Kolase 12 : The Blind Village

307 12 6
                                    

Desa yang buta..

memang pantas tempat ini disebut demikian.

Perjalanan yang cukup sulit telah kami tempuh dari Sea of Sorrow, bahkan kendaraan milik Rey yang kami gunakan sebelumnya tidak dapat menjangkau wilayah ini.

Kami bertiga berjalan kaki meninggalkan kendaraan itu.
Cukup melelahkan dan sangat menantang sekali. Jalanan yang curam dan terjal, banyak sekali ranjau yang dipasang disekitar jalan menuju desa yang buta ini.

Aku sempat hampir masuk ke ranjau yaitu lubang yang penuh kotoran manusia, untung saja Shadow langsung memegangi tubuhku.
Aku teringat pesan Mira, bahwa barang siapa yang sudah masuk kesini tidak akan bisa keluar dengan mudah.

Ya.. pastilah psikopat yang bernama Olivia itu sangat kejam. Seisi tempat itu dibuat buta semua. Mata mereka semua terlepas dari tempat asalnya. Kami bertiga kemudian melangkahkan kaki, masuk kedalam desa itu. Setelah sampai, kami disambut oleh salah seorang penghuni disana. Orang itu bertanya tentang maksud dan tujuan kami.

Aku tak menyangka orang itu langsung mengantarkan kami ketempat kediaman Olivia. Sebuah rumah yang terlihat menyeramkan bagi seorang wanita dengan nama yang indah. Tak lama kemudian, Olivia keluar dari rumah itu sendirian dan tanpa senjata.

Kami bertiga tercengang melihatnya. Wajah yang sangat cantik, tubuh body goals, pakaian layaknya Tomb Raider yang membuat kami bertiga memandanginya tanpa henti. Namun, bagiku tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan Mira. Karena Mira telah bertahta di hati dan pikiranku.

"Kalian bertiga ini badut darimana?" tanya Olivia

"Aku Ero, The Profesional sekaligus Pirates Assassin, mereka berdua adalah Shadow dan Rey, psikopat handal temanku. Kami bertiga memiliki tujuan yang sama, untuk menghentikan perbuatan The Claw dan teman-temannya dimuka bumi ini," jawabku sekaligus memperkenalkan Shadow dan Rey kepada Olivia

"Aku Olivia, penguasa di desa ini. Aku mengizinkan siapapun masuk kesini. Tapi jika ingin berbuat onar, maka aku tidak akan tinggal diam. Aku bisa membunuh kalian bertiga dengan mudah" jawab Olivia.

Percakapan antara aku dan Olivia terus berlanjut. Aku bisa merasakan kekuatannya, luar biasa sekali. Aku menyuruh Shadow dan Rey untuk berhati-hati dan berjaga-jaga. Namun, aku juga merasakan suatu kerentanan pada diri Olivia. Mungkin, itu adalah kelemahannya.

Olivia mengatakan padaku bahwa jika aku ingin bisa membunuh The Claw, maka aku harus lebih kuat dari Olivia. Aku telah mengalahkan Shadow dan Rey, jadi aku menyuruh Olivia untuk bertarung dengan mereka berdua terlebih dahulu.

Shadow melawan Olivia terlebih dahulu. Olivia tidak bisa menandingi kecepatan setiap serangan dari Shadow, namun Olivia tidak merasakan sakit apapun, sesekali saja dia menangkis serangan-serangan tersebut. Shadow akhirnya terkena satu pukulan dari Olivia yang membuat dirinya terpental jatuh dengan mulut yang mengeluarkan darah.

Melihat keadaan Shadow, aku langsung menyerang Olivia. Rey kusuruh mundur saja dan mengurusi Shadow yang terluka. Aku langsung memukul Olivia tepat diwajah, namun ia menangkis pukulanku. Olivia bercerita kepadaku tentang seisi desa ini sudah dicongkel matanya satu persatu dengan menggunakan berbagai alat. Sendok adalah alat favorit Olivia untuk mencongkel.

Setelah itu mereka diobati supaya sembuh walau dalam keadaan buta. Kemudian mata yang telah berhasil dicongkel dijadikan koleksi dalam toples berisi larutan formalin. Sangat fantastis sekali, aku semakin terkagum-kagum. Aku mulai menghantam Olivia dengan berbagai serangan dan berbagai arah.

Shadow sudah tidak bisa melanjutkan pertarungan lagi. Disela-sela pertarungan yang aku alami. Aku sambil mengobrol dengannya. Bertanya-tanya bahwa setiap psikopat memiliki motif untuk melakukan tindakan. Tidak hanya berbuat tanpa suatu alasan.

Kalau aku sudah jelas, motifku adalah membunuh orang-orang yang jahat. Apakah kalian masih ingat tentang seorang ibu yang dibunuh oleh Shadow ketika malam Halloween? Dia adalah seorang ibu yang tidak pernah sama sekali menyayangi anaknya. Dia selalu menyiksa anaknya. Memperlakukan anaknya seperti binatang.

Bagaimana aku bisa tau hal itu? Aku adalah seorang psikopat. Aku mengamati orang-orang disekitarku dan membunuh dengan kejam siapapun yang berbuat hal tidak baik. Kemudian aku membawa anak itu kepada sebuah keluarga baru yang sangat menyayanginya. Disuatu tempat yang jauh dari tempat tinggalku. Jauh dari para psikopat dan para bajak laut jahat.

Aku menceritakan semua itu kepada Olivia. Dia percaya padaku. Olivia mengatakan bahwa dia tau aku berkata jujur. Dia melihat sorot mata dan raut wajahku. Meskipun sedang bertarung seperti ini. Badanku rasanya sakit semua, Olivia adalah lawan yang tangguh.

"Bagaimana The Claw nanti?". gumamku dalam hati.

Dan akhirnya pukulanku keras mengenai perut Olivia. Dia terjatuh terkulai tak berdaya. Bukan karena pukulanku tadi, melainkan karena penyakit jantung yang dialami Olivia kambuh. Olivia terlalu lelah sehingga kambuh seperti itu.

Ia tergeletak lemas tak berdaya, dan akupun langsung menolongnya. Aku memanggil warga desa untuk membantu menolongnya. Ketika sudah siuman, kemudian Olivia bercerita kepadaku bahwa jantungnya mengalami sakit yang parah.

Tak disangka-sangka dan tak diduga ternyata Olivia pernah melawan The Claw. Tak disangkanya lagi adalah Olivia pemimpin di desa ini. Dulunya Olivia adalah seorang dokter ahli bedah mata.

Selain itu banyak keahlian yang dimilikinya. Demi desa ini ia rela melakukan apapun, bahkan melawan The Claw. Olivia melawannya dalam keadaan tanpa senjata. The Claw sangat kuat, namun disela pertarungan malah sakit jantungnya kambuh.

Beruntungnya, The Claw adalah psikopat yang terhormat. Dia takkan mau bertarung melawan orang berpenyakitan. The Claw ingin menguasai desa ini dan menjadi pemimpin menggantikan Olivia. Kata The Claw, desa ini butuh pemimpin yang kuat dan tidak penyakitan.

Namun, Olivia tetap menolak dan seisi desa mengusir The Claw. Banyak yang menjadi korban kebrutalannya. Olivia merasa sangat sedih. Setelah kepergian The Claw dari desa, Olivia mencongkel mata semua warga di desa ini. Kedua bola matanya. Ia membuat mereka cacat supaya The Claw tidak menyiksa dan membunuh mereka.

Karena.. The Claw tidak membunuh orang cacat. Nama The Claw akan tercemar ketika dia membunuh Olivia atau satupun warga didesa ini. Ia melakukan semua ini demi menyelamatkan mereka. Dan juga Olivia menikmati setiap detiknya ketika satu persatu mata berhasil dicongkel dan diawetkan sebagai koleksi.

Aku masuk melihat-lihat koleksinya, cukup menarik. Mendengar cerita Olivia tersebut, aku rasanya ingin meneteskan air mata tapi apa daya tidak keluar.

Aku selalu teringat kepada Mira, kemudian aku melakukan telepati pikiran kepadanya. Kira-kira seperti ini isi telepati yang kusampaikan.

Aku selalu berdoa supaya kamu baik-baik saja,

*Aku ceritakan tentang Olivia dan kisahnya*

Sayang.. Cinta itu rumit, cinta menyatukan dua hati kita yang berbeda. Namun, selalu saja perih dan luka tak henti-henti kamu rasakan. Aku selalu saja menggores luka.. dan ketika pulih, aku justru merobeknya. Sulit untuk mengerti dirimu karena aku terlalu bodoh untuk hal itu, namun aku terus berusaha mendalaminya. Menyelami lautan cintamu. Tak hentinya kamu mengajariku dan bersabar denganku.
Ketika kamu tersenyum bahagia, dengan cinta yang menghiasi kuntum bibirmu. Aku berharap menjadi alasan dari setiap senyummu. Aku tak ingin sedikitpun membuatmu bersedih dan kecewa. Apalagi menggores luka. Karena kamu adalah definisi cinta bagiku. Bukan sekedar kata, namun tulus terungkap dari hatiku.

Setelah telepati selesai, kemudian aku mengajak Olivia untuk membantuku melawan The Claw bersama dengan Shadow dan Rey. Bagaimanakah respon Olivia?

Penasaran??
Tunggu lanjutannya ya.
Jangan lupa vote, komen, share ke medsos kalian. Matur thank you. 😉

"Romantis bukanlah sebuah drama, romantis adalah kita dalam cinta." (Author)

Psikopat, Romantis (Katanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang