-¤-
"Aduh. Dua anak ini lama banget sih? Mentang-mentang udah ada cogan mereka ninggelin gue gitu aja." ucap Seba pada dirinya sendiri sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
Seba-pun memutuskan untuk menyusul mereka. Tetapi saat ingin beranjak dari kursi, pundaknya merasa ada seseorang yang menyentuhnya.
Merasakan sentuhan itu, kepala Seba mengoper ke arah belakang dan mendapati seorang lelaki yang naudzu-billahi ganteng banget.
"Eum. Permisi, gue boleh nanyak?" tanya lelaki itu mencoba untuk memamerkan sederet gigi putih bersihnya itu.
"Boleh. Lebih dari satu juga boleh." ucap Seba dengan kekehannya itu.
"Lo liat cowok sependek ini dan berambut blonde nggak? Tapi agak sedikit hitam sih warna rambutnya." jelas lelaki itu seraya memperagakan bentuk seseorang yang dia maksud itu.
"Ouh. Liat-liat. Tuh, dia ada disana sama temen gue. Ini juga gue pengen nyusulin mereka." ucap Seba seraya mengarahkan tangannya kepada Shalsya yang sedang asyik berduaan dengan lelaki yang ada disebelahnya itu.
"Ouh. Makasih ya? Btw, nama lo siapa?" tanya lelaki itu bertanya kepada Seba.
"Gue... eum... panggil aja gue Seba." ucap Seba tersenyum manis kepada lelaki itu.
"Kenalin juga. Nama gue Alec Howard. Panggil aja gue Alec." ucap Alec dengan nama panjang Alec Howard tersebut.
"Dari namanya sih... lo asalnya dari luar negri ya?" tanya Seba kepo.
"Iya. Nyokap gue dari Indo dan bokap gue dari London." jawab Alec.
"Ouh. Berarti lo satu-satunya murid bule yang ada disekolah ini dong?" tanya Seba dan membuat kepala Alec mengangguk-angguk.
"Bukan hanya gue kok. Ada banyak juga murid-murid bule disini. Termasuk lo kan?" tanya Alec.
"Iya hehehe. Yaudah. Lo mau ikut gue nyusulin mereka nggak? Soalnya gue bosen nungguin mereka." ajak Seba.
"Yaudah deh. Gue ikut aja. Sekalian mau nyari Firdaus. Yang tadi gue peragain itu." ucap Alec.
"Ouh. Itu toh yang namanya Firdaus. Gue kira itu adek kelas lho. Soalnya pendek sih." ucap Seba tertawa kecil untuk memecahkan keheningan diantara mereka berdua.
"Haha. Iya, dia emang pendek." ucap Alec juga ikut tertawa.
Saat ingin berbasa-basi untuk menyusuli Shalsya dan Aliva, langkah mereka berdua terhenti ketika mereka sudah bertemu dengan sahabat masing-masing.
"Lo lama banget sih? Si Alvino dah nunggu tuh. Lo malah asyik-asyikkan aja sama cewek cantik." celetuk Alec kepada Firdaus dengan tangan yang memegang plastik botol berisikan green tea susu dingin.
"Gue mau beli minum. Yang coklat ini untuk lo, dan yang vanilla ini untul Alvino. Ya kali kalau ramai, masa gue nyerobot gitu aja? Gila lo?" tanya Firdaus seraya memberikan dua plastik botol kepada Alec.
"Cewek sebelah lo siapa Lec?" tanya Firdaus mengarahkan dagunya kepada Seba yang berada disamping Alec.
"Baru kenal kok. Dia Seba. Dan sebelah lo?" tanya Alec mengarahkan dagunya kepada gadis yang ada di sebelah Firdaus itu. Yash, gadis itu adalah Shalsya.
"Ini Shalsya. Baru kenal sih, hehehe. Eum, Shal, gue cabut dulu ya? Takut Alvino marahin kita." ucap Firdaus melangkahkan kakinya perlahan dan menjauh dari posisi Shalsya yang sedang berdiri.
"Gue juga ya Seb? Dah..." ucap Alec melangkahkan kakinya menyusul Firdaus dan meninggalkan mereka berdua. Mereka berdua adalah, Shalsya dan Seba.
"Yoi !!" ucap mereka serentak seraya melambaikan tangannya kepada Alec dan Firdaus.
"Lo yakin nggak? Si Firdaus bakal jadi milik lo?" bisik Seba kepada Shalsya.
"Yakin. Ganteng soalnya. Dan... lo yakin nggak? Kalau si Alec itu bakal jadi milik lo?" tanya Shalsya kepada Seba.
"Yakin banget. Ish !! Kita ngomong apaan sih? Udah ah !! Gue pengen duduk. Sana-sana." ucap Seba salah tingkah dan menarik tangan Shalsya untuk duduk.
-¤-
"Woi Liv. Tadi lo kemana aja? Kok lama bener mesen makanannya?" tanya Seba mengaduk-adukkan minumannya itu.
"Ngantri woi !! Gimana sih? Stand penjual bakso sono, emang ramai orangnya. Ya kali gue nyerobot gitu aja." celetuk Aliva mengunyah sebutir bakso yang ada didalam mulutnya dan membuat pipinya membengkak.
"Asal lo tau ya? Kita berdua ketemu cogan. Dan paling mengejutkannya lagi, cogan-cogan itu temennya Alvino. Murid terpopuler disekolah ini Liv." jelas Shalsya membahas topik tentang cogan.
"Bodo. Emang gue perduli gitu? Siapa mereka aja gue nggak tau." ucap Aliva memutarkan kedua matanya bosan.
"Mereka itu, Firfaus dan Alec Liv." jawab Shalsya meminum minumannya itu.
"Ouh. Sih Firfaus toh? Dia itu waketos kita. Orangnya boncel dan... sok cool." ucap Aliva memberi penjelasan kepada Seba.
"Nah. Kalau lo tau sama Firdaus, lo tau sama Alec nggak?" tanya Shalsya lagi kepo.
"Taulah. Si Alec itu, temen deketnya sih Firdaus. Nggak deket-deket amat sih, soalnya temen mereka itu banyak, dan bukan itu-itu aja." jelas Aliva panjang lebar.
"Lho? Kok lo tau sih?" tanya Seba menyerngitkan alisnya bingung.
"Ya taulah. Kan Alvino terkenal? Pasti temen-temennya bakal terkenal lah. Kan mereka semua ganteng?" tanya Aliva.
"Lo mau ngegebet mereka?" tanya Seba lagi.
"Jangankan mereka. Alvino aja gue nggak sudi. Amit-amit dah." ucap Aliva menggeleng-gelengkan kepalanya jijik.
Sudah beberapa menit mereka menghabiskan waktu bersama. Topik yang masih mereka bahas tetap sama dari awal. Yaitu tentang teman Alvino sendiri.
Memang. Alvino adalah anak yang terpopuler disini. Tentu saja semua orang pasti membahas tentang dirinya dan teman-temannya. Seperti Aliva, Shalsya dan Seba saat ini.
-¤-
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]
Teen Fiction[Proses revisi chp.1. Maaf karena banyak perubahan] "Gue bakal berusaha untuk ngebuat diri lo bisa deket sama gue !!" -Alvino. "Kalau gue nggak mau?" -Aliva. "Pasti mau !!" -Alvino. Diantara keduanya, terdapat sebuah perselisihan yang tidak kelar-ke...
![BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/125232809-64-k473248.jpg)