Jayden memutuskan untuk pamit sebelum Charlotte bangun. Ia turun ke lantai satu dan bertemu dengan pelayan yang tadi membukakan pintu.
"Aku pulang dulu."
Pelayan itu tersenyum balik dan membukakan pintu serta menyuruh beberapa penjaga gerbang untuk menutup gerbangnya setelah mobil Jayden keluar.
Jayden melajukan mobilnya sambil melihat gallery handphone yang ia taruh di sisinya. Ia sempat mengambil beberapa foto Charlotte ketika dia sedang tidur. Wajahnya begitu polos dan menenangkan. Huh kontras sekali dengan sikapnya yang barbar ketika ia bangun. Tanpa sadar Jayden tersenyum sendiri.
-----
#CharlottePOV#
Tubuh Charlotte terasa pegal sekali dan matanya terasa berat. Charlotte membuka mata dan menyesuaikan pencahayaan di ruangan ini. Charlotte duduk seperti orang idiot dan berfikir dimana dirinya sekarang. Ini seperti
Kamar?
Charlotte memutar ingatannya ke kejadian beberapa jam yang lalu. Seingatnya terakhir Jayden mengantar pulang dan Charlotte berada di mobil merang terangnya. Setelah itu Charlotte tak ingat apa apa lagi. Charlotte hendak bergerak turun tapi ada sebuah jaket hijau army yang menghalangi pergerakannya.
Seingatnya dirinya tak mempunyai jaket seperti ini dan ia yakin ukurannya juga kebesaran. Charlotte mengedarkan pandangan sampai pada sebuah surat berwarna putih gading di atas nakas.
"Jaket itu untukmu. Ambil saja."
J
Charlotte mengerutkan alis melihat inisial yang tertera di bawah pesan singkat itu. J? Siapa J? Apakah Jojo anjingnya berubah menjadi sangat romantis dan memakaikan jaket untuknya? Jika ya, akan kubelikan pedigree 2 kuintal untuk makan siangnya. Tapi masa begitu sih.
Beberapa detik kemudian..
"Oh Jayden!" seru Charlotte senang karena bisa memecahkan misteri huruf J.
Charlotte memegangi kepalanya. Rasanya sedikit pusing untuk orang ber iq dua digit sepertinya berfikir terlalu keras seperti itu. Dan ya panas. Mungkin Charlotte kelelahan dan kurang istirahat. Charlotte menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh dan kembali tidur.
-----
Hari ini Charlotte memutuskan untuk tetap bersekolah. Ada ulangan kimia yang benar benar membuatnya pusing. Meskipun Charlotte ahli di bidang kimia, namun ia malas sekali untuk susulan sehingga memilih untuk tetap masuk karena gurunya adalah lelaki setengah baya yang selalu mengajak ngobrol murid muridnya ketika ulangan DAN DIA TIDAK SADAR BAHWA SUARANYA ITU MENGALAHKAN PETIR NEPTUNUS YANG ADA DI FILM SPONGEBOB.
Lima belas menit lagi istirahat berlangsung. Charlotte menunggu jam putih di depannya dengan bosan. Ia sudah selesai mengerjakan soal soal dan yakin nilainya akan 100.
TENG TENG TENG
Suara lonceng besar di sekolah berbunyi menandakan waktu istirahat sekaligus pengumpulan ulangan kimia. Mr. Gins, dengan cepat mengumpulkan kertas kertas berisi jawaban murid murid.
#CandacePOV#
Candace sedang duduk di bangku koridor sambil menunggu kedatangan Annelise. Orang orang berlalu lalang di depannya tanpa berniat menyapa. Cih siapa peduli, aku juga tak berniat menyapa mereka.
Annelise meneriakkan namaku dari kejauhan dan ia berlari seperti orang kesetanan. Dasar drama queen.
"Can lu tau ga kemaren gue liat si Charlotte dianter pulang sama Jayden." katanya dengan nafas yang masih tersengal sengal.
"Hah lu liat dimana?" seru Candace dengan mata terbelalak.
Candace heran kenapa Annelise selalu tau segalanya sedangkan dirinya kudet sekali padahal ia tidak tinggal di bawah batu seperti patrick.
