Keep vomment, please. Nggak susah kok ngeklik bintang di pojok kiri bawah, komen yang positif dan membangun juga nggak rempong. Lebih susah meluangkan waktu untuk menuliskan cerita ini di tengah kesibukan real life.
Pembaca yang baik pasti tahu cara mengapresiasi karya orang lain.
Happy reading^^
*
*
*
*Play song on mulmed till this chapt end~
"Mereka berkata aku monster. Aku akui, tapi aku membencinya. Aku khawatir kau juga takut padaku,"
Ji Han melompat dari kasurnya saat waktu telah menunjukkan pukul 7.46. Hanya tersisa empat belas menit untuk bersiap-siap. Hanya dengan sikat gigi, cuci muka, dan menggunakan parfum, gadis itu berlari menuju basement apartemen. Tak mandi tidak masalah, yang penting tidak bau.
Dengan cekatan Ji Han menyalakan mobilnya. Masih dengan rambut acak-acakan, gadis itu merutuki kecerobohannya. Ia punya janji dengan atasannya. Mungkin ini adalah putaran ban kedua. Mesin mobil tiba-tiba berhenti hingga membuat mata sang pengendara membulat sempurna.
"Dasar mobil tua!" Putri bungsu keluarga Kim memukul stirnya keras.
Ia mencoba kembali menyalakan mobilnya. Namun, tetap saja mobil itu tertidur dengan pulas layaknya Hoseok yang baru terlelap. Susah dibangunkan.
Ji Han keluar dari mobil dan membanting pintu mobil dengan kasar. Selalu saja di saat yang tidak tepat. Bus adalah jalan satu-satunya untuk mencapai rumah sakit.
Perempuan berkemeja biru muda itu menyusuri trotoar dengan tergesa sembari menatap arloji. Namun, sebuah sepeda motor dengan kecepatan tinggi melaju di trotoar dan menyerempet Ji Han yang penuh dengan kecemasan karena terlambat hingga terjatuh.
"YAK! Dasar pelanggar!" Ji Han mengusap lututnya yang lecet karena bergesekan langsung dengan trotoar. Sialnya, ia menggunakan span hitam di atas lutut. Kalau saja ia menggunakan celana panjang, mungkin lecetnya tak akan separah ini. Rasanya ia ingin pulang saja. Sangat memalukan pergi ke rumah sakit dalam keadaan lecet dan berantakan. Namun, apa daya, atasannya akan mengamuk karena laporan analisis ada ditangannya.
Ji Han berjalan memasuki rumah sakit dengan heels yang ditenteng di tangan kiri. Semua mata menatap gadis dengan rambut berantakan dan wajah kusut serta jalan yang tertatih.
"Benarkah dia pegawai?"
"Ah, ia akan sulit mendapatkan seorang pria jika masih pagi saja penampilannya seperti itu,"
"Sepertinya ia pegawai rumah sakit yang terkekang oleh bosnya"
Bisikan-bisikan menjijikkan itu terdengar oleh Ji Han. Hei, baru kali ini ia berpenampilan buruk, tapi semua orang menilai seolah ini adalah kesehariannya. Sangat menjijikkan manusia sekarang.
"Kim Ji Han? Kau..." tepat di depan ruangan, seseorang menghentikan Ji Han yang dalam keadaan.
Gadis itu hanya diam dan mulai merasa sesak di dadanya. Hidungnya mulai terasa perih dan cairan bening di matanya mulai merembes melewati setiap lipatan matanya. Kenapa ia sensitif sekali?
"Sakit..."
"Astaga, ini hanya luka kecil. Tidak perlu menangis seperti ini. Masuklah, ayo kita obati" pria itu mengusap kepala Ji Han dengan lembut. Bukannya tenang, tangisan gadis itu justru semakin keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] It's Destiny? Bitter-MYG (Completed)
Fanfiction[Beberapa chapter diprivat secara acak] Kepahitan yang berbalut manis. That is my life. Suatu hukuman bagiku untuk hidup tanpa bahagia. Mata yang tertutup, dipukul, digores, dan diinjak. Tapi, tolong lepaskan aku. Kumohon! Because.... I wanna find y...