Sumber : Saya lupa sumbernya dari siapa...
Dulu, cerita ini merupakan kisah yang terjadi di sekolahku saat SMA. Kala itu, ada seorang murid yang menyapa gurunya saat berpapasan.
"Pagi, Pak," sapa murid itu seraya menganggukan kepalanya.
Guru itu tidak berespon. Tidak ada jawaban bahkan senyuman. Padahal guru itu selalu menjawab sapaan muridnya walau hanya dengan senyuman. Tapi anehnya kali ini tidak ada jawaban dari guru itu.
Lalu si murid kembali meneruskan jalannya. Dia pikir, mungkin pak guru sedang punya masalah.
Namun keanehan tiba ketika murid itu kembali berpapasan dengan guru yang sama, pakaian yang sama tapi sikapnya kali ini berbeda. Guru itu begitu ramah dan sangat baik.
Murid itu melihat ke arah guru di hadapannya dan melihat ke arah belakang, tempat ia berpapasan denga si guru sebelumnya. Ia melihat secara bergantian yang membuat si guru di hadapannya itu kebingungan.
"Pak, bukannya tadi udah lewat? Terus ketemu saya pas di depan toilet?" tanya murid itu dengan wajah ketakutan.
"Saya baru dari ruang guru."
Deg!
Murid itu pun mematung dan membiarkan gurunya pergi meninggalkannya.
Kisah lain di tempat yang sama.
Ini terjadi di kelasku. Dan aku sendiri yang ikut menyaksikan keanehan yang terjadi. Saat itu aku masih kelas X. Karena baru awal sekolah, maka kami melakukan pemilihan ketua kelas.
Saat itu ada 2 orang yang menjadi kandidat. Semua teman sekelas menuliskan pilihannya di atas secarik kertas dan mengumpulkannya di topi milik sekretaris kelas yang berkeliling untuk memastikan tidak ada yang curang.
Penghitungan pun dimulai. Tak ada yang aneh saat perhitungan berlangsung. Namun, kejadian aneh muncul saat semua kertas suara selesai dihitung.
"Loh, kok suaranya lebih satu?" tanya wali kelasku. "Siapa yang memasukan dua kertas?"
Semua murid saling melempar pandang. Tidak ada satu pun yang mengaku.
"Kita hitung ulang!" tegas wali kelasku
Kami kembali menyobekkan secarik kertas dan menuliskan kembali kandidat yang kami piih. Namun....
"Lah, kenapa jadi kurang satu? Kalian jangan main-main ya!"
Wali kelasku tampak terlihat marah. Dan sekali lagi, kami diminta untuk kembali menuliskan sebuah nama calon ketua kelas. Dan kalian tahu, apa yang terjadi?
Kali ini surat suara kembali kelebihan satu kertas. Saking marahnya, wali kelasku meminta kami mengambil kembali suara milik masing-masing. Awalnnya wali kelasku sudab memisahkan kertas yang dicurigai sebagai pelaku karena tulisannya tampak sama. Namun wali kelasku salah karena kedua kertas itu ada yang punya. Yaitu milikku dan milik teman sebangkuku. Tulisan kami memang hampir sama, namun saat itu kami menggunakan warna tinta berbeda. Sampai akhirnya tersisa satu suara yang tidak ada pemiliknya.
Sampai sekarang, aku tidak tahu siapa pelakunya. Yang pasti, tidak ada tulisan yang sama dengan tulisan di atas kertas sisa yang tidak di akui oleh wali kelasku.
Masih ada satu lagi cerita yang terjadi di sekolah itu. Dan menurutku ceritanya sangat menakutkan karena aku melihat langsung sosok makhluk itu. Berhubung sudah malam, dan aku takut dia datang ... jadi ... kita lanjut besok ya....
Bye.... 🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Itu Ada
УжасыIni merupakann kumpulan kisah nyata yang langsung saya dengar dari sumbernya. Langsung simak ceritanya.