Kolase 9 : Once Upon a Time at Halloween Eve

441 17 8
                                    

Cerita ini adalah spesial part dalam rangka bertepatan dengan Halloween pada hari Selasa, 31 Oktober 2017. Mengalami pengembangan cerita pada hari ini 30 Oktober 2019. Cerita ini masih ada kaitannya dengan judul utama Psikopat, Romantis (Katanya). Begitu pula dengan tokoh Aku yang bernama Ero, tidak ada pengubahan nama apapun.

Pada suatu malam, ketika aku melanjutkan pencarian para psikopat. Aku tersadar akan sesuatu hal yang selama ini lumayan menghantui. Ternyata sesuatunya adalah malam Halloween, yang bertepatan dengan malam ini. Seringkali terjadi, Shadow tiba-tiba berhasrat ingin membuang air besar.

Shadow mencari tempat untuk pembuangannya, sementara aku menunggu Shadow selama tiga puluh menit.

Tiga puluh menit aku disini, tanpa suara.

Lho.. kok malah nyanyi jadinya.

Setelah Shadow selesai membuang air besarnya, kemudian Shadow curhat kepadaku. Isi curhat pada intinya adalah Shadow mulai lapar. Aku kemudian menyarankan Shadow untuk membeli snick*rs. Namun ternyata, Shadow tidak memiliki uang untuk membelinya. Rupamya Shadow tidak bekerja, sehingga mengakibatkan tidak memiliki uang.

Tak lama kemudian, aku juga merasa lapar melakukan perjalanan ini bersama Shadow. Akhirnya, Shadow mengajakku kerumahnya untuk makan disana. Setibanya di rumah Shadow, aku agak terkejut sedikit. Rumah Shadow terlihat sangat suram. Seperti masa depan para jomblo yang bertebaran. Nuansa kegelapan dibalut horror, serta suara-suara jangkrik.

Namun, dibalik kesan rumah yang angker itu, ternyata cat rumah Shadow berwarna merah muda. Sangat fantastis sekali warna cat rumahnya. Shadow pun memberikan penjelasan terhadap cat merahudanya. Shadow mengatakan bahwa merah identik dengan darah, putih identik dengan darah putih. Alhasil Shadow mengecat rumahnya dengan merah muda, perpaduan dari kedua warna itu. Shadow juga memneritahukan bahwa dirumahnya terdapat makanan.

Shadow berkata padaku bahwa dia juga pandai memasak. Dengan kondisi kelaparan seperti ini, aku mengiyakan saja. Tak lama kemudian, akhirnya kami sampai di rumah Shadow. Aku digendong oleh Shadow, kemudian kami berdua melesat dengan cepat setara dengan kecepatan suara. Kurang lebih seperti bayangan yang dikejar maling.

Shadow mulai memasak, kemudian menyajikan makanan yang sudah matang. Makanannya terlihat penuh kelezatan. Tanpa basa-basi lagi dikarenakan kami sudah terlalu lapar, kami pun langsung menyapu bersih makanan yang dihidangkan.

Aku penasaran kepada Shadow, kemudian bertanya tentang asal muasal dari makanan yang dimasak olehnya. Rasanya enak sekali, aku belum pernah melahap makanan selezat ini. Shadow menjawabku dengan memberitahukanku bahwa makanan ini adalah daging gadis perawan yang beberapa minggu lalu Shadow bunuh. Daging sudah dipotong- potong sedemikian rupa serta diletakkan di lemari es supaya awet dalam beberapa mingggu bahkan bulan.

Mengetahui akan hal itu, Aku langsung shock. Aku tidak menyangka bisa memiliki teman kampret seperti Shadow. Aku memang psikopat, tapi aku bukan kanibal yang memakan daging korbanku. Namanya manusia lagi kelaparan malah diberi makan daging manusia pula. Tapi enak sih 😁.

Setelah selesai makan, aku memarahi Shadow seperti orang tua yang memarahi anaknya. Bukan berarti aku tua, aku ini masih muda. Umurku tidak jauh berbeda dengan kalian para readers. Beberapa lama kemudian, secara tiba-tiba mulut kami terasa pahit. Mungkin ini disebabkan karena efek samping memakan daging gadis perawan.

Di kepalaku teebesit suatu pertanyaan, kenapa Shadow tidak merenggut keperawanan gadis itu terlebih dahulu?.

Ah, sudahlah lupakan saja pertanyaanku barusan.

Shadow menjelaskan padaku bahwa meskipun dirinya adalah seorang psikopat, tetaplah harus menghormati wanita. Maka dari itu, Shadow tetap menjaga keperawanan dari gadis tersebut. Sangat romantis sekali perbuatan Shadow. Aku jadi mual karena teringat daging gadis itu sudah dicerna didalam tubuhku.

**Stop reading** **maintenance**

Kemudian aku menyarankan Shadow untuk pergi dari rumah ke rumah untuk meminta permen. Permen dapat membuat mulut kami tidak pahit lagi. Kebetulan malam ini kan malam Halloween, jadi sekalian trick or treat gitu. Shadow setuju terhadap saranku. Kemudian, kami bersiap-siap untuk melakukan kegiatan Halloween tsb. Shadow langsung pergi meninggalkanku begitu saja. Melesat bagai bayangan dikejar maling, kemudian masuk ke salah satu rumah orang. Shadow langsung memenggal kepala orang itu. Shadow kemudian membawa kepala orang itu sebagai kostumnya. Tidak lupa Shadow melumuri darah di pakaiannya supaya terlihat lebih dramatis horror.

Aku pun tak mau kalah dengan Shadow. Aku pergi ke kuburan dekat sini mencari jasad maling yang pernah kubunuh kala itu. Aku mencarinya selama kurang lebih seperempat jam. Akhirnya kutemukan jasad maling itu dengan usaha penggalian tanah yang cukup ekstra. Aku memotong tangannya, karena maling itu tangannya harus dipotong. Kemudian aku membawa potongan tangan itu, aku letakkan dipundakku. Aku lem dengan bajuku sehingga menempel sedemikian rupa. Akhirnya, selesai sudah kostum Halloween kami. Sekarang saatnya menuju rumah ke rumah untuk mendapatkan permen.

Tok.. tok.. tok..

Kami mengetuk pintu pertama. Seorang gadis kecil keluar sendirian. Gadis itu kemudian kaget luar biasa, hingga gadis itu menangis dengan kencang melihat kami. Sesaat kemudian, ibu dari gadis itu langsung keluar dan memarahi kami. Aku dan Shadow hanya mendengarkan ocehannya sambil melongo.

"Sabar dulu Shadow," ucapku pelan berbisik kepada Shadow.

"Oke Er, woles." balas Shadow kepadaku dengan senyum yang menjijikan.

Setelah ibu dari gadis itu berhenti memarahi kami.

Krekkk.. Jebret..

Dengan cepat Shadow memenggal kepalanya. Kemudian Shadow menghadiahkannya kepada gadis kecil itu. Sangat romantis sekali kan. Tangisan gadis kecil itu semakin menjadi-jadi. Aku dan Shadow tidak memperdulikannya. Aku dan Shadow masuk ke rumah gadis kecil itu dan mengambil permen. Se-toples permen aneka rasa bersama toplesnya. Lumayanlah bisa dijual toplesnya. Bisa buat biaya makanku dan Shadow. Setelah berhasil mendapatkan permen, kami langsung memakannya. Tidak lupa dikupas dulu bungkusnya. Shadow meminta bantuanku untuk mengupas kulit permen miliknya.

Astaga, dasar Shadow. Psikopat macam apa dia ini, memenggal kepala orang dengan mudahnya. Namun, membuka bungkus permen tidak bisa. Aku membukakan bungkusnya, kemudian Shadow malah langsung menelannya. Seketika Shadow tersedak permen itu. Shadow meringis kesakitan seperti wanita yang sedang menstruasi. Aku langsung memukul - mukul punggung Shadow. Bukannya permen itu keluar dari tubuhnya melalui mulut. Malah Shadow jatuh pingsan akibat aku memukulinya. Kemudian aku membawa tubuh Shadow yang jatuh pingsan. Sekarang aku gantian menggendongnya. Aku tidak bisa melesat dengan cepat seperti Shadow. Aku juga tidak kuat menggendong tubuh Shadow dalam waktu yang lama. Berat sekali Shadow ini. Aku tidak tahan lagi, kemudian aku menyeret tubuh Shadow. Aku membawa Shadow kerumahnya lagi. Aku menunggu Shadow sampai siuman sambil menyiapkan segelas air darah dari kepala ibu yang dipenggal Shadow tadi. Sangat romantis sekali perlakuanku kepada Shadow.

Tak lama kemudian, Shadow mulai sadar dari pingsannya. Permennya sudah mencair di tenggorokan Shadow. Aku segera menyodorkan segelas air darah itu kepada Shadow. Dia langsung berterimakasih kepadaku karena sudah begitu perhatian kepadanya. Aku juga meminta maaf karena memukuli Shadow sampai pingsan. Kemudiam Aku dan Shadow membersihkan diri. Kami mandi bergantian, karena hanya ada satu kamar mandi disini. Setelah rapi, wangi, dan flexible. Kami melanjutkan perjalanan mencari psikopat-psikopat yang handal untuk membantu kami melawan The Claw beserta teman-teman psikopatnya. Dalam perjalanan kami yang cukup memakan waktu. Kami makan daging hewan buruan dan buah-buahan. Terkadang Shadow makan daging manusia buruannya. Aku tidak mau karena tidak doyan. Terkadang juga Shadow makan rumput, katanya baik untuk kesehatan. Jika ingin minum, kami mencari sungai-sungai terdekat. Atau kami langsung meminum dari mata air di kaki gunung terdekat. Dengan kecepatan yang Shadow miliki lumayan berguna juga. Meskipun aku dan Shadow berjalan berduaan. Kami menjaga jarak, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Begitulah sedikit kisah Halloween-ku bersama Shadow, cukup menyenangkan dan romantis tentunya.

"Happy Halloween, be careful of love. Because love is the biggest enemy."

"Trick or treat!!"

Jangan lupa di vote ya, thanks a lot. 😉

Psikopat, Romantis (Katanya)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang