#CharlottePOV#
Kasur ini terasa sedikit lebih keras daripada kasur ku di rumah. Bau rumah sakit begitu menyengat di hidung ku. Seingatku terakhir aku berjalan di lorong sekolah jadi tidak mungkin aku berada di rumah sakit. Tunggu! Disini bukan hanya bau rumah sakit saja, tetapi ada juga bau yang rasanya aku kenal.
Bau maskulin Jayden.
Apa ada dia disini?
Charlotte membuka matanya yang terasa sangat lengket.
Charlotte menatap ruangan serba putih yang cukup elegan. Dirinya tahu ini bukan kamarnya. Ia mencoba menggerakan tangan kanannya yang terasa sakit. Seperti ada benda yang menancap.
Selang infuse
Kenapa aku bisa disini ya? Ketika pandangan ku menelusuri kasur yang tak begitu besar ini, ada sebuah tangan yang memeluk tubuh ku.
Jayden?
Kenapa dia disini? Apa yang sebenarnya terjadi pada ku?
"Jay bangun.." Charlotte bergumam pelan sambil menggoncang goncangkan tubuh Jayden.
#JaydenPOV#
Jayden berjaga semalaman sejak Charlotte masih berada di IGD. Bahkan Jayden belum sempat berganti baju dari terakhir dirinya turun dari pesawat. Ia tak bisa memikirkan apapun selain kesembuhan Charlotte.
Dari tadi malam Jayden terus mengganti kompresnya dan menempel stiker penurun panas di dahi Charlotte. Jayden juga memberi sedikit air minum yang dioleskan pada cotton bud agar bibir merah Charlotte tak pecah pecah atau kekeringan.
Setelah kurang lebih 9 jam dirinya terjaga, mata Jayden tak bisa lagi berperang melawan kantuk. Akhirnya ia pun tertidur di dekat kasur Charlotte dengan kepala yang direbahkan pada sisi ranjang.
Baru rasanya kurang dari setengah jam Jayden tertidur, tubuhnya merasa sedikit terguncang. Jayden mendengar ada suara yang memanggil namanya.
"Jay bangun.."
Jayden menggeliat tanpa ingin membuka mata. Tapi sinar matahari sudah berhasil menembus jendela dan menyinari wajahnya. Ia ingat kalau dirinta sedang menjaga Charlotte. Jayden langsung terbangun dan melihat Charlotte yang sudah bangun dari pingsannya.
"Charlotte astaga akhirnya kau sudah sadar!" seru Jayden.
Tanpa sadar Jayden memeluknya dengan air mata membasahi pipinya. Sial! Jayden malah menangis di depan Charlotte. Selama ini dirinya tak pernah menangis di depan siapapun.
Jayden merasakan sebuah tangan kecil yang membalas pelukannya.
"Sudah Jay.. Lepaskan dong berat ahaha.." kata Charlotte sambil tertawa.
Jayden mengusap airmatanya kasar.
"Hei bodoh kau tau tidak sudah berapa lama kau berhibernasi sehingga merepotkanku sejak tadi malam."
Padahal dalam hatinya ia berbunga bunga.
"Siapa yang kau bilang bodoh ha?!" seru Charlotte tidak terima.
Jayden tak membalas ucapan Charlotte dan hanya menatapnya dengan dingin. Seperti biasanya.
Jayden tahu dirinya terlihat sangat jelek di depan Charlotte. Rambutnya acak acakan, kantung mata seperti panda, dan belum lagi bau badannya seperti kedelai busuk akibat belum mandi dari kemarin. Charlotte tersenyum padanya tanpa rasa jijik.
"Jay bisa kau jelaskan apa yang terjadi? Kenapa aku bisa ada di sini?" tanya Charlotte.
Jayden menghela nafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy's Aftertaste
أدب المراهقينHIGHEST RANK: #11 IN AMERICA🥇 (18062018) #5 IN AFTERTASTE (01072018) #3 IN AFTERTASTE (03072018) #25 IN SENIOR HIGH SCHOOL(07072018) #770 IN MISTERY(07072018) #2 IN AFTERTASTE (05062019) "Sometimes the person you'd take a bullet for ends up being t...