13

10.7K 660 37
                                    

Vote dulu yang :*

WARNING: typo(s)

---

"Sayang, maafin aku ya, atas apa yang udah aku lakuin ke kamu tadi."

Bella menaruh sendoknya di atas piring kemudian menatap Reval, "Iya, Om. Udah berapa kali Om minta maaf."

"Aku juga minta maaf gak bisa ngontrol emosi sampai hampir nidurin kamu." Ucap Reval yang masih memandang Bella dengan perasaan bersalahnya.

"Iya Om, iya."

"Aku marah karena si Davin mau ngerebut kamu dari aku. Dia seenaknya bilang kalau kamu itu pacar dia. Aku gak bisa nerima itu." Reval mendengus kesal. Telinganya memerah karena mengingat apa yang dikatakan Davin tadi pagi.

"Terus sekarang Om mau gimana?"

"Aku mau balas dia lah." Jawab Reval mantap.

"Jangan Om." Reval menaikkan alisnya heran mendengar balasan Bella.

"Kenapa? Kamu mau belain dia? Kamu suka sama dia?! Kamu mau berpaling dari aku?! Kamu mau selingkuh, hah?!" Suara Reval mengeras, membuat mereka berdua menjadi pusat perhatian di restoran itu.

Bella meringis pelan, ia kemudian mengelus pelan tangan Reval yang berada di atas meja, berniat menenangkan Reval yang kembali marah. Ia hanya takut Reval kembali menarik tangannya dan kemudian membawanya ke apartment seperti tadi pagi.

"Bukan gitu. Tadi kan Om udah ngehajar dia sampai babak belur. Itu kan udah cukup Om." Ucap Bella sedikit memelankan suaranya.

"Tapi dia pasti ngerencanain sesuatu buat ngerebut kamu. Apalagi dia juga sekolah di tempat kamu, itu bakal mudahin dia buat ngerebut kamu, kan." Ujar Reval berapi-api.

"Biarkan dia berkarya,"

Reval membuka mulutnya sedikit, menggumam 'hah?' sambil menaikkan sebelah alisnya. Ia tidak mengerti apa yang Bella katakan.

"Biarin aja dia ngelakuin apa pun. Aku juga gak bakal ngeladenin dia karena aku juga gak suka sama dia." Lanjut Bella.

"Tapi nanti..."

"Aku gak bakal berpaling dari Om. Aku juga mau jujur. Aku cinta sama Om." Ucap Bella kemudian tersenyum hangat.

Layaknya disihir, wajah Reval yang tadinya merah padam karena menahan marah lenyap seketika. Banyak yang ia rasakan saat mendengar ucapan Bella barusan. Lega, senang, bahagia tercampur menjadi satu.

"Kamu beneran gak akan selingkuh sama dia kan?"

"Om masih gak percaya sama aku?" Balas Bella dengan tatapan kecewanya. Reval pun menjadi gelagapan.

"Bukan begitu, sayang. Dia pasti ngerencanain sesuatu biar kamu berpaling ke dia." Reval menggenggam erat tangan kanan Bella yang menganggur di atas meja dengan kedua tangannya.

"Aku janji gak akan berpaling." Bella berdiri kemudian berjalan mendekat ke Reval yang tepat di seberang meja kemudian mendaratkan ciuman singkat di pipi lelaki itu. Setelahnya Bella kembali berjalan ke tempatnya semula.

Reval menatap Bella dengan tatapan cintanya. Tidak bisa dipungkiri, lelaki itu gila. Iya, gila karena Bella.

Reval menyunggingkan seringaian andalannya, "Awas kalau kamu langgar. Aku bakal langsung hamilin kamu."

Bella yang merasa ucapan Reval tidak main-main pun menelan ludahnya pelan.

---

Waktu terus berjalan, hingga mereka tidak menyadari jika bulan telah menggantikan matahari untuk bertugas. Reval dan Bella sama sekali tidak pulang untuk beristrihatan. Mereka asyik menghabiskan waktu bersama seharian. Mulai dari timezone, perpustakaan kota, bahkan museum pun mereka singgahi untuk berkencan.

[IYM] You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang