Disalah satu Mini Market, terlihat seorang gadis membawa keranjang belanja yang berisi beberapa makanan ringan dan minuman, sedang memilih beberapa es krim untuk menjadi stok di rumahnya.
Setelah dirasa semua camilan yang diinginkan sudah berada dikeranjang belanja. Ia berjalan menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya.
Berhubung hari ini hari minggu dan dirasa stok camilan dirumahnya tinggal seditik, ia pergi ke Mini Market dekat Komplek perumahannya. Aruna berjalan santai menuju rumahnya dengan membawa dua kantong plastik yang masing-masing berada ditangan kanan dan kirinya.
"Tumben jalanan lumayan sepi" monolog Aruna melihat sekeliling jalanan yang cukup sepi
Saat tinggal dua Komplek lagi akan sampai di rumahnya. Ia merasa ada seseorang yang mengikutinya, entah hanya perasaannya atau memang orang yang sengaja mengikutinya. Yang pasti untuk saat ini ia benar-benar takut untuk membalikkan badan. Dan harapannya ia akan cepat sampai di rumah.
Aruna memperlebarkan jalannya dan menggenggam kantong plastik belanjaannya dengan kuat untuk melampiaskan rasa gelisahnya saat ini. Semakin ia mempercepat langkahnya, semakin terasa pula orang yang mengikutinya.
'Siapapun tolong gue' batin Aruna
Dirasa orang yang mengikutinya semakin dekat. Aruna berlari sekencang yang ia bisa. Dengan tenaga yang tersisa satu komplek lagi akan terlewati dan ia akan sampai dirumahnya, Aruna berusaha tetap berlari.
Tiba-tiba ada seseorang yang membekap mulutnya dan membawanya bersembunyi disalah satu rumah kosong. Aruna yang terkejut sempat meronta. Tapi saat sadar orang tersebut yang menyelamatkannya dari kejaran orang yang tidak dikenalinya, ia mengikuti cowok tersebut yang masih tetap membekap mulutnya.
Setelah dirasa cukup aman, cowok tersebut melepaskan bekapannya dari mulut Aruna.
"Sorry, gue tadi kayak kasar sama lo" ucap cowok yang menolong Aruna
Aruna yang masih mengatur nafasnya yang tidak teratur hanya mampu menatap lawan jenisnya.
"Btw, nama lo siapa?" Tanya cowok itu
"Aruna, makasih udah nolongin gue. Gue pergi dulu" sebelum Aruna beranjak dari tempatnya, ia merasa ada yang mencekal tangannya
"Sorry, boleh gue anter pulang takutnya orang yang ngikutin lo tadi belum pergi dari sini"
"O..oke"
Mereka berdua berjalan dalam diam. Sampai Aruna mengeluarkan pertanyaannya.
"Nama lo siapa?" tanya Aruna
"Melvin, salam kenal ya"
"Salam kenal juga, gue kok gak pernah liat lo di komplek sini" tanya Aruna
"Gue baru pindah rumah disini, rumah lo komplek mana"
"Komplek C, sekali lagi makasih tadi udah nolongin gue"
"Santai aja kali Run" Aruna hanya membalas dengan senyum tipis
"Ini rumah gue, thanks udah nganterin gue dan nolongin gue" ucap Aruna setelah sampai di depan rumahnya
"Santai aja kali, yaudah gue pulang dulu"
"Eh.. gak mau masuk dulu?"
"Lain kali aja, duluan ya"
Aruna melambaikan tangan kearah Melvin.
"Woy Run, lo ngapain diem disitu cepet masuk" teriak Ferza dari balkon kamar Aruna yang berada dilantai dua
Aruna hanya memutar bola matanya malas. Pasti saat ini kamarnya sudah melebihi kapal pecah batinnya. Tanpa membalas perkataan Ferza, Aruna berjalan memasuki rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Teacher [HIATUS]
Romance"Lebih baik bapak jauhin saya" Aruna "Gue bisa jauhin lo, tapi otak gue gak bisa jauh buat mikirin lo" Pak Ray • Jangan lupa vote • Slow update • Happy reading