan menjadi bahan tertawaan bagian keamanan. Jadi, hati-hati saat memasuki Rockwood Building.

Sistem ini menyelamatkan banyak hal, mempermudah pengawasan dan memperketat keamanan. Siapapun yang mencoba menerobos keamanan Rockwood akan berakhir mengerikan. Kau ingin mencoba? Jangan! Kau bisa berakhir mengerikan nanti.

Sudah kubilang, kan, kami yang terbaik?

"Di lantaimu. Dia sepertinya akan ke ruanganmu." Holy menatapku tajam.

"Bagus kalau begitu." Suaraku terdengar mantap. Padahal aku sangat gugup. Ini sebuah kebetulan yang sangat aneh.

Tuhan pasti sedang bercanda kepadaku.

***    

***    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Perfect Hollow (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang