Chapter 11

4.5K 143 7
                                        

Semenjak kejadian dua hari yang lalu, Ray semakin bertingkah possesive terhadap Aruna. Hatinya selalu tidak tenang saat membiarkan Aruna keluar sendirian tanpa ia temani. Sedangkan Aruna, ia merasa bisa menjaga diri tanpa ditemani Ray maupun Bella. Saat Ray memaksa untuk menemani Aruna, ia menolak mentah-mentah. Ia tau tugas Ray bukan hanya untuk menjaga Aruna saja, Ray juga seorang guru di sekolahnya dan pasti tanggung jawabnya lebih besar.

Bagi pelajar hari senin adalah hari keramat. Yang harus bangun pagi, karena akan diadakan upacara rutin setiap hari senin. Tiga puluh menit berlalu upacara telah selesai dan semua siswa siswi meninggalkan lapangan menuju kelas masing masing.

Aruna dan Bella memilih masuk kelas paling terakhir. Pintu kelasnya sudah tertutup, Aruna berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bella yang ada dibelakangnya. Tanpa Aruna sadari diatas pintu kelasnya terdapat ember yang siap mengguyur Aruna saat membuka pintu. Saat sedikit lagi pintu terbuka, Ferza dari arah belakang meneriaki nama Aruna.

"RUN, JANGAN DIBUKA PINTUNYA!" Ferza berlali berusaha menghalangi Aruna yang siap diguyur sesuatu yang tidak tahu isi didalam ember tersebut.

BRUKKK...

"AAWWW"

BYURRR...

Ferza berhasil menolong Aruna, meskipun keduanya sama sama terjatuh. Bella yang melihat kejadian tersebut hanya bisa membuka mulutnya tidak percaya. Beruntung ia berjalan yang cukup jauh jaraknya dari Aruna. Semua yang ada dikelas mendekati Aruna dan Ferza melihat apa yang barusan terjadi.

"Bau apaan ini, gue mau muntah huekk..." Bella menutup hidungnya

"Lo gak papa kan Run" tanya Ferza membantu Aruna berdiri

"Gue gak papa , makasih ya Fer" ujar Aruna

"Lain kali kalau mau buka pintu liat liat dulu, beruntung tadi lo gak jadi keguyur air selokan sama telor busuk"

"Mana gue tau kalau tadi ada yang tarok gituan diatas pintu"

"Kayaknya ada yang sengaja deh Run" ucap Bella yang sudah ikut dalam pembicaraan

"Tapi siapa Bell, perasaan gue gak ada musuh"

"Mungkin aja dia mau nyelakain lo dari jauh" ujar Ferza

"Bisa jadi tuh Run" ucap Bella

"Kalian bertiga mending duduk, gue mau panggilin OB buat bersihin lantai yang kena air selokan. Duduk semua jangan pada ribut" Bobi ketua kelas yang menginstruksikan keteman temannya

Dari kejauhan sesorang yang sedari tadi mengawasi Aruna dan merencanakan semua kejadian itu tersenyum penuh arti. Dengan memakai pakaian serba hitam tidak lupa penutup mulut dan hidung yang digunakannya untuk menyamarkan identitasnya. Aretha, ia benar benar membuktikan ancamannya.

"Ini baru permulaan, jangan harap besok lo bisa bertahan dan kita akan lihat siapa disini yang kalah lo atau gue" monolog Retha meninggalkan tempat persembunyiannya

•••

Bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Saat ini Aruna, Bella dan Ferza berada dikantin. Mereka bertiga merundingkan kejadian tadi pagi yang hampir mengenai Aruna.

"Run coba lo inget inget, lo pernah buat masalah gak sama kakak kelas" tanya Ferza

"Seinget gue sih gak ada, gue aja gak ada yang deket sama kakak kelas" ujar Aruna

"Kalau musuh ada gak?" Giliran Bella yang mulai bertanya

"Gak ada sih setau gue"

Bad Teacher [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang