Kolase 5 - His Name is Shadow

599 31 31
                                    

Beberapa milimeter jauhnya, akhirnya aku menemukan tanda-tanda bayangan hitam itu. Aku bersembunyi dibalik sebuah pohon. Bukan untuk melakukan ritual pipis. Lagipula aku tidak ingin pipis. Terdapat darah yang berceceran di pohon itu. Banyak sekali darah disekitar sana.

Darah itu berbau darah, masih baru dan segar. Aku mengetahui hal itu karena aku juga memiliki darah. Aku belajar mengenai darah serta cara menghentikan darah. Aku mengendap-endap dengan penuh kehati-hatian supaya tidak berisik. Selain itu juga supaya aku tidak ketahuan.

Setelah aku mengendap-endap, akhirnya ketemu juga. Kemudian aku mengagetkannya, bayangan itu kaget. Aku malah ikut-ikutan kaget karena bayangan bisa kaget. Kami jadi kaget berdua, luar biasa sekali.

Terdapat salah satu cara paling mudah untuk membunuh, yaitu dengan mengagetkan seseorang. Apalagi jika didukung oleh beberapa faktor penentu. Sebagai contohnya penyakit jantung, sedang dipinggir jurang, atau sedang melakukan aktivitas dengan gergaji mesin.

Seperti biasa, di dunia ini banyak sekali orang-orang jahat. Beberapa dari penjahat itu memiliki penyakit jantung. Sangat mudah sekali untuk membunuhnya. Dikagetkan saja sudah langsung mampus. Ya, kurang lebih begitulah nasib dari beberapa penjahat.

Aku suka salah satu saat ketika aku mengagetkan seseorang yang jahat tentunya. Kebetulan orang itu sedang beraktivitas dengan gergaji mesin. Disaat yang tepat aku langsung mengagetkannya. Gergaji mesin tersebut langsung menghadap keatas. Mengiris hingga membelah sebagian kepala penjahat itu dimulai dari dagu. Sebuah pemandangan yang sangat epik sekali dan cocok dijadikan tontonan. Karena hal seperti itu merupakan karya seni yang nyata.

Setelah kami berdua berhasil terbebas dari belenggu kekagetan. Aku kemudian fokus padanya, seorang pria dengan pakaian serba hitam. Dengan sigap aku melakukan serangan tiba-tiba. Aku berusaha menjatuhkan orang itu ke tanah. Sampai akhirnya dia berhasil terkapar di tanah.

Di tangan kanannya sedang memegangi kepala manusia. Kepala manusia itu berjenis kelamin pria. Di kepala ada kelaminnya, bagaimana bisa? Masih segar menandakan baru dipenggal, darah menetes berceceran. Di tangan kirinya sedang memegangi batu erat-erat. Ternyata pria itu sedang menahan boker atau buang air besar.

Pria itu bernama Alfonso d'Shadow, nama panggilannya adalah Shadow. Ia sangat suka sekali memenggal kepala orang. Pemenggalan tersebut Shadow lakukan dengan motif, yaitu dikarenakan membuatnya sakit hati dimalam hari. Pagi, siang ataupun sore hari juga tentunya. Pokoknya setiap ada kesempatan dan ketepatan, Shadow akan melakukan pemenggalan kepala orang. Perkenalan singkat dari seorang psikopat bernama Shadow.

Pada awalnya Shadow hanyalah orang normal biasa. Menjalani kehidupan cinta, romansa seperti biasa. Shadow adalah pria yang cukup romantis. Banyak sekali yang Shadow ceritakan kepadaku. Namun, ada satu cerita dimana Shadow melakukan pengorbanan. Seorang wanita bernama Vania, ia adalah kekasih Shadow.

Suatu ketika Vania sedang sakit keras. Shadow adalah seorang pekerja keras yang mengumpulkan banyak uang tabungan. Uang itu akan Shadow pergunakan untuk menikahi Vania. Namun takdir berkata lain, Vania tiba-tiba sakit selama berbulan-bulan. Shadow terpaksa berhenti bekerja hanya untuk menemani Vania. Ia tidak memiliki keluarga yang peduli dengannya, maka hanya Shadow yang selalu ada untuknya. Seluruh biaya perawatan rumah sakit dibayarkan oleh Shadow dengan uang yang tersisa. Shadow juga mengorbankan tabungannya yang tadinya digunakan untuk biaya pernikahan mereka.

Kabar baiknya adalah Vania berhasil sembuh. Kabar buruknya, penyakit yang diderita Vania sebelumnya menyebabkan ingatannya terganggu. Vania tidak mengenali siapa Shadow. Perjuangan Shadow sebelumnya ternyata belum berakhir. Namun, justru inilah awal dari perjuangan Shadow. Berkenalan kembali dengan Vania, membuatnya jatuh cinta kembali supaya Vania bisa seperti Vania yang dulu.

Waktu demi waktu Shadow jalani bersama dengan Vania. Berharap Vania dapat mencintainya kembali seperti dahulu. Ternyata takdir berkata hal yang berbeda. Sangat diluar dari rencana Shadow yang sudah dilakukan sedemikian rupa. Pada suatu ketika Vania melihat seorang pria, kemudian menyukai pria tersebut. Vania pun langsung stalking dan mencoba berkenalan dengannya.

Disaat Vania bertemu lagi dengan Shadow, ia mengungkapkan isi hatinya.
"Shadow, kau bilang aku mengalami kehilangan ingatan dikarenakan penyakitku sebelumnya. Pada suatu malam disaat aku termenung sambil melihat bintang-bintang dilangit, ada satu ingatanku yang kembali. Ada seorang pria sedang bersamaku, pria itu berbicara tentang cinta. Katanya cinta itu tak harus memiliki serta tak dapat dipaksakan. Pria itu adalah kau, Shadow. Aku hanya memintamu untuk berhenti mencintaiku, karena saat ini aku tidak mencintaimu. Kau harus mengikhlaskanku bersama dengan pria lain."

Mendengar kalimat yang terucap dari Vania tersebut, hati dan jiwa Shadow langsung hancur berantakan. Seperti nasi kucing yang tidak diikat dengan karet. Kemudian Shadow membalas perkataan dari Vania.
"Benar sekali, aku pernah berkata seperti itu kepadamu Vania. Namun, aku hanya ingin kau tahu saja. Ada sekian banyak kata cinta yang aku ucapkan, begitu juga denganmu. Ada banyak sekali pengorbanan yang aku lakukan untukmu. Aku hanya ingin kau hidup, karena dulu kau pernah berkata kepadaku yang bisa membuatmu bahagia cuma aku. Kau berkata untuk jangan meninggalkanmu sendirian, karena kamu sudah tidak memiliki keluarga lagi. Atas dasar rasa cintaku, aku berjanji kepadamu untuk selalu menjaga dan menemanimu. Tetapi jika memang perpisahan yang kamu inginkan, aku akan menerimanya dengan hati yang lapang. Selamat tinggal Vania, semoga kau bahagia. Aku selalu mencintaimu, keputusan yang tepat kau meninggalkanku. Segeralah pergi, jangan bertemu lagi denganku. Aku sudah terlanjur ingin berada di jalan kegelapan."

Setelah itu Shadow pun pergi meninggalkan Vania, seperti keinginannya juga. Mendengar cerita Shadow, aku hampir menangis. Tragis sekali memang, semenjak itu Shadow belajar menjadi psikopat. Ia memiliki keistimewaan pergerakan yang cepat secepat angin yang berhembus. Ia juga sulit dilihat saat gelap karena bersifat seperti bayangan. Kemampuan itu yang membuatku tertarik padanya, sehingga aku ingin merekrut Shadow sebagai teman psikopat yang bisa kuandalkan.

Ketika Shadow melihat aku dan Mira duduk berduaan di teras. Ternyata hal itu membuatnya sakit hati. Shadow ingin memenggal kepalaku, seperti yang ia lakukan pada pria sebelumku. Shadow mengatakan bahwa belum pernah ada yang bisa menemukannya selain psikopat. Jadi, Shadow pun mengurungkan niatnya untuk membunuhku. Karena menurutnya aku ini sama dengan dia yang berprofesi sebagai psikopat.

Lagipula Shadow tidak bisa membunuhku dalam kondisi yang seperti ini. Justru aku yang bisa membunuhnya sekarang, tapi aku tak mau. Kemampuan Shadow dapat membantuku melawan The Claw dan pasukannya. Aku juga tertarik karena Shadow menjadi psikopat karena masalah percintaan.

Aku bertanya kepada Shadow,
"Apakah kamu tahu psikopat yang membunuh teman-temanku?"

Shadow tidak dapat mengingat dengan detail dan jelas. Ingatan Shadow buyar karena ia sudah kebelet boker. Daripada Shadow boker dicelana, aku menyuruhnya boker dirumah Mira saja, karena sebagai psikopat harus saling tolong-menolong. Jadi, akupun membawa kepala pria yang Shadow bawa tadi. Aku berlari kembali ke rumah Mira. Shadow pun mengikutiku. Berlari dengan kencang sampai mendahuluiku dan segera masuk kedalam toilet begitu saja.

Mira pun terkejut dan membawa gunting rumput yang besar, mendekati toilet itu. Mira mencoba mendobraknya. Dan seketika itu pula aku menghampirinya sambil membawa kepala pria tsb. dan berteriak.

"Jangaan!!

Biarkan lah Shadow membuang hajat nya sejenak. Kasihan dia."

Mira mengatakan bahwa; bisa saja Shadow merencanakan sesuatu dari dalam toilet. Jadi, sebelum Shadow membunuhku dan juga Mira. Maka Shadow harus terbunuh lebih dulu. Aku mengatakan bahwa "Jangan terburu-buru begitu, aku ingin mengadakan rapat dengan kalian berdua. Kalau dia berbohong sedikitpun, maka aku akan langsung membunuhnya."

Begitupun dengan Mira, apabila dia berbohong aku juga akan membunuhnya. Tapi untuk saat ini aku tidak bisa membunuhnya. Karena sekarang ini dia menodongkan gunting rumputnya tepat dileherku. Dia juga menunggu didepan pintu toilet yang berisi Shadow. Menunggunya hingga keluar dan langsung menembakkan peluru bius kearahnya. Tapi Mira tidak menyadari sesuatu. Sesuatu yang ganjil dalam tubuhnya.

Vote dan Komen. 😉

Psikopat, Romantis (Katanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang