"Alvino?"
"Iya."
"Itu temen kakak."
"HAH?!"
-¤-
"Alvino dulu sekelas sama kakak. Tapi dia udah pindah. Tapi masih akrap sih..." jelas Gilang.
"Terus terus?" seru Aliva berlari dan duduk disamping kakaknya itu.
"Alvino emang terkenal dengan sifat bad boy-nya. Tapi dia ganteng orangnya. Nggak salah lagi, kalau seluruh publik udah kenal sama dia." jelas Gilang.
"Terus kak? Momen yang paling lucu pas kakak sekelas sama Alvino apa?" tanya Aliva kepo.
"Momen yang paling lucu? Menurut kakak nggak ada sih. Soalnya, Alvino dulu orangnya penutup. Kecuali sama kakak. Kan kakak temennya?" jelas Gilang.
"Sekarang udah nggak lagi. Alvino sekarang udah terbuka. Dan sekarang dia udah punya banyak temen kan?" tanya Gilang lagi.
"Banyak banget malah." jawab Aliva.
"Jujur sama kakak ya? Adek suka sama dia nggak?" tanya Gilang.
"Alvino?"
"Iya."
"Nggak juga sih. Soalnya adek baru kenal. Udah ah kak. Adek mau mandi dulu." ucap Aliva mengubah topik pembicaraan kakaknya itu.
"Yaudah. Nanti makan ya? Mama tadi pulang ngasih kakak nasi bungkus. Kebetulan ada dua. Satu untuk kakak, satu untuk adek." ujar Gilang.
"Ok."
Jujur saja. Apa yang ditanyakan Gilang, membuat jantung Aliva berdetak cepat. Aliva malu kalau Aliva jujur pada kakaknya itu.
Memang. Aliva menyukai Alvino sejak pertama bertemu. Dari awal Alvino menjadi murid baru dikelasnya, Aliva langsung suka.
Tetapi Aliva hanya tidak suka dengan sifatnya. Aliva membenci kepada sifat Alvino itu. Tapi apa daya, bila Aliva sudah terlanjur suka dengan Alvino, sampai saat ini.
-¤-
Kini, Aliva sudah mengenakan baju santainya. Saatnya Aliva makan nasi bungkus yang diberi oleh ibunya itu.
Aliva menarik kursi makan dan mendudukinya. Tanpa menunggu waktu yang lama, Aliva membuka nasi bungkus tersebut dan tak lupa mengucapkan doa, "Allahumma barik lana fima razaqtana waqina athaban-nar, Amin."
"Kak, makan kak !!" teriak Aliva langsung mengambil sendok dan melahapnya.
"Iya !! Bentar !!" teriak Gilang memberanjakkan dirinya dari sofa dan mendekati Aliva untuk makan bersama.
"Allahumma barik lana fima razaqtana waqina athaban-nar, Amin. Met makan." ucap Gilang membuka nasi bungkusnya dan memakannya.
TING'
Hp Aliva tiba-tiba berdering ketika Aliva dan Gilang sedang makan bersama. Aliva lalu meraih benda pipih tersebut dan membukanya.
Di layar hp milik Aliva, seseorang telah menelponnya dengan IDcaller bernama, 'Mom'.
"Halo ma? Ada apa?"
"..."
"Udah kok. Ini Aliva lagi makan sama kakak."
"..."
"Mama berangkat besok? Kok dadakan? Ada urusan apa?"
"..."
"Papa juga ikut ya ma?"
"..."
"Ouh. Tapi besok mama hati-hati di sana ya?"
"..."
"Bye."
TUT'
"Mama sama papa mau kemana besok?" tanya Gilang.
"Ke Meksiko. Ada urusan pekerjaan di perkantoran sana." jawab Aliva.
"Berarti? Kakak bakalan ngurusin adek sendiri dong?" tanya Gilang lagi.
"Iya. Hehehe. Nggak papa kan kak?" tanya Aliva dengan kekehannya.
"Nggak lah. Kan kamu adeknya kakak. Masak kakak nggak bisa ngurusin adek?" tanya Gilang memamerkan sederet gigi putih bersinya itu.
"Oh ya kak. Besok adek pulang agak sedikit lambat. Soalnya adek ikut ekstrakurikuler disekolah." ujar Aliva.
"Ngambilnya jangan yang berat-berat. Ambil yang sesuai dengan bakat kamu aja. Kayak nyanyi atau nari?" tanya Gilang sembari mengunyah makanannya itu.
"Adek milih modern dance aja kak. Kan suka nge-dance?" ucap Aliva memamerkan sederet gigi putih bersihnya itu.
"Serah adek aja." ucap Gilang.
-¤-
Aliva membantingkan tubuhnya dikasur selepas makan bersama Gilang. Perutnya merasa kenyang hingga kedua matanya tertutup rapat menyelusuri mimpi.
Dia rasa, tidurnya kurang lengkap bila dia tidak mendengarkan alunan lagu favoritnya. Yash. Lagu yang dia pakai untuk menemani tidurnya adalah lagu Troye.
Setiap hari, lagu yang dinyanyikan oleh Troye Sivan, membuat Aliva dapat tidur dengan pulas.
Tapi, Aliva kira tidurnya akan sampai ke mimpinya. Rupanya tidak. Ada seseorang menanggunya dengan memanggilnya berkali-kali dan mengetuk pintu berkali-kali.
"Masuk kak." ucap Aliva berusaha untuk duduk dan mendapati seorang lelaki yang sedang membuka pintu kamar Aliva.
"Temenin kakak ke toko buku yuk !! Ada novel baru lho?" tanya Galing duduk di tepi kasur Aliva.
"Kakak sendiri aja deh. Adek pengen tidur. Baru aja adek tidur, kakak malah manggil adek." ucap Aliva.
"Yaudah. Mau nitip apa nih? Nanti pas kakak balik, adek malah minta sesuatu." ujar Gilang sebelum meninggalkan ruangan.
"Mie ayam kak !! Adek lagi doyan pengen makanin mie ayam !!" seru Aliva dengan senyum lebarnya.
Gilang hanya merespon dengan anggukan, kemudian mencium kening adeknya, lalu membuka pintu kamar Aliva untuk pergi ke toko buku, setelah itu membeli mie ayam untuk adeknya itu.
Aliva kembali membaringkan kepalanya ke bantal dan memejamkan kedua matanya.
Entah apa yang dia sukai ketika dia ingin tidur. Entah ingin menyelusuri mimpi, atau menghayal bahwa dirinya berada di concer Troye Sivan yang sedang bernyanyi bersamanya.
Semua itu tercampur aduk dipikiran seorang gadis yang sedang tertidur pulas sekarang.
Ya... ini kebiasaan seorang gadis bernama Aliva, ketika tidak ada pekerjaan. Terkadang dia hanya nonton tv dan memainkan hpnya. Kalau tidak semua itu, Aliva lebih memilih untuk tepar dikasur saja.
-¤-
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]
Ficção Adolescente[Proses revisi chp.1. Maaf karena banyak perubahan] "Gue bakal berusaha untuk ngebuat diri lo bisa deket sama gue !!" -Alvino. "Kalau gue nggak mau?" -Aliva. "Pasti mau !!" -Alvino. Diantara keduanya, terdapat sebuah perselisihan yang tidak kelar-ke...
![BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]](https://img.wattpad.com/cover/125232809-64-k473248.jpg)