Bully *Part 2*

25 3 2
                                    


>Bully *Part 2*<

Beribu tanda Tanya mulai muncul satu persatu dari wajah yang sedari tadi tertunduk dan mulai memerah. Sepertinya rencanaku mulai berjalan.

Dan akhirnya.

"Bugghhh..." satu pukulan mendarat diperut kak Reno

"Apa mau lo haa ?? udah gue duga selama ini ternyata lo. Sahabat gue yang gue percaya ternyata nikung gue dari belakang. Sialan lo" kak Reno menghajar kak Izam. Aduh kenapa jadi begini.

"hei hei kak, udah jangan berantem" aku mencoba memisahkan

"pergi lo... dari pada gue apa-apain lo" kak Izam melotot

"idihh galak amat... pergi ahh" aku bergegas pergi dan mereka. Hmhh masa bodo lah.. hihi yang penting selamat. Ehh tapi kok aku bisa selancar itu ya ngomongin kelemahan itu. Hmm padahalkan aku gak tau persis kejadiannya. Aneh nih, ahh sudahlah.

<esoknya disekolah>

"ehh tau nggak ? kemarin ada anak senior meninggal di depan sekolahan lohh"

Deggg... aku terkejut mendengar kabar ini. Dan aku langsung pergi ke perpustakaan untuk mencari tempat sepi. Alih-alih sepi, diperpus malah banyak yang gosip. Mendingan aku simak aja apa yang sebenarnya terjadi sambil sembunyi di balik lemari.

"ehh kak Izam meninggal ya?"

"iya, dan disana juga ada kak Reno"

"apa ini pembunuhan ?"

"bukan, mereka berantem. Dan saat kak Izam mau mukul kak Reno, kak Reno nangkis dan dorong kak Izam. Naas nya dari tikungan situ ada mobil kenceng banget, ketabrak dan meninggal di lokasi deh"

"ehh ehh terus terus kak Reno gimana ?"

"katanya dia depresi dan sekarang dirawat di RSJ"

"kasian mereka, pasti ini gara-gara cewek deh"

"ehh ada yang bilang, di lokasi sebelum kejadian ada cowok yang bicara sama mereka. Dan mereka jadi berantem"

"siapa tuh"

"katanya sih si bray"

"ahh tapi mana mungkin tuh si bisu dari gua hantu ngomporin mereka. Dia kan jadi diam seribu bahasa kalo ketemu orang sekarang"

"si buta kali pe'akk"

"ehh udah ganti yaa"

Suasana semakin ramai dan riuh.

"woii... berisik, keluar" teriak pejaga perpus yang datang tiba-tiba.

Suasana dalam perpus mulai tenang dengan berkurangnya murid yang berkunjung. Mungkin tinggal aku saja yang ada disini. Aku duduk bersandar dan menatap langi-langit perpus yang disana terdapat gambar awan serta burung.

Aku merenung sejenak, apa yang sudah aku lakukan sampai sejauh ini. Kenapa kata-kataku bisa setajam itu ya. Dan juga sampai-sampai mereka dibuat larut oleh kata-kata junior yang baru beberapa bulan menginjakkan kakinya di sekolahan ini. Kadang aku juga merasa heran dan juga tidak pernah menyangka akan hal ini.

Hummm.. aku harus berhati-hati lagi kalau berbicara sekarang. Tapi aku masih merasa bersalah kepada kedua seniorku itu. Ahh sudahlah, yang lalu biarlah berlalu saja.

Tak lama kemudian datanglah dua orang cewek dengan wajah bersungut-sungut berjalan kea rah ku. Dan "Plaakkk"...

>hoiii guysss... gimana makin serukan ceritanyaaa ??.. jgn lupa vote and comment<

����v_���Hx

Two RingsWhere stories live. Discover now