So sorry for the delay, my cold getting worse 😷😷😷 It's still October btw #ngeles
.
.Melisma dan Amarta sama-sama mengerutkan kening melihat Ratimeria memantulkan bola satu kali ke lantai hijau. Setelah memandang sekilas pada Lotad dan Hebron, gadis itu lalu melemparkan bola ke udara dan detik berikutnya bola itu melesat-tidak terlalu kencang ke depan.
Terlalu rendah, komentar Lotad saat melihat gerak bola itu justru menukik. Sepertinya sikap tenang yang ditunjukkan Ratimeria hanya gertakan. Dia mungkin terlalu bodoh hanya untuk memulai permainan dengan serve ringan. Apa yang dipikirkan Lotad kira-kira sama dengan teman satu timnya, bahkan Melisma dan Viola. Dugaan mereka benar ketika bola membentur garis atas net.
Namun rupanya hasil akhir yang melesat jauh dari perkiraan sontak membuat Mawa dan Hebron menganga. Melisma tercengang, begitu pun dengan Viola.
Bola itu memang mengenai net-tapi hanya terserempet pada pinggiran. Geraknya pelan. Ratimeria tidak membidiknya secara terburu-buru hingga baik Lotad dan Hebron tidak mengantisipasinya. Bola itu tidak jatuh ke area Viola dan Ratimeria. Sebaliknya, terkesan amat mempermainkan kedua laki-laki itu, sang Bola terjun ke area mereka.
Skor untuk Ratimeria.
"Damn it!" umpat Lotad seketika. Sambil menahan kekesalannya, dia melangkah untuk memungut bola.
Permainan dimulai lagi. Lotad memulai dengan serve dan langsung dibalas dengan Viola. Mereka saling membalas dalam tempo yang mulanya stabil. Begitu menemukan celah, Lotad melompat tinggi lalu melontarkan smash keras. Viola berdecap dan saat itu juga berlari menyongsong bola. Tubuhnya membungkuk rendah sekali saat membalikkan tembakan.
Kena kau!
Karena membalas dalam posisi yang jauh dari mantap, Lotad mengunci bidikan. Suara pekikkan peluru memaksa Viola menahan napas begitu melihat bola meluncur bebas ke belakangnya.
Ratimeria masih tetap menunjukkan raut tanpa ekspresi. Melihat bola yang ditembakkan penuh tenaga itu, dia hanya memegang raketnya menggunakan tangan kanan-forehand. Ah bukan, batin Melisma. Itu bukan cara memegang raket tenis yang baik. Cara Ratimeria memegangnya sama seperti menggenggam gagang senjata tajam.
Nyatanya gadis itu tidak terlihat membuang energi yang sama besarnya dengan Lotad ketika menembakkan bola. Sekali lagi, oleh Ratimeria bola itu terlontar tidak terlalu kencang. Lotad bersiap dengan mundur begitu geraknya melengkung jatuh di areanya. Namun saat laki-laki itu hendak mengayunkan raket, bola itu lagi-lagi mengejeknya-benda sialan itu jatuh tapi tidak memantul. Sang Bola memutar, menggesek permukaan lantai lapangan hingga aus lalu berhenti.
"What the-..." Mawa hendak mengumpat, tapi di detik yang sama tenggorokannya seolah tersumpal.
Jangankan untuk membalikkan bola, perlawanan Lotad pun langsung lumpuh mendapati bola itu tampak tidak sudi menghambur ke arahnya.
Apakah gadis itu sedang mempermainkannya sekarang? Lotad menatap tajam pada Ratimeria yang masih kelihatan tidak peduli. Tenaganya tidak seberapa gara-gara tubuh rampingnya yang kurus dan dengan lekuk halus. Tapi tekniknya luar biasa. Gadis itu bahkan tidak perlu bersusah-susah mengimbangi gerak Lotad dan Viola. Dia hanya akan menunggu saat yang tepat untuk mencuri skor.
Namun dugaan Lotad yang mengira Ratimeria tengah mempermainkannya rupanya meleset. Setelah memberikan bentakan pada Hebron supaya mengambil bola baru, Lotad melihat gadis itu menoleh ke samping tanpa membalikkan tubuhnya.
"Chrysantee," sebut Ratimeria yang langsung saja membuat Lotad dan Mawa terpaku. "Bangun."
Bagai seseorang yang kaget karena jam weker yang menjerit brutal, Tiara terperanjat. Sontak dia menegakkan punggung tapi kepalanya malah membentur kursi yang tengah Melisma dan Amarta duduki. Gadis itu pun mengerang sambil berguling-guling.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Twins: Out of Story
Novela JuvenilThis works only contain out-of-story of my charas in the main story. Don't read if you didn't read main story. Apa jadinya kalau si Kembar berkumpul? . . . . . Kekacauan