-¤-
Sepulang sekolah, Aliva kini sekarang tidak enak badan dan pusing. Terpaksa, Alvino harus menelpon kakaknya agar bisa dibawa pulang dengan mobil.
Jika Aliva pulang dengan naik motor bersama Alvino, sama saja Aliva melukai dirinya sendiri. Karena apa? Posisi Aliva sekarang tidak enak badan ditambah kepalanya pusing. Jika ditengah jalan dia pingsan? Maka itu bisa mencelakakan Aliva.
"Adek gue mana Vin?!" tanya Gilang yang sudah datang dengan wajah cemas.
"Ada didalem." Alvino mencoba untuk berbicara dengan santai agar bawaannya tidak cemas seperti Gilang.
"Adek gue kenapa? Tadi habis..."
"Gue bisa jelasin nanti. Tapi yang terpentinh lo bawa adek lo dulu ke apartemen."
"Ok ok."
Gilang berlari dan membawa adiknya dengan gaya bridal style ke mobil. Alvino juga ikut tapi tidak satu mobil dengan Gilang. Melainkan dia akan pergi ke apartemen menggunakan motornya.
Singkat cerita, Alvino, Aliva dan Gilang sudah berada di apartemen. Seperti biasa Gilang kembali membawa Aliva dengan gaya bridal style.
Clak'
Pintu apartemen terbuka. Aliva sekarang dibaringkan di kasurnya oleh Gilang.
"Dek, kakak keluar ya?"
Aliva hanya mengangguk pelan dengan lemas. Kemudian Gilang berjalan menuju pintu kamar dan menutup pintu kamar Aliva pelan.
"Vin. Ceritain ke gue."
Gilang duduk disamping Alvino dan mulai menceritakan kejadiannya. Alvino awalnya sedikit ragu dan akhirnya dia berani mengatakannya.
"Sebenernya..."
Alvino menyudahi kejadian tadi siang. Dan itu juga membuat Gilang cemas dan terkejut.
"Udah nggak papa kok. Gue maafin lo. Lain kali lo jaga adek gue bener-bener." ucap Gilang menepuk pundak Alvino.
"Siap. Yaudah, kalau Aliva udah mendingan atau kembali kayak sebelumnya, lo telpon gue ya?"
"Iya. Hati-hati ya?"
"Iya."
Selagi menunggu kedua orang Gilang dan Aliva pulang dari meksiko, Gilang menyempatkan diri untuk melihat adiknya yang sudah tertidur lemas di kasur.
Gilang yang melihat hanya bisa berharap suatu saat adiknya tidak dilakukan tadi siang lagi. Saking sayangnya, Gilang tak sadar bahwa dirinya kini sedang menangis karena adiknya yang diperlakukan oleh seorang lelaki tadi siang.
"Kak. Kenapa nangis?" tanya Aliva menyadari bahwa suara itu adalah suara kakaknya yang sedang menangis.
"Udah nggak apa-apa kok kak. Adek kan sekarang udah aman-aman aja." sambungnya lagi.
"Nggak kok. Kakak nggak nangis. Jadi? Udah mendingan?" tanya Gilang.
"Udah kok. Tapi agak pusing dikit sih? Paling minum obat sekali lagi udah sembuh."
"Ouh yaudah. Adek di apartemen aja ya? Kakak anterin mama sama papa di bandara."
"Ikut kak. Kan kita udah janji?"
"Nggak usah. Adek si apartemen aja. Ntar sakit lagi lho."
"Nggak kak. Janji nggak boleh diingkar."
"Yaudah kalau adek maksa. Tapi udah mendingan kan?" tanya Gilang mengacak rambutnya pelan.
"Udah kok. Yuk!"
Aliva berangkat dengan penuh semangat walau kepalanya masih sakit.
...
Selama diperjalanan, Aliva menyempatkan diri untuk mengirim pesan kepada Alvino bahwa dia kini sudah mendingan.
Aliva membuka aplikasi line dan kini sudah berada dikolom chat untuk mengirim pesan kepada Alvino.
Aliva.D: Vin gue udh mendingan nih
Tiga menit berlalu. Tidak ada tanda-tanda bahwa pesan yang dikirim Aliva tidak dibalas oleh Alvino. Jangankan tidak dibalas, Alvino bahkan tidak membacanya.
"Alvino kemana ya?" gumam Aliva yang kini mulai cemas.
Ting'
Suara itu sontak membuat Aliva kembali membuka kolom chat dan tersenyum kala Alