Seorang laki-laki berkulit putih duduk termenung di rooftop sembari mejelajahi senja.
🍂Aldan Arshaka🍂
[÷] Ada banyak perbedaan senja dan [kamu] masa depanku yang sudah berlalu.Senja,
Situasi dimana sang mentari meninggalkan sang langit.
[Emm]. Atau malah,
sang langit yang meninggalkan mentari demi sang rembulan.[Ah]
Mungkin yang tepat adalah bulanlah yang memisahkan mereka.
Atau
justru tidak pula semuanya.[Entahlah]
Semua hanya menjalankan titah-Nya tanpa penolakan dan tanpa negosiasi.
Mentari bahkan selalu kembali esok hari setelah kemarin menenggelamkan diri, seperti selalu bersedia memaafkan meski berulangkali terlukai.Sedangkan kamu,
Kamu bukan mentari yang kembali di esok hari.
Kamu bukan mentari yang bersedia memafkan meski berulang kali terlukai.
Kamu hanyalah dandelion yang terbang dan tak kembali.
Dandelion yang hanya menyisakaan kenangan indah dalam memori.Dengan titah-Nya,
Angin pergi membawamu tanpa toleransi.Ah
Entahlah,
ini ujian atau apa aku tak mengerti.
Yang ku tahu,
Kamu adalah semogaku yang tidak tersemogakan....
[÷] Senja membuatku paham akan makna dari kata [kehilangan] juga [mengikhlaskan].
[Menghembuskan napas]
Semenjak senja waktu [itu], aku paham tentang banyak hal.
Antaranya, apa yang ada bersama dengan kita, tidak akan selamanya. Semua ada masanya.
Tanpa ada praduga, tanpa ada yang meminta, masa itu akan tiba dan tidaklah sedikitpun kita sanggup menolaknya.
Siap ataupun tidak, kita tidak bisa mengaturnya seperti yang kita harapkan.
Seperti saat sebuah cinta membuat detak jantung berdesir hebat, begitupun ketika kecewa menyeruak di hati, membuat sayatan yang begitu perih.
Dan saat dihadapkan pada pertemuan, bisa jadi saat itu pula harus bersiap untuk kehilangan.Terkadang apa yang begitu di jaga dan di cintai bukalan takdir yang sesungguhnya.Senja waktu [itu] juga membuatku paham akan arti 'terluka'.
Bukan terluka fisik,
Tapi terluka batin.Ah.
Andai saja kamu memilih untuk menjadi langit,
Aku rela menjelma menjadi mentari.Walaupun langit selalu bersenandung dengan sang rembulan saat malam tiba. Setidaknya mentari akan selalu menemani langit esok hari dengan cara yang begitu istimewa.
[Menghembuskan napas]
Sudahlah!
Itu mustahil.Di [mulai] dari sini. Aku akan belajar melepaskanmu, menenggelamkan segala angan dan harapanku atas kamu.
Dan di [mulai] dari sini. Aku menutup segala penjuru hatiku juga segala rasaku yang berlogika.
Untuk siapapun itu.SIAPAPUN!
Jadi tolong! Tolong biarkan aku menjelma menjadi batu karang yang tak terkikis walau dasyatnya ombak menerjang.
....
....
setelah lama bergelut dengan dukanya senja.
Aldan mengeluarkan vapor dari dalam saku dan mulai menghisap vapornya dalam-dalam. Di kumpulkannya uap vapor dalam mulut. Di tahan. Kemudian di posisikannya bibir atas dan bibir bawah dalam bentuk lingkaran kecil. Di hembuskannya asap vapor dari mulut secara perlahan sembari di dorong dengan bibir atas dan bibir bawah.
Ah.
Tidak lupa dengan peran lidah yang ikut mendorong uap untuk keluar dari mulut.
Dan sekarang terlihat jelas bentuk lubang cloud ring Os ciptaan Aldan Arshaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
OSENDARA
Підліткова літератураMasih ingat dengan [Aldan Arshaka]? ... ?... jika masih. [mari] kita intip perjalannan sendunya setelah di tinggal Keira. O S E N D A R A danzdav ©