Kolase 6 - Triangle Meeting

524 32 22
                                    

Apabila kalian bertanya-tanya, "Kenapa kok rapat segitiga sih?"

Aku menjawab seperti ini, "Karena isinya ada 3 segi atau 3 sisi, yaitu Aku, Mira, dan Shadow. Kami melakukan rapat ini secara mendadak."

Beberapa menit kemudian, pintu toilet rumah Mira akhirnya terbuka. Hal tersebut menandakan bahwa Shadow sudah selesai membuang hajatnya alias buang air besar. 😂
Selang beberapa detik kemudian, setelah pintu toiletnya terbuka, Mira langsung menembakkan peluru bius ke arah Shadow. Namun, ternyata Shadow telah mencongkel penutup closet dan menjadikannya sebagai perisai, sehingga peluru yang ditembakkan oleh Mira tidak mengenai tubuhnya.

"Woy Shadow, ini aku bawakan kepalamu." teriakku kepada Shadow.

"Itu bukan kepalaku, itu kepala orang yang aku bunuh barusan." jawab Shadow.

Lalu aku memberikan kepala itu untuk Shadow.

Akupun berkata kepada Mira, "Ini dijauhin lah gunting rumputnya"

"Memangnya kenapa??" jawab Mira

"Karena didalam kopi yang kamu minum itu sudah aku beri racun. Jadi, bila ku mati -- kau juga mati. Karena tak ada cinta sehidup semati."

*Malah nyanyi*
*skip*

Akhirnya Mira melepaskan penodongan mautnya. Menjauhkan gunting rumput berukuran besar dari leherku. Jarak antara gunting rumput dan leherku hanya beberapa centimeter saja. Sedikit kesalahan dalam pergerakan, akan mengakibatkan gunting rumput itu menancap di leherku. Setelah gunting rumput itu dijauhkan, aku pun memberikan penawar racun kepada Mira. Penawar racunnya aku kemas dalam bentuk tulisan tangan pada secarik kertas. Tertulis seperti ini: "Itu cuma kopi biasa, nggak ada racunnya sama sekali."

Aku melakukan semua itu hanya untuk tipuan semata. Aku sudah menduga Mira akan melakukan sesuatu yang diluar nalar. Ternyata benar, Mira menyanderaku dengan gunting rumput itu. Tentang racun palsu tersebut, bagaimana mungkin aku meracuni Mira, kekasihku sendiri. Mira sempat menunjukkan ekspresi keheranan sekaligus sebal ketika membaca tulisan tanganku itu.

Singkat cerita, kami bertiga duduk pada suatu ruangan yang cukup luas di rumah Mira. Sebut saja ruang tamu atau ruang keluarga. Kami duduk membentuk formasi segitiga. Meskipun begitu, tidak aku berikan gambar mata ditengah-tengahnya. Karena kami bukan sekte iluminati, kami hanyalah psikopat. Pada awal rapat dimulai, kami pun menceritakan diri kami masing-masing. Shadow memiliki kekuatan menjadi seperti bayangan serta kecepatan pergerakan luar biasa layaknya angin. Namun, Shadow dapat dikalahkan oleh psikopat.

Aku mengajukan pertanyaan kepada Shadow, "Bagaimana hal itu bisa terjadi?"

Aku akan menceritakannya, setelah Shadow diajak berpisah oleh Vania, ia memilih jalan kegelapan. Pada kondisi ini Shadow sangat yakin, Vania pasti merasa bersalah atas perbuatannya sehingga Shadow memilih jalan kegelapan. Tapi setelah kalimat terakhir itu terucap, tak ada satupun kabar serta keberadaan Shadow yang diketahui oleh Vania. Kemudian Vania pun mencoba untuk benar-benar melupakan perkataan Shadow. Vania juga dibantu oleh cowok barunya supaya selalu berpikir positif dan mengabaikan saja perkataan Shadow.

Jalan kegelapan yang dimaksud Shadow adalah pembalasan atas sakit hatinya kepada dunia. Karena kecintaannya terhadap Vania, maka Shadow tidak akan pernah menyakitinya. Shadow memilih untuk menyakiti orang lain yang ia temui. Jika Shadow melihat ada orang berpacaran, maka ia akan membunuh si cowok. Harapan Shadow adalah supaya si cewek bisa mau menerima Shadow yang secara logika cowok tersebut tidak mampu menjaga si cewek, tapi justru malah mati di tangan Shadow.

Seharusnya yang lebih pantas melindungi si cewek adalah Shadow, karena ia kuat dan memiliki kemampuan unik. Tapi tetap saja si cewek bukannya malah mau menerima Shadow, malah sakit hati dan mencaci serta meninggalkan Shadow. Kasihan sekali Shadow ini, habis kelakuanya begitu sih.

Psikopat, Romantis (Katanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang