Sumber: Mr. J
Sebut saja saya Joni. Aku merupakan anak kelas 2 SMA yang hari ini baru saja mengadakan acara buka bersama di kawasan Bandung.
Hari ini aku terpaksa mampir ke arah Cimahi terlebih dahulu untuk menjemput Rian yang harus mengantarkan Nita ke rumahnya. Itu karena Nita tidak bisa membawa motor dan Rian butuh tumpangan motor. Padahal jarak rumah mereka cukup jauh, namun aku menyanggupi diri untuk menjemput Rian setelah mengantarkan Nita ke rumahnya.
Dan aku berpisah dengan Rian karena aku pun harus mengantarkan Sita, temanku yang lain yang menumpang kendaraanku.
Setelah mengantarkan Sita, aku bergegas menuju rumah Nita untuk menjemput Rian.Ada tiga jalan menuju rumah Nita. Namun, hanya satu jalan yang lebih cepat untuk ditempuh, yaitu jalan yang melewati kuburan.
Aku tidak keberatan lewat jalan tersebut. Mengingat hari sudah malam dan badanku pun terasa lelah, jadi aku memilih melewati jalan itu untuk mempersingkat waktu.
Jam menunjukkan jam 21.30. Cukup menyeramkan untuk melewati jalan kecil dengan panjang kurang lebih dua ratus meter dan lebar tidak lebih dari satu setengah meter yang diapit banyak makam di kiri-kanannya.
Dan bagiku yang lebih menyeramkan lagi, saat aku akan melewati jalan itu, lampu yang biasanya menerangi sepanjang jalan itu tampak mati. Aku sempat ragu untuk melintasinya. Namin aku tetap bertekad untuk segera melewati jalan menakutkan itu.
Aku mulai memasuki jalan itu. Tampak sepi dan begitu dingin. Apalagi cuaca di Cimahi memang selalu dingin.
"Assalamu'alaikum ya ahli kubur," ucapku lirih.
Walaupun mereka sudah meninggal, tapi alangkah baiknya untuk memberikan salam. Itu kata orang tuaku. Aku selau berpikir, kalo ada yang menjawab, bagaimana?
Pandanganku menatap lurus ke arah jalan. Aku tidak berniat untuk melirik arah lain, apalagi melirik kuburan yang terasa damai.
Masalah pun datang ketika aku sampai di tengah kuburan. Awal mula, aku mencium semerbak wangi bunga yang begitu menusuk hidung. Aku menghirup udara lebih banyak untuk memastikan kalau indra penciumanku tidak salah.
Aku menelan salivaku dengan jantung yang berdegup kencang semakin hebat. Dan sialnya, motorku mati saat masih berada di antara gelapnya makam yang ada di sana.
Aku coba untuk menyalakan motor dengan tombol start. Namun tidak ada tanda-tanda motor akan menyala. Begitu pun dengan cara manual. Motor masih saja enggan untuk membawaku dari tempat menyeramkan itu.
Segala macam do'a telah kurapalkan. Hampir saja aku menangis dibuatnya. Walaupun aku laki-laki, tetap saja aku memiliki rasa takut berada di tengah kuburan seperti ini.
Aku mencoba mendorong kendaraanku keluar dari jalan ini. Namun...,
"Ukh, kenapa berat banget, sih?" gumamku.
Aku merasakan kendaraanku tiba-tiba menjadi berat, seakan ada seseorang yang menaiki motorku. Aku tak berani menoleh ke arah jok ataupu ke belakangnya. Dan posisi saat itu, tidak ada satu pun orang yang lewat di jalan ini, padahal biasanya jalan ini selalu ramai. Seakan semua ini sudah di rencanakan.
Aku masih dengan usahaku mendorong motor yang masih saja berat setelah kubacakan ayat kursi. Namun aku masih tetap mendorongnya dengan sekuat tenaga.
Sampai akhirnya, aku berhasil keluar dari dalam kuburan. Anehnya, aku dapat kembali menyalakan motor setelah keluar dari tempat orang-orang di kubur.
Itu berhasil membuatku ketakutan, melupakan tentang Rian dan meninggalkannya di rumah Nita. Semanjak saat itu, aku tidak ingin melewati kuburan sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Itu Ada
HorrorIni merupakann kumpulan kisah nyata yang langsung saya dengar dari sumbernya. Langsung simak ceritanya.