Chapter 7

11.8K 402 3
                                    

Pria yang menjadi cinta pertama seorang wanita pastilah dia pria yang luar biasa hebat karna bagi sebagian wanita cinta pertama tidak mudah untuk dilupakan.

-Uknown-

Happy reading gaes~ 😃😃

Mereka saat ini tengah duduk berdampingan dimana arline yang tengah berusaha mengunyah dan menelan fried chicken dengan susah payah dan david yang tengah menatap arline dengan intens membuat gadis itu gugup dan berdebar-debar.

"Jangan menatapku seperti itu". Arline bergumam dalam kunyahannya.

"Aku sedang memuaskan diriku".

"Huh?". Seakan tersadar david mengerjabkan matanya dan tersenyum kecil.

"Aku merindukanmu". David menatap gadis di depannya dengan senyuman kecil dan kalimat itu membuat arline menghentikan kunyahannya dan menatap david dalam. Sebenarnya.. Aku juga. Apa? Tidak! Hati dan pikiran arline berteriak bersamaan.

Bagaimanapun arline menyangkal tetap saja masih ada rindu untuk david dan perasaan yang dulu pernah datang menghampirinya bahkan sampai saat ini masih sama tidak pernah berubah sejak terakhir kali mereka mengatakan untuk berpisah.

"Kau, kau tidak pulang?". Arline bertanya pelan dan itu menghentikan aktifitas tangan david yang tengah membersihkan noda saus disekitar bibirnya.

"Sebentar lagi".

"Pulanglah, kurasa pekerjaanku hampir selesai. Terimakasih untuk makanannya". Bohong! Bahkan sejak david datang tadi sampai saat ini ia masih belum mengerjakan sisanya yang masih terhitung seperempat lagi. Arline tersenyum menatap kearah bola mata biru david dan terdiam beberapa saat. Disana ia bisa melihat ada secercah harapan dan kebahagiaan. Apakah itu karenanya?

"Aku bahkan berniat mengajakmu pulang bersama".

Dulu betapa arline sangat beruntung memiliki kekasih seperti david. Pria ini dengan sejuta pesona yang mampu memikat siapa saja yang berada disekitarnya. Banyak pria tampan dan mempesona yang lainnya tapi itu tidak membuat arline tertarik sama sekali, dengan david entah kenapa hanya sekali tatap saja hatinya langsung luruh dan berontak seolah berkata 'miliki aku' 'aku ingin bersamamu'.

David seolah memiliki magnet dalam dirinya yang membuat arline tertarik bahkan jauh dari kata itu, ia menyukai pria itu. Tidak hanya memiliki wajah rupawan david memiliki pribadi yang baik, sopan, santun dan menghargai orang lain. Terbukti saat mereka menjalin hubungan david tidak pernah menyentuhnya selain sebuah ciuman di dahi dan pipi saja.

"Kita pulang bersama".

"Tidak. Aku.. Sebenarnya-".

"Tidak ada bantahan, catty". Oh panggilan itu lagi. Tapi kenapa saat david yang mengatakannya membuatnya berdebar senang? Ayolah ar jangan seperti ini! Kalian bukan siapa-siapa lagi.

"Tapi aku-". Sebelum sempat melanjutkan kata-katanya ucapan arline terputus oleh dering ponselnya. Melihat siapa pemanggilnya membuat arline hanya mendengus kecil.

"Ya".

"Kutunggu lima menit lagi".

"Apa?".

"Aku di lobi sekarang, cepatlah keluar".

Setelah mengucapkan kalimat penuh perintah pria itu menutup panggilan sepihaknya membuat arline menjadi sedikit kesal. Oh.. Lihatlah tingkahnya itu! Tunggu, apa M datang menjemputnya? Tapi kenapa? Untuk apa?

"Ada apa?". Suara barington milik david memecahkan lamunan arline tentang M.

"Kurasa aku sudah di jemput, terimakasih untuk makanan ini". Arline membereskan berkas yang berserakan dan menatap david sekilas kemudian tersenyum kecil lalu berjalan kearah lift.

Damn!! Its So Hurt..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang