Darren diam, hatinya gundah, otaknya tiba-tiba membeku dan tak bisa berpikir jernih.
"Please, demi Keira kak, please," Keira memohon lagi.
Darren mendongakkan kepalanya menatap Keira lekat-lekat.
"Please," mohon Keira untuk yang kesekian kalinya.
Dan entah dorongan darimana, Darren menganggukkan kepalanya pertanda mensetujui permohonan Keira.
Keira tersenyum manis ke arah Darren.
"Makasih, Kak." lirih Keira.
Darren tersenyum dan mulai menghapus bekas air mata Keira menggunakan kedua tangannya dan kemudian mengecup kening Keira lama.
"Kakak akan berusaha semampu kakak buat nyatuin keluarg kita lagi, kakak janji sama kamu, Kei. Kakak janji."
Keira tersenyum dalam dekapan Darren.
"Keira sayang kakak, kakak jaga diri baik-baik ya, Keira pergi dulu." kata Keira sembari melepas pelukannya dengan Darren dan segera bangkit.
"Kamu mau kemana?"
"Please. Stay disini. Sama kakak sama keluarga kita juga,"
"Maaf kak, Keira harus pergi dulu, Keira sayang kakak," kata Keira dan perlahan menghilang.
"KEIRAAAAAA. . ." teriak Darren yang terbangun dari tidurnya.
Napas Darren memburu, tubuhnya berkeringat.
"Mimpi," desah Darren.
Darren mengusap wajahnya kasar.
Mimpi itu seperti nyata. Seperti nyata.
Ya.
Itu sangat-sangat nyata bagi Darren."Kakak akan tepatin janji kakak ke kamu, Kei. Kakak akan satuin keluarga kita lagi. Kakak janji. Demi kamu." tekat Darren.
🍂
Saat ini Vera sedang berada di dalam kamar Keira.
"Gue kangen lo, Kei." lirih Vera sembari mengusap foto Keira yang ada di atas nakas dekat tempat tidur Keira.
Vera memeluk erat foto Keira.
"Gue kangen pelukan lo, kangen banget." lirih Vera seraya menatap foto Keira sendu.
Vera bangkit dari duduknya dan mulai berjalan ke arah pintu yang terletak di samping almari.
Vera menarik knop pintu dengan perlahan dan kemudian Vera meraih sebuah saklar lampu yang berada tepat di samping pintu tersebut.Lappp.. . Lampu menyala dengan berbagai warna.
Seketika Vera tertegun dengan ruangan ini.
Ruangan ini masih sama. Masih rapi masih terjaga dan masih sangat menakjubkan. Tapi yang terpenting, ruangan ini adalah ruangan yang menyimpan segala kenangan tentang Keira.Di dalam ruangan ini terdapat berbagai barang-barang hasil karya Keira.
Ada lukisan dirinya dan Keira, ada lukisan kedua orang tua Keira. Ada puzzle foto teman-teman Keira. Ada dream charter karya Keira, ada kaos-kaos desainan Keira, ada lukisan wajah Aldan.Ahhh. . . .
Wait. .
Lukisan wajah Aldan?Keira ngelukis Aldan?
"Ternyata tanpa ada yang tahu, lo mulai buka hati lo buat Aldan ya, Kei?"
Mata Vera menelusuri segala penjuru ruangan.
Di sudut ruangan ada berbagai kanvas yang tertutup oleh kain-kain putih.
Vera penasaran, dan akhirnya Vera pun melangkahkan kakinya menuju ke sudut ruangan tersebut.
Vera mulai menyibak satu persatu kain yang menutupi Kanvas-kanvas tersebut.Dan.
Oh. . . .
Betapa terkejutnya Vera.
Kanvas-kanvas itu ternyata digoresi sketsa wajah Aldan.Aldan. Iya.
Aldan Arshaka Wijaya. Orang yang di jauhi Keira."Berapa banyak lagi hal yang lo sembunyiin dari kita semua, Kei?" lirih Vera.
"Kalau nyatanya lo cinta sama Aldan kenapa meski jaga jarak sama Aldan?" tanya Vera lagi.
"Kenapa kisah lo harus serumit ini sih, Kei."
''Berapa banyak keganjilan yang kita semua nggak tahu dari lo, Kei?''
Vera mulai terisak. "Bahkan sampai napas terakhir, lo tetep aja nggak ngakuin perasaan lo sendiri. Lo terlalu gengsi buat ngutarain semuanya, Kei. Lo bodoh. Lo bodoh banget."
"Lo tau, sekarang Aldan jadi dingin banget sama semua orang. SEMUA ORANG! termasuk mama sama papa nya sendiri. Dan itu semua cuma karena mereka nyuruh Aldan buat ngikhlasin lo. Dan asal lo tau juga, kemaren Vino kena pukul dari Aldan cuma karena lo, karena lo, Kei. Karena lo!" teriak Vera histeris.
Vera semakin terisak.
"Kepergian lo itu menyisakan pengaruh buruk bagi orang-orang sekitaran lo.""Mama sama papa lo jarang banget di rumah. Dan sekarang Darren, kakak lo lebih milih tinggal di apartemen."
"Keluarga lo nggak seharmonis dulu, Kei. Dan gue kasian sama kakak lo yang nggak pernah dapet kasih sayang semenjak lo pergi."
"Walaupun nggak banyak yang berubah dari Darren. Tapi satu yang gue yakini, hati Darren sudah melebur seperti raga lo, Kei." isak Vera.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSENDARA
Teen FictionMasih ingat dengan [Aldan Arshaka]? ... ?... jika masih. [mari] kita intip perjalannan sendunya setelah di tinggal Keira. O S E N D A R A danzdav ©