[Kenangan]

2.9K 233 24
                                    

Angin malam yang berembus semakin kencang semakin membuat Aldan mengingat kenangan-kenangan indah bersama Keira.
Ditempat ini,
Di rumah pohon dekat air terjun tengah bukit, Aldan melukis sebuah senyuman manis pada wajah Keira.
Waktu itu, Keira terlihat sangat bahagia sekali.
Ah.. asal kalian tau, itu adalah pertama kalinya Keira bahagia dan tersenyum tulus karena tindakan Aldan.

Aldan mengingat jelas bagaimana senyum bahagia yang tercetak jelas di wajah Keira.
Aldan juga mengingat jelas saat Keira merengek karena jalannya yang sempit dan Keira hanya memakai sandal jepit saja.
Ah. . .
Kenangan itu..
Kenangan yang sulit sekali di lupakan. . .

Pandangan Aldan menerawang ke bawah,
Ban itu,
Ban itu adalah ban yang di gunakan oleh Keira untuk main rafting bersama Aldan.

Setelahnya pandangan Aldan menoleh ke arah sofa. .
Aldan mengernyitkan  pangkal hidungnya,

'Benda apa itu?'

Aldan penasaran akan sesuatu benda yang nyempil di pojokan sofa.
Dan sesegera mungkin Aldan melangkahkan kakinya menuju sofa tersebut untuk melihat benda apa yang terselip di pojokan sofa itu.

"Gelang Keira." gumam Aldan.

Ya.
Itu adalah sebuah gelang j'adior Leather Bracelet, Gelang hitam yang terbuat dari kulit sapi. Gelang tersebut terdapat detail bintang dan tulisan j'adior berwarna emas. Milik Keira.

Aldan memandangi gelang tersebut dengan seksama.

"Setidaknya kamu pernah nyimpen gelang dari aku, Kei. Walaupun aku nggak pernah tau." lirih Aldan.

🍂

"Kanaya sayang. Yuk bangun!"

"Emmm. ."

"Bangun dulu yuk!"

Kanaya tetap memejamkan matanya dan bergumam, "Kanaya ngantuk banget, ma. Kanaya mau tidur aja sampai besok pagi,"

"Ini udah malam lo sayang. Dan kamu belum makan sejak pulang dari kampus tadi. Mama nggak mau ya kalau sampai anak ragil mama ini magh nya kambung lagi," bujuk Ayu. Mama Kanaya.

Kanaya membuka matanya perlahan dan menguceknya.

Ayu tersenyum manis saat menyaksikan ekspresi ngantuk anak ragilnya itu. Sungguh menggemaskan dan imut sekali.

"Bangun dulu ya sayang. Kamu makan dulu, habis itu kamu boleh tidur lagi kok," ucap Ayu sembari mengelus puncak kepala anaknya.

Kanaya menganggukkan kepalanya dua kali dan mulai bangkit.

.

Setibanya di ruang makan, Kanaya segera duduk. Sedangkan Ayu langsung mengambil piring yang ada di rak.

"Mau makan apa sayang?" tanya Ayu lembut.

Kanaya melirih ke meja makan sebentar.
"Nasi sama sambal goreng kentang aja, ma." jawab Kanaya.

Ayu menganggukkan kepalanya dan kemudian mengambilkan makanan untuk Kanaya.

"Jangan banyak-banyak, ma. Tadi kanaya udah makan roti di kampus,"

"Nggak banyak kok, cuma dikit." jawab Ayu.
"Harus di habisin!" kata Ayu sembari menyodorkan sepiring nasi pada Kanaya.

Kanaya menganggukkan kepalanya sembari menerima sepiring nasi yang disodorkan oleh mamanya.Sedetik kemudian Kanaya mulai menyantap makanannya dengan sangat lahap.

"Enak banget, ma. Masakan mama emang paling best,"

Ayu tersenyum manis dan berkata,
"Iya dong, mama kan jago masak,"

Kanaya mengangguk setuju dan kembali melahap makanannya sampai habis.

"Kenyang." ucap Kanaya sembari menyenderkan tubuhnya pada kursi, sedang tangannya mengusap-usap perut ratanya.

🍂

"Gue kasian tau nggak sih sama Kanaya," celetuk Vera tiba-tiba.

"Gue juga kasihan kali. jawab Darren.

"Lebih kasihan lagi gue, gue cuma nyadarin Aldan buat move on dari Keira eh malah gue yang kena tonjok. Ancur deh muka ganteng gue, mana yang di tonjok kedua sisi kanan dan kiri lagi," cerocos laki-laki dengan balutan kaos oblong dan celana kolor berwarna hijau tosca.

"Mampus!" ucap Darren.

"Aduh-aduh sayangnya aku abis kena tonjok akang Aldan ya. Uluh-uluh kasian, sini aku obatin,"

"Iya sayang. Sakit nih pipi aku. Nyeri nyut-nyutan gitu rasanya. Obatin pakek sun dong yang," rengek Vino.

"Dih. Jijik gue!" kata Darren sinis.

"Iya sini-sini aku sun dulu kamunya biar cepet sembuh,"

Vino bangkit dari duduknya hendak mendekat ke tempat duduk Vera.

"Heh! Lo kutil dua. Sengaja apa gimana sih!" kata Darren sembari menghadang Vino untuk mendekat ke tempat duduk Vera.

"Apaan sih! Minggir lo!" sentak Vino sembari berusaha melewati Darren.

"Ogah! Sadar dong lo! Ini itu apart gue dan lo cuma numpang disini. Seenaknya aja lo mau mesum di depan seorang laki-laki keren yang pasangannya masih di pinjem temen. Ngotak dong, lo! cerocos Darren.

"Ha. . .ha. . .ha. . . Jomblo cie.  Ha. .ha. ." celetuk Vera sembari terbahak.

"Dih. .kalo ngiri mah bilang aja lagi, Ren. Nggak usah bahas tentang tumpang menumpang. Idihhhhh..."

OSENDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang