Yang belum baca part 16, silahkan dibaca dan vomment :*
Play Song on Mulmed till this chapter end~
Yesung-Gray Paper(I just feel this song is full of sadness and hopes)
*
*
*
*Ia bukan berbohong dan membodohi orang lain. Ia hanya pria yang takut pada kehidupannya sendiri.
Ji Han terbatuk ketika aroma tajam dan asap mengusik penciumannya. Pandangannya tak jelas lantaran sesuatu yang mengalir dekat matanya. Tubuhnya terasa begitu sakit. Jalanan begitu sepi lantaran hujan yang turun. Hanya gerimis. Ji Han berusaha bangkit dari posisinya. Ia begitu tertatih mendekati mobil yang telah dalam keadaan terbalik itu. Asap membuatnya kembali terbatuk, kepalanya begitu pusing. Ia masuk ke dalam mobil yang telah ringsek dimana-mana itu melalui pintu tempat ia terlempar. Ji Han merangkak dan menemui Hoseok dalam kondisi terbalik tidak sadarkan diri. Air matanya jatuh begitu saja menyebut nama kakaknya yang dalam keadaan mengenaskan.
"Siapapun! Tolong kami! Tolong kami!! TOLOOONG!!" Ia menjerit memukul-mukul mobil dan berusaha mendorong mobil agar berada pada posisi yang benar.
"Kumohon siapa pun tolong kami!" Ji Han terus memanggil dengan tangisan takut yang mendera.
Ji Han merangkak masuk ke mobil, mencari tasnya untuk mengambil ponsel. Ia membongkar semua isi tasnya dan menekan tombol dial meminta tim penyelamat.
"Tolong kami! Tolong! Aku tidak tahu ini dimana.. Tolong segera datang Ahjussi!! Jebal!" Ia menelpon dalam keadaan menangis sembari menatap Hoseok yang tidak sadarkan diri terjebak di dalam.
Ji Han bergerak masuk ke pintu kemudi Hoseok. Ia berbaring di sana dan membangunkan Hoseok. Gadis itu menangkup wajah Hoseok dan menjeritkan nama Hoseok dalam tangisannya.
"Hoseok Oppa!! Bangun! Kumohon" Ji Han terus mengguncang Hoseok dan berteriak menyebut nama pria itu hingga akhirnya pria itu tersentak.
"Selamatkan aku, Ji Han-ah!" Hoseok berucap lirih dengan air mata yang bercampur darah di wajahnya. Ia menarik-narik seatbelt-nya sekuat tenaga, tapi tidak bisa. Ia terjebak dalam keadaan terbalik. Hoseok terus berusaha begitu pula Ji Han, Ji Han mengambil pecahan kaca dan berusaha memotong Seatbelt. Namun, panik dan rasa takut membuat tangannya bergetar.
Hoseok melihat api menyambar cairan yang tumpah di dekat mobilnya. Ia berusaha berfikir tenang.
"Ji Han, degarkan aku." Ia menangkup wajah Ji Han yang berbaring di bawahnya. Sejujurnya ia tak sanggup pergi dan meninggalkan adiknya yang kini berurai air mata. Gadis itu menggeleng dan masih berusaha menggesekkan pecahan kaca pada tali seatbelt.
"Kim Ji Han, dengarkan aku." Hoseok memberi penegasan pada setiap katanya membuat Ji Han menghentikan aktivitasnya, tapi semakin mengeraskan tangisannya.
"Shireo! Kita akan keluar, Oppa!"
"Dengar aku baik-baik, Adikku." Hoseok tidak sanggup mengeluarkan kalimat selanjutnya karena ia pun ingin menangis dalam rasa sesaknya.
"Dengar, jangan menangis. Jangan sering menangis. Dunia terlalu kejam jika melihatmu menangis--"
"Oppa!! Hentikan omonganmu! Jangan mengatakan seolah kau akan mati. Kita akan keluar dari sini!"
"Ji Han. Jangan lupa makan, datanglah ke rumah untuk menemani Appa dan Eomma. Jangan takut jika orang lain membentakmu, jangan bersembunyi di tempat sempit. Jangan mengigau saat hujan di malam hari. Jangan salahkan dirimu." Pesan Hoseok yang dibalas gelengan oleh Ji Han. Ia sangat tak sanggup melihat adiknya menangis. Ia ingin selamat. Api semakin membesar dan kian mendekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Book 2] It's Destiny? Bitter-MYG (Completed)
Fanfikce[Beberapa chapter diprivat secara acak] Kepahitan yang berbalut manis. That is my life. Suatu hukuman bagiku untuk hidup tanpa bahagia. Mata yang tertutup, dipukul, digores, dan diinjak. Tapi, tolong lepaskan aku. Kumohon! Because.... I wanna find y...