Chapter 15

11.4K 385 5
                                    

Hallo 😊😊
Balik lagi buat lanjutin cerita yang gak ada habisnya ini 😄😄
Semoga suka yaa,

"Keadaannya membaik. Kau menjaganya dengan sangat baik". Reon tersenyum setelah memeriksa keadaan arlette yang semakin membaik dari beberapa hari terakhir ini.

Pria yang saat ini berdiri di sisi ranjang arlette mendesah lega dan tersenyum kecil saat dokter yang merawat arlette berujar ringan.

"Jika keadaannya stabil seperti ini terus kurasa tidak lama lagi ia akan bangun dari komanya". Reon kembali berujar pada pria itu. Tidak mendapati respon dokter muda itu menepuk bahu pria itu kecil dan membuatnya seakan tersadar. Senyuman kecil tercetak dibibir merahnya sebagai ungkapan terimakasihnya pada dokter muda itu.

***

Arline meregangkan otot-otot tangannya akibat cara tidurnya yang salah sehingga menjadi kebas dan sedikit kram. Seharian berbaring diatas ranjang dan menangis.

Sial.

Mengingat itu hatinya kembali merasa sakit. Lupakan, ar! Sekarang saatnya kau bangun dan kembali bekerja. Sepulang kerja nanti ia akan menjenguk kakaknya yang beberapa hari ini belum ia kunjungi.

Beberapa hari arline tidak masuk kerja ternyata berkas dan dokumen-dokumen bisa sebanyak ini dan arline tidak pernah membayangkan akan disambut dengan tumpukan tinggi ini di atas meja kerjanya.

"Ar".

"Oh, hai. Sandra". Arline menyapa sahabatnya itu singkat saat melihat sandra tidak jauh dari tempatnya berdiri saat ini. Setelah sapaan singkat itu arline kembali melangkahkan kakinya ke dalam ruangannya. Pasalnya saat ini ia tidak bisa berlama-lama berdia diri di depan pintu karena berkas-berkas sialan itu menumpuk disana.

"Kenapa beberapa hari ini kau tidak bekerja?". Sandra dengan ekspresi penuh selidiknya telah berdiri di hadapan arline yang saat ini akan menarik kursi putarnya terhenti.

"Aku sakit".

Mendengar penuturan singkat dari arline membuat sandra menatap sahabat di depannya dengan iba.
Lihatlah wajah putihnya yang tampak pucat dan butiran-butiran keringat di dahi arline bahkan ini masih pagi tapi dia berkeringat sangat banyak.

"Kau tidak kelihatan baik. ada apa, Ar?". Suara lembut sandra terdengar lagi. Ia tahu ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya ini tapi ia tidak akan memaksa jika arline tidak ingin bercerita saat ini.

"Hanya sesuatu yang tidak penting". Arline menghiasi wajahnya dengan senyuman.

Sesuatu yang tidak penting tapi melukai perasaanmu kan?

Setan sialan!

Berani-beraninya saat ini dia berkomentar di saat arline seperti ini.

"Baiklah. Nomerku selalu aktif jika kau berniat untuk bercerita nanti". Sandra hanya menjawab seadanya ketika melihat ekspresi lain dari arline dan kemudian berlalu dari sana berniat untuk kembali ke mejanya. Bisa-bisa ia akan dimarahi managernya yang super dingin dan galak itu nanti jika tahu sandra datang terlambat saat bekerja meski pagi ini ia datang lebih awal dan berakhir di ruangan sahabatnya.

***

Arline merapikan berkas-berkas yang berserakan di atas meja kerjanya mengingat ini sudah waktunya jam pulang kantor kemudian merapikan pakaiannya yang sedikit kusut akibat terlalu lama duduk bahkan ia melupakan jam makan siangnya. Hanya beberapa lembar roti saat sarapan tadi pagi tapi entah kenapa perutnya masih terasa kenyang saat ini. Dan kebiasaan malas makannya kembali lagi.

Belum terlalu sore untuk mengunjungi orang sakit kan? Mengingat di sekitar lorong rumah sakit hanya beberapa orang. Arline sedikit aneh berjalan sendirian di suasana yang sepi ini.

Damn!! Its So Hurt..Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang