Huft, akhirnya sampai juga. Aku bersama teman-teman bergegas menuju tempat yang dimaksud oleh Olivia. Sebuah rumah sakit besar, suasana mencekam, angker, banyak mayat berserakan dimana-mana. Lebih terlihat seperti kuburan dalam bentuk rumah yang besar. Sebelum kami sampai disini, ada banyak sekali rumah sakit di daerah ini.
Semuanya terbengkalai, hanya berisi mayat-mayat yang telah membusuk. Bahkan semua pemukiman, pertokoan, kantor polisi juga berisi mayat-mayat yang telah membusuk. Semua mayat berceceran dipenuhi lalat dan belatung.
Kabarnya, The Claw selalu menghabisi para psikopat dan orang-orang. Namun di daerah ini, The Claw sama sekali tidak pernah berani menginjakkan kaki untuk masuk ke daerah ini.
Adinda, aku pernah mendengar nama itu, tapi dimana? Sudahlah, aku sendiri pun lupa. Sekarang yang terpenting adalah bagi siapa saja yang berani menginjakkan kaki masuk ke daerah ini, selain kurir pengantar pembalut dan peralatan mandi serta makanan, maka selain itu tidak bisa keluar dengan mudah.
Firasatku mulai tidak enak tapi lama kelamaan malah jadi enak. Nah lo?. Akhirnya kami sampai di rumah sakit itu, tempat kediaman Adinda. Psikopat yang sangat ditakuti di daratan maupun di lautan. Bahkan di udara pun juga demikian. Ia sendiri yang telah menghabisi seluruh manusia di daerah ini. Terutama semua orang yang sedang sakit. Karena misi atau tujuannya sangat mulia, ingin sekali menghapuskan rasa sakit yang dirasakan oleh mereka. Cara yang diambil oleh Adinda adalah dengan membunuh mereka secara cepat.
Melihat orang-orang terbaring lemah tak berdaya membuat Adinda merasa kasihan. Kemudian ia menghentikan dan menghabisi seluruh rasa sakit itu dengan cara membunuh mereka semua. Pada infus yang tertancap langsung ke pembuluh darah, ia suntikan sianida dosis tinggi sedemikian rupa. Adinda memiliki kemampuan beladiri yang sangat baik, ia juga sangat kuat. Bahkan lebih kuat dariku. Dan satu lagi, ia juga kebal terhadap peluru dan pisau. Adinda mempelajari semua teknik tersebut dari seluruh sudut-sudut dunia. Aku telah masuk ke kandangnya. Sangat mudah sekali bagi Adinda untuk membunuhku bersama teman-temanku.
Pintu rumah sakit itu aku buka. Pintu kaca besar yang berpasangan dilengkapi dengan gagang besi. Pemandangan didalam rumah sakit itu sangat mengerikan, namun ada satu ruangan yang sangat bersih dan steril, itu adalah tempat sehari-hari Adinda. Sialnya lagi, ia telah mengetahui kedatangan kami. Ia duduk menghadap membelakangi kami.
"Kalian hanya pengecut yang datang ramai-ramai, bahkan aku bisa membunuh The Claw beserta pasukannya dan memasukkan mereka di satu lubang yang sama." kata Adinda
Kami hanya terdiam, aku meminta teman-temanku untuk tetap tenang. Jangan gegabah, dan mundur jauh-jauh dari Adinda. Perkataannya itu bukanlah main-main. Aku maju sendirian, tanpa senjata apapun. Ketika Adinda menoleh, ia langsung tercengang, kaget, dan berlari menuju ke arahku.
"Ero, ini kamu? Ternyata kamu adalah psikopat," kata Adinda
"Darimana kau tau, kalau aku ini psikopat?" tanyaku
"Siapapun yang berani kesini hanyalah psikopat dan mereka semua sudah mati. Bahkan orang yang menamai dirinya The Claw itu, bersama seluruh pasukannya." jawab Adinda.
Aku sangat tercengang mendengarnya. Aku heran dan bertanya mengapa Adinda tidak membunuh kami semua. Ia hanya menjawab bahwa satu perbuatan kecil dapat membuat suatu hal yang besar. Adinda tidak memiliki siapapun lagi, pada suatu malam aku pernah menyelamatkan Adinda dari mobil yang melaju kencang, aku bahkan menghampiri dan memarahi supirnya.
Hal itu yang membuat Adinda merasa berhutang nyawa padaku, dan sejak saat itu aku dianggap teman olehnya sampai sekarang. Mengetahui bahwa aku bersama teman-temanku maka secara otomatis, mereka juga adalah teman dari Adinda. Sebenarnya aku tidak pernah takut untuk menghadapinya seorang diri, meskipun Adinda telah membunuh banyak sekali orang dan psikopat yang ada.
Masalah hati, cinta, perasaan, hanya karena itu yang membuat Adinda menjadi psikopat yang sangat tangguh seperti sekarang ini. Kemudian kami semua kembali berjalan menuju desa yang buta. Adinda membawa peralatan medisnya dan mulai menangani Mira hingga pulih.
Beberapa waktu telah berlalu, aku sudah tidak memiliki musuh yang menghantui pikiranku. Akhirnya kami memutuskan untuk berpencar ke berbagai sudut dunia untuk menetap dan menjalani kehidupan masing-masing.
Ada pertemuan, pasti ada perpisahan.
Aku bertanya kepada teman-temanku.
"Selama kejahatan masih ada di dunia ini, aku akan menghabisinya. Kalau kalian, apa rencana kalian setelah ini?" tanyaku.
"Selama masih ada rumah sakit beserta isinya, aku akan menghentikan seluruh rasa sakit disana serta dokter dan perawat yang setiap kali mengeluh saat menangani pasien." jawab Adinda
"Selama masih ada orang berpacaran seenaknya didepan umum, aku akan membunuhnya." jawab Shadow
"Selama masih ada mata yang indah, aku akan mencongkel dan mengkoleksinya." jawab Rey
"Kalau aku akan tetap menjaga desa yang buta ini sampai aku mati." jawab Olivia.
"Baiklah kalian semua, jalankan tujuan kalian masing-masing. Jalan kita berbeda, tapi selamanya kita adalah teman." ujarku kepada mereka.
Kemudian kami melangkahkan kaki kami semakin menjauh dan hilang.
Di dunia ini ada hitam dan putih, ada cahaya dan kegelapan. Aku berada diantara keduanya.
Dalam hidup ini ada pemenang, ada juga pecundang.
Aku?
Aku hanyalah seorang psikopat.
.
.
.
.
.
End.
.
.
.
.
Terimakasih untuk teman-teman, semua pembaca yang meluangkan waktunya untuk membaca cerita yang sangat amat super gaje dariku ini. Akhirnya selesai sudah Psikopat, Romantis (Katanya). Tidak ada sekuel maupun prekuel dari cerita ini, it's the only one. Pertama kalinya aku menulis sebuah cerita, pertama kalinya aku publikasikan secara umum. Pasti banyak sekali kekurangan dan tulisan-tulisan yang tidak bagus. Tapi yang terpenting adalah it's totally free.Aku cuma ingin berpesan bahwa, tetaplah menulis, karena dengan begitu kalian akan selalu dapat mengingat kembali. Dengan menulis akan menjadi sebuah keabadian.
Keep Calm and read also write on wattpad.
See u All.
Thanks.
KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat, Romantis (Katanya)
FantasyHighest Rank #8 on featured Sebuah cerita tentang aku dan kehidupan psikopatku yang anti mainstream. Part demi part sedang dalam tahap pengembangan cerita. Sekecil apapun dukungan kalian akan sangat berarti bagiku. Cinta, pengorbanan, dan rasa sakit...