🌟CHAPTER DUA

9K 359 1
                                        

-¤-

Disisi lain. Lelaki yang hobinya merokok ini, sedang duduk santai seraya mengangkat sebelah kakinya keatas kursi panjang yang dia dudukki. Sesekali lelaki itu mengisap dan mengeluarkan kumpulan asap yang dihasilkan oleh rokok tersebut.

Dia Alvino Dermawan Putra. Lelaki yang terkenal akan kepopulerannya. Bakat yang dia milikki itu, membuat dirinya sendiri menjadi terkenal di seluruh publik. Bakat yang dia ambil adalah, bakat berbagai macam olahraga, hingga membuat postur tubuhnya sempurnah dan digilai oleh banyak wanita. Tapi tidak termasuk Aliva.

Tapi sayang. Alvino tipe anak yang bad boy dan ketus kepada setiap orang yang mendekatinya. Masa bodoh itu cewek atau cowok, sikapnya seperti itu-itu saja kecuali sahabatnya.

Kebetulan, Alvino memiliki seorang ayah yang memiliki yayasan disekolah ini. Jadi jangan heran saja, kalau Alvino cukup terkenal diseluruh publik. Ditambah lagi, sekolah yang dimiliki ayahnya ini terkenal dan terpopuler hingga saat ini juga.

"YA AMPUN ALVINO !! KAMU NGAPAIN DISINI? MALAH NGEROKOK KAMU YA?" tanya seorang wanita dengan kaca mata bulatnya. Dia bu Selly.

"Apaan sih bu? Ganggu aja." jawab Alvino tanpa ada rasa bersalah dan membuang putung rokok kesembarang arah.

"Kamu mau jadi apa nantinya? Masa kesekolah kerjanya ngerokok? Kamu juga sering buat masalah pula. Kalau gini caranya, ibu laporin kamu sama ayah kamu." jelas bu Selly panjang lebar membuat wajah Alvino datar akan ocehannya itu.

"Sudah-sudah. Lebih baik saya hukum kamu dari pada, kamu dihukum sama ayah kamu. Sekarang, kamu lari mengelilingi lapangan dua puluh kali. Sesudah itu, bersihkan seluruh sekolah ini. Sampai bersih. Kamu diawasi oleh pak satpam nantinya." jelas bu Selly lagi seraya memberikan ujaran kepada Alvino.

"Yaelah. Kenapa pake pak satpam segala sih bu? Kayak artis aja? Kan ada cctv disekolah ini. Kenapa pake pak satpam segala?" tanya Alvino malah menyoloti bu Selly.

"Sudah cukup !! Lebih baik, kamu turuti saja apa yang ibu katakan. CEPAT !!" teriak bu Selly membuat tempat ini bergema.

"Iya iya. Santai aja napa?" tanya Alvino melewati tubuh bu Selly dan langsung menuju lapangan basket untuk menerima hukuman yang bu Selly berikan.

-¤-

Kali ini, keringat Alvino sudah bercucuran kemana-mana. Membuat seluruh bajunya menjadi basah dan membiarkan bahwa postur tubuhnya terlihat cukup jelas.

"Udah sembilan belas. Satu kali lagi. Semangat Al. Lo pasti bisa. Demi menambahkan sedikit otot lo." gumam Alvino menyemangati dirinya sendiri.

Senakal-nakalnya Alvino, dia termasuk anak yang jujur dan bertanggung jawab. Tidak seperti siswa lain. Diminta untuk berlari mengelilingi lapangan dua puluh kali, mereka cuman menghabiskan setengah putaran saja. Tapi berbeda dengan Alvino. Dia anak jujur kok : )).

Tidak menunggu waktu yang sangat lama, Alvino langsung berlari menuju gudang. Di gudang, Alvino hanya mengambil sapu dan sapu pel untuk membersihkan seluruh sekolahnya.

Langsung saja Alvino memulai dari menyapu seluruh lantai sekolahnya. Sedikit demi sedikit Alvino menyapu lantai tersebut hingga Alvino mendapati banyaknya debu yang ada disekolah ini.

"Aish. Jadi office boy pada nggak pecus semua. Gue kira sekolah ini bakalan bersih. Rupanya masih ada debu disini." gumam Alvino dengan nada sedikit kesal.

Belum setengah jalan membersihkan lantai sekolahnya, seseorang memanggil namanya dengan sebutan, "Tuan?".

Mendengar suara itu, Alvino langsung mengoper kepalanya kebelakang dan mendapati sesosok pria berbaju serba hitam.

"Tuan kenapa nyapu sendiri? Biar saya saja yang nyapunya tuan." ucap pria berbaju serba hitam tersebut, seraya mendekati Alvino.

Dia pak satpam disekolah ini. Dia bisa dipanggil dengan sebutan, pak Bob.

"Gak. Gue bisa sendiri. Mending lo urusin aja pekerjaan lo jadi satpam. Gue bisa sendiri." jawab Alvino tidak merasakan bahwa dirinya itu sebenarnya tidak sopan dalam ucapan yang dia ucapkan kepada pak satpam ini.

"Tapi, bu Selly suruh saya ngawasin tuan." ucap pak Bob itu lagi.

"Gue bilang nggak usah ya nggak usah. Mau gue pecat?" tanya Alvino mengancam.

"E-enggak tu-tuan. Ya-yasudah. Saya pergi du-dulu." ucap pak Bob dengan raut wajah yang sedang ketakutan.

"Pergi sana."

-¤-

BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang