Believe Me

1.3K 106 12
                                    

Happy reading

Awas typo

~000~

Pagi akhirnya datang. Tak terasa kelelahan menimpa dirinya oleh karna berjaga hampir sepanjang  malam. Pikiran gadis bermarga Jung itu masih benar-benar kacau. Bahkan terlihat jelas bekas air mata menjalar di wajahnya serta matanya yang mulai sembap.

Apa ini semua karma? apa ada insan yang pernah ia sakiti sehingga tuhan membebaninya dengan dugaan seberat ini?.

Namun, kini sudah terlambat. Kata putus sudah ia utarakan. Berlandas kan pria itu, apapun sanggup ia lakukan. Justeru Mahu tidak mahu, ia harus pasrah dan menerima takdirnya jika...

Pernikahannya dengan Yugyeom akan tetap dilaksanakan.

~001~

Rose dan Jungkook kini sedang tersekat di kemacetan lalu lintas. Bahkan sedari tadi lampus lalu lintas tidak kunjung berubah warna membuatkan amarah Jungkook semakin menyeludupi dirinya.

" Yak!! lampu sialan!! buruan berubah warna. Aku tidak punya banyak waktu!" Jungkook menghentam kemudi mobil setelah mengeluarkan segala jenis makian yang terlintas pikirannya.

Rose yang berada di samping Jungkook di buat takut dengan sikap pria itu yang secara mendadak berubah drastis. Malah hampir berulang kali ia coba meredakan amarah pria itu tapi tidak berhasil. Jeon Jungkook sudah benar-benar di kuasai emosi.

Setelah sekian lama, akhirnya lampu lalu lintas berubah warna. Jungkook mestabilkan gear lalu mempercepatkan mobilnya melewati beberapa buah kenderaan sekaligus. Tidak peduli Rose yang sudah meneriaki nya berkali-kali.

" Jeon Jungkook Berhentikan mobilnya!!!" rasa kesal Rose sudah tidak tertahan. Seberhentinya mobil milik Jungkook, Rose segera membuka pintu berniat membiarkan posisi Jungkook saat ini. Namun belum sempat ia menyusur keluar tangannya sudah di cegah duluan oleh Jungkook.

" Kau mau kemana?"

" Aku mau pergi. Tidak mungkin aku mensia-siakan nyawaku hanya dengan kecuaianmu menyetir. Iya, aku tau kamu mencemaskan Eunha tapi setidaknya kawal emosi jika di jalanan dan seharusnya kamu berdoa  jika firasatmu sedang memburuk. Bukan malah emosi seperti ini. Bahkan apa kamu mau ajal menjemputmu duluan sebelum kamu berhasil menemukan Eunha"

Jungkook menunduk bersalah. Ia akui kesalahannya. Benar kata Rose, ia seharusnya tegar dan tidak terpaut dengan sifat dinginnya. Meskipun ia begitu mengkhawatirkan kekasih tercintanya.







~002~

Di ruangan Eunha terdengar sedikit keriuhan, gelak ketawa serta obrolan. Eunha tampak bahagia ngobrol sama adiknya setelah sekian lama berlaku perselisihan pahaman antara mereka.
Sementara Nancy sedari tadi  menyuapi Eunha seraya melanjutkan aktivitas percakapan mereka.

"Mmm..Nancy..." Panggil Eunha sejenak terkesan ragu

" Ya, Eonnie"

" Soal Jungkook..."

" Aku sudah tidak menyukainya" Nancy lantas memotong perkataan Eunha sebelum kakaknya habis bicara.

Mendengar sautan Nancy, justeru membuatkan Eunha kebingungan " kok bisa?"

" Tentu aja Eonnie, lagian sekarang aku sudah pacar benaran dan soal Jungkook—kemungkinan saja aku sekadar kagum bukan nyata mencintainya" jelas Nancy menimbulkan rasa lega di hati Eunha. Namun sedetik otak Eunha kembali mengimbas setiap detail ucapan adiknya.

Open You Eyes ( Eunha & Jungkook ) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang