Part 6 : Hot Chocolate

2.3K 338 37
                                    


Play song on mulmed~

Nggak tau kenapa aku suka lagunya pas sambil nulis part ini :"

*
*
*
*

Mungkin cerita ini bukan milikku dan Yoon Gi, tapi antara aku dan Seokjin. -Ji Han

Kalaupun hari ini aku harus mati, maka aku akan mati di pelukanmu. Walaupun kau milik orang lain. -Yoon Gi

Ji Han mengeringkan rambutnya yang baru saja selesai dikeramas. Aroma sampo strawberry seolah mengisi kamar yang belum sempat disemprot pengharum. Suara hair dryer menemani perdebatan sengit sebuah acara politik di televisi.

Merasa rambutnya telah kering, Ji Han bergegas membereskan ruang tamu dan ruang tengah. Memang tidak berantakan, tapi rasanya perlu untuk menata posisi bantal sofa dengan rapi saat menyambut tamu.

Cuaca begitu dingin hingga terasa menusuk tulang menciptakan ngilu. Hujan pun masih terlihat rintik-rintik jatuh menerpa jalan. Ji Han memotong beberapa buah kentang, wortel, dan daging. Sepertinya sup daging sangat tepat untuk mengisi perut. Aroma sup mulai merangsang indra penciumannya hingga air liur mulai menggenang di bawah lidah.

Ting.. Tong..

Ji Han tersenyum dan segera mematikan api kompor mendengar suara bel yang berbunyi. Seokjin mengedipkan mata kanannya dengan tangan yang bertumpu di kusen pintu. Ji Han mengajak Seokjin masuk dan mempersilahkannya duduk di kursi ruang makan.

"Hmm, sepertinya kunci pintunya tidak pakai kartu lagi," ujar Seokjin.

"Ya, semua sudah diganti dengan password biasa. Namun, keamanannya lebih baik dari sebelumnya." Jelas Ji Han sembari menghidangkan sup ke dalam mangkuk.

"Aromanya membuatku lapar," puji Seokjin mengundang segaris senyum di bibir Ji Han.

"Benarkah? Aku sengaja membuatkannya untukmu." Ji Han memberikan sesuap daging ke mulut Seokjin dan dengan segera disambut si pria perut karet itu. Bersama malam yang dingin, sunyi, dan tenang, mereka menyantap makan malam dalam diam. Tak banyak yang mereka bicarakan, Seokjin lebih memilih untuk larut dalam pikiran atas apa yang akan ia katakan pada Ji Han malam ini.

Seokjin membuka pintu balkon dan menghirup aroma sisa hujan yang begitu lembab dan menenangkan. Ji Han meletakkan dua mug coklat panas di meja kecil balkon beserta dua buah permen tongkat yang langsung disambar oleh Seokjin.

"Terimakasih," ucap Seokjin tanpa melepas permen tongkat di mulutnya.

Ji Han menyusul Seokjin yang tengah berdiri dengan menumpu tangan di pagar balkon. Langit terlihat cerah walau tak ada satupun bintang di sana. Tampaknya tak ada satupun di antara mereka berdua yang ingin memulai pembicaraan. Mereka larut bersama sepinya malam dengan kegalauan tersendiri.

"Ji, let's break. I'm sorry,"

Ji Han menghentikan aktivitas minumnya dan dengan tatapan tak percaya ia menatap Seokjin. Entah kenapa hatinya seperti tertusuk benda kecil. Tak begitu sakit, namun terasa sesak. Kenapa harus putus di saat perasaannya dirasa mulai tumbuh untuk Seokjin?

"Aku lelah menunggumu. Kurasa setahun cukup bagiku untuk perasaan yang tidak berbalas." Jelas Seokjin tanpa menatap Ji Han. Matanya terus melihat langit dengan venus yang tengah berdampingan bersama bulan.

[Book 2] It's Destiny? Bitter-MYG (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang