11. Ruangan Yang Gelap.

2.1K 115 6
                                    

Sumber : Pak Fajar

Aku merupakan seorang cleaning service di dua tempat berbeda. Dua-duanya merupakan kantor asuransi.

Aku selalu membersihkan kedua tempat itu setiap malam. Saat penghuni kantor sudah selesai bertugas. Terkadang juga aku membersihkan ruangan saat pagi. Tergantung waktu luang yang aku miliki. Namun yang pasti aku membersihkan kdua tempat itu setiap hari.

Salah satu tempat yang aku bersihkan merupakan sebuah rumah yang dijadikan kantor. Dan pastinya, ruangan di sana seperti rumah-rumah pada umumnya yang memiliki dua ruang kamar. Namun di sini ada sebuah ruangan kecil yang dijadikan gudang, tempat penyimpanan berkas-berkas yang sudah tak terpakai.

Suatu hari, salah satu karyawan mengatakan padaku bahwa lampu gudang mati. Aku pun segera mengganti lampu ruangan tersebut sesegera mungkin.

Akan tetapi, "Pak, lampunya belum diganti ya?"

Aku pun mengerutkan kening. "Sudah, kok, Bu. Semalam langsung saya ganti."

"Tapi lampunya masih mati, Pak. Bapak lupa, kali," ucapnya.

Aku yakin telah mengganti lampu ruangan itu. Dan aku, pun kembali mengganti lampunya pada malam itu juga.

Namun, lagi-lagi lampu tersebut sudah tidak berfungsi pada saat akan dinyalakan oleh salah satu karyawan.

Aku sudah memiliki perasaan yang lain. Pasti di ruangan itu ada penghuninya yang tidak mau diganggu.

Dan pada malam harinya, aku kembali membeli lampu baru. Sebelum memasangkan lampu, aku merapalkan do'a terlebih dahulu. Takut? Tidak, aku tidak takut. Sejujurnya, aku sudah sering menghadapi makhluk-makhluk gaib seperti ini.

Aku pun mulai membuka pintu. Kemudian menaiki kursi untuk menjangkau lampu yang sudah rusak. Kemudian, perlahan kupasang kembali lampu baru sampai kuat.

Aku menuruni kursi dan mengembalikan kursi ke tepat asalnya. Dan kemudian, aku menekan saklar lampu tersebut untuk memastikan bahwa lampunya sudah tidak rusak lagi.

Dan, lampu menyala terang membuat aku menghembuskan napas lega. Kali ini aku memastikan bahwa lampunya memang benar-benar sudah menyala. Namun....

Prang!

Saat itu juga lampu yang baru saja kupasang, pecah dan lampu kembali padam. Aku mengerutkan kening sambil merapalkan do'a.

Kemudian, sosok itu pun muncul di sudut ruangan, membelakangi pintu ruangan. Jelas terlihat sosok hitam itu karena lampu dari luar ruangan yang mengintip dari sela-sela pintu. Sosok hitam itu cukup besar dengan posisinya yang nampak berjongkok.

"Jangan nyalakan lampu. Saya tidak akan mengganggu. Biarkan ruangan gelap seperti ini."

Sempat terasa merinding saat mendengar suara berat dari sosok yang membelakangiku. Namun aku memberanikan diri untuk berbicara.

"Kamu seperti ini saja sudah mengganggu," ucapku.

"Biarkan ruangan ini gelap agar saya bisa tenang di sini."

Sosok itu pun menghilang seiring dengan pesan terakhir yang ia sampaikan. Dan pada akhirnya, ruangan itu gelap sampai saat ini.

Hantu Itu AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang