New York, Amerika Serikat
"Charlottee!! Bangun!! Demi neptunus kau akan melewatkan kelas pertama mu pagi ini! Cepat sikat gigi, mandi, dan sarapan! Supir sudah menunggumu!"
Teriakan itu sudah seperti alarm bagi ku. Setiap pagi Marlyn, pelayan yang sudah Charlotte anggap sebagai ibunya sendiri tak henti-hentinya berteriak layaknya mercon di tukang mainan tahun baru.
Namaku Charlotte Agatha Hadley. Ya aku tahu kalian takkan asing mendengar namaku. Aku anak dari William Hadley, pemilik perusahaan pariwisata dan perhotelan terbesar di dunia, Hadley Corp. Sedangkan ibu ku adalah seorang designer terkenal, Lily Jonnes.
Mereka berdua adalah orang paling ternama di kota ini. Sehari-hari aku hanya diurus oleh pelayan-pelayan karena mereka larut dalam kesibukannya masing-masing.
"Hmm.." Charlotte hanya menarik selimut menutupi wajahnya.
Udara pagi ini begitu dingin sehingga tak ingin membuat Charlotte beranjak dari tempat tidurnya. "5 menit lagii.."
BYUR..
"Astaga! Apa yang kau lakukan!". Sekarang kasur Charlotte basah semua karena Marlyn menyiramnya dengan seember air dingin.
"Tentu menyirammu agar kau cepat bangun tuan puteri. Bergegaslah jika kau tak ingin terkena omelan dari guru sekolahmu pagi ini," Marlyn berdiri dengan senyum yang dibuat-buat.
Charlotte menatapnya tajam setelah perlakuan Marlyn yang membuat mood Charlotte turun drastis pagi ini. Charlotte beranjak dari tempat tidur dan segera menuju kamar mandi.
Dengan cepat ia mandi karena takut terlambat. Setelah keluar dari kamar mandi Charlotte melahap habis roti berbalut selai coklat kesukaannya ditemani dengan segelas susu panas.
"Yaampun anak gadis macam apa kau ini. Masa ke sekolah rambut masih acak- acakan seperti ini." celoteh Marlyn.
Charlotte memang bukan sosok wanita yang terlalu peduli dengan penampilan sendiri. Dan sejujurnya itu sangat mengganggu Marlyn yang selalu rapi dan perfeksionis. Dengan sigap ia mengambil sisir dan menyisir rambut honey blonde milik Charlotte.
Tak perlu waktu lama untuk menghabiskan seluruh sarapan Charlotte. Roti isi selai coklat itu sudah pindah ke perutnya yang langsing.
"Bye Marlyn" teriak Charlotte dari ambang pintu.
Di depan, Pak Danu supir pribadi Charlotte sudah menunggu. Sebenarnya Charlotte bisa menyetir namun orangtuanya terlalu overprotektif sehingga tak membiarkan ia membawa mobil pribadinya sendirian.
Biasa lah mereka takut kalau-kalau ada orang jahat yang ingin mengincar Charlotte di jalan. Padahal ia bisa melawannya sendiri. Charlotte berhasil menyabet sabuk hitam dalam kelas karate nya.
Mobil BMW hitam melaju dengan gagah melewati jalan-jalan di kota metropolitan pagi ini. Jalanan tak terlalu ramai sehingga tak butuh waktu lama untuknya sampai di sekolah.
----------------------------------------------------Please vote and comment :)
Happy reading all💗xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy's Aftertaste
Teen FictionHIGHEST RANK: #11 IN AMERICA🥇 (18062018) #5 IN AFTERTASTE (01072018) #3 IN AFTERTASTE (03072018) #25 IN SENIOR HIGH SCHOOL(07072018) #770 IN MISTERY(07072018) #2 IN AFTERTASTE (05062019) "Sometimes the person you'd take a bullet for ends up being t...