Saat ini Kanaya sedang menangis dikamarnya, dan tanpa sengaja matanya menatap sebuah benda kotak yang berada di atas meja belajarnya, dan entah kenapa benda itu justru membuat tangisan Kanaya semakin menjadi. Ia semakin terisak merutuki ucapannya yang begitu bodoh.
Bisa-bisanya Kanaya menjelek-jelekan Keira di depan Aldan.Argh. . .
Kanaya sangat menyesali ucapannya tadi.
Ingin rasanya Kanaya menyalahkan takdir, tapi tidak bisa. Ingin rasanya memutar waktu, tapi itu mustahil.
Bodoh!
Kanaya memang sangat bodoh.Kanaya bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah meja belajarnya.
"Arrrghhhhh. . . .!!!!" teriak Kanaya frustasi sembari memporak-porandakan semua yang ada di atas meja belajarnya.🍂
"Kok tita-tiba aku kepikiran Kanaya ya, sayang,"
"Kepikiran kenapa sih sayang?"
"Ya pokoknya kepikiran aja, nggak tahu kenapa," jawab Vera sembari menyandarkan kepalanya ke dada bidang milik Vino.
Vino tersenyum dan kemudian mengelus rambut Vera dengan lembut.
Ah . . . Sungguh untuk saat ini, mereka terlihat seperti pasangan yang sangat-sangat romantis.
"Sayang?" pangil Vera sembari mendongakkan kepalanya.
Vino menjawab panggilan Vera dengan deheman.
"Ke rumahnya Darren yuk!"
Vino mengernyitkan pangkal hidungnya, pertanda bingung.
"Aku kangen Keira, Vin," lirih Vera.
Lah???
Tadi kan Vera bilangnya kepikiran Kanaya, kenapa jadi pengen kerumah Darren terus kangen Keira.
Kok jauh sih???
Ah. Bodoamat.
Yang penting Vino sayang Vera.
Vera tuh cintanya Vino pokoknya mah."Yaudah, kita kerumah Darren,"
Vera tersenyum bahagia. Matanya berbinar.
"Yuk!"
Vino terkekeh geli.
Ah kenapa Vera jadi semengemaskan itu sih? Duh nggak kuat bang Vino tuh.Jijik, Vin!
🍂
"Kakak kangen sama kamu, Kei." lirih Darren sembari menatap langit.
"Itu kamu ya, Kei?" tanya Darren sembari menunjuk salah satu bintang yang bersinar paling terang.
"Cantik. Paling bersinar, warnanya merah. Namanya apasih, Kei?"
"Ck! Sombong. Di tanyain nggak di jawab. Awas ya, besok-besok nggak gue beliin bunga lagi,"
Darren merajuk seolah-olah adeknya itu masih hidup.
"Hiks. . . .kakak kangen banget sama kamu, Kei. Kangen banget." tiba-tiba Darren terisak."Kenapa harus kamu duluan yang tinggalin kakak, kenapa bukan kakak aja yang ngegantiin kamu waktu itu?"
"Kamu tau?"
"Semenjak kamu nggak ada, mama selalu sedih, papa juga semakin dingin. Keluarga kita udah nggak seharmonis dulu lagi, Kei. Kita udah nggak pernah sarapan pagi bareng, udah nggak pernah quality time lagi, udah jarang ketemu. Pokoknya semenjak kamu nggak ada, keluarga kita juga udah nggak ada,"
"Enggak, Kei. Kakak enggak nyalahin kamu kok. Ini semua salah kakak, kakak yang nggak becus jagain kamu waktu itu, maafin kakak ya, Kei."
"Kakak jangan sedih dong,"
"Keira? Ini beneran kamu, Keira?" tanya Darren terkejut.
Keira menganggukkan kepalanya dua kali sembari tersenyum manis.
"Kakak, kangen kamu, Kei." ucap Darren sembari memeluk Keira erat.
Keira diam tidak menjawab, dia hanya tersenyum manis.
"Kakak kangen kamu,"
"Keira lebih kangen kakak,"
Darren melepas pelukannya dan menatap Keira dengan tatapan sendu.
"Kakak sayang, Keira,"
"Keira lebih sayang kakak,"
"Tolong kembali lagi, Kei." pinta Darren dengan tatapan sendunya.
Keira tersenyum manis.
"Plase. Kakak mohon kamu kembali."
"Maaf."
"Kakak mohon, Kei. Kakak mohon,"
Keira tersenyum manis, kemudian menggelengkan kepalanya.
"Tanpa kamu, keluarga kita nggak ada, Kei."
Keira tersenyum manis dan kemudian berkata, "Kembaliin keluarga kita seperti dulu demi Keira, kak,"
Darren menggelengkan kepalanya. Air matanya terus menetes tanpa mau berhenti.
"Kakak nggak bisa, Kei. Kakak nggak bisa. Cuma kamu yang bisa ngembaliin keluarga kita seperti dulu lagi, Kei. Cuma kamu!""Percaya sama Keira. Kakak pasti bisa." kata Keira.
"Kakak nggak bisa, kakak nggak tau harus gimana," lirih Darren.
"Pulang, Kak. Demi Keira. Demi keluarga kita,"
Darren diam.
"Aku mohon, kak. Pulang. Jangan malah lari dari keadaan kak. Aku sedih ngelihat keluarga kita jadi pecah, aku sedih." Keira terisak.
Darren terkejut.
"Hei, kenapa nangis? Kakak nggak suka lihat kamu nangis. Please jangan nangis. Kakak mohon,""Pulang, Kak. Demi Keira,"
Darren bingung.
"Please," lirih Keira dalam isakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSENDARA
Teen FictionMasih ingat dengan [Aldan Arshaka]? ... ?... jika masih. [mari] kita intip perjalannan sendunya setelah di tinggal Keira. O S E N D A R A danzdav ©