"Gue tadi denger pembicaraan office boy sekolah. Terus gue tanya aja siapa yang mereka bicarain. Eh taunya Charlotte dan Jayden kan pasti para OB itu tau ya secara kan mereka berdua terkenal di sekolah ini." kata Annelise panjang lebar.
Candace menghela nafas kasar.
"Berani berani nya dia!" Candace berbicara dengan nada yang sedikit meninggi.
"Ayo kita cari jalang itu!"
Candace dan Annelise mencari keberadaan gadis itu. Sampai mereka menemukannya dengan jaket hijau army di dekat persimpangan lorong. Candace mengenali jaket itu. Benar benar kenal. Itu milik Jayden. Candace mempunyai yang sama persis di rumah. Candace sengaja membelinya agar bisa kembaran dengan Jayden.
Candace mengejar wanita itu dan menarik bahunya.
"Aduh"
Candace tak peduli dan langsung menyeretnya ke pojok lorong. Disana cukup sepi.
"Kau apa apaan memakai jaket Jayden hah?!" seru Candace to the point.
"Dia yang memberikan ku." balas Charlotte dengan menaikkan setengah alisnya heran.
Sekarang Candace benar benar marah.
"Kau diberikan ini? Dan Jayden mengantarmu kemarin sore? Kau pake pelet apa hah jalang? Oh atau kau menjual diri mu di hadapannya?" tanya Candace sinis.
Charlotte membulatkan matanya mendengar pertanyaan Candace.
"Kau lah yang jalang Candace. Mana ada seorang wanita yang terus menerus mengejar pria yang jelas jelas tak mencintainya bahkan sampai repot repot membeli jaket yang sama agar kembaran dengannya huh?" kata Charlotte tersenyum penuh kemenangan.
Charlotte mengetahui cerita tentang Candace dari Emma.
PLAK
Satu tamparan keras mendarat di pipi kiri Charlotte. Charlotte ingin membalasnya namun terhenti saat Candace menunjukkan foto terkutuk yang ia dan temannya tunjukkan ke Mr.Dan kemarin.
"Kau tidak mau ini tersebar ke seluruh sekolah kan?" Candace tersenyum miring.
"Apa mau mu?" tanya Charlotte dingin.
"Simple saja. Jauhi Jayden dan jadilah pembantu kami selama seminggu penuh." kata Candace dengan penuh kemenangan.
"WHAT?!"
#CharlottePOV#
Charlotte mencoba melawan Candace dan Annelise. Sebenarnya mereka bukan tandinganku. Namun, mereka mempunyai foto sialan itu. Charlotte mengutuk dirinya sendiri karena hari itu pergi ke lantai tiga. Dengan pasrah mengiyakan keinginan Candace.
"Simple saja. Jauhi Jayden dan jadilah pembantu kami selama seminggu penuh."
"WHAT?!"
"Enak saja dia bicara begitu." umpat Charlotte dalam hati.
Dengan pasrah Charlotte menuruti keinginannya daripada harus kehilangan harga diri di depan orang banyak. Kalau tahu akan begini lebih baik tadi pagi bolos saja.
"Baiklah." sahut Charlotte lemah.
Candace dan Annelise tersenyum penuh kemenangan karena mereka lebih maju dua langkah daripada aku. Pertama mereka akan lebih dekat pada Jayden beberapa hari ke depan dan yang kedua aku harus menjadi pembantu mereka. Dan semua orang di sekolah akan menatapku aneh.
Apa tidak sekalian saja media merekam ku? Dan menjadi kan berita utama di berbagai acara kota ini.
Seorang Anak Pengusaha Kaya Raya dari Hadley Corp, Charlotte Agatha Hadley Kini Menjadi Pembantu Kedua Temannya
Cih
Charlotte menghela nafas.
"Nih cepat bawakan barang barangku!" kata Candace berteriak di telinga ku.
"Bitch"
------------------------------------------------------
Please vote and comment :)
Happy reading all💗xoxo
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Boy's Aftertaste
Teen FictionHIGHEST RANK: #11 IN AMERICA🥇 (18062018) #5 IN AFTERTASTE (01072018) #3 IN AFTERTASTE (03072018) #25 IN SENIOR HIGH SCHOOL(07072018) #770 IN MISTERY(07072018) #2 IN AFTERTASTE (05062019) "Sometimes the person you'd take a bullet for ends up being t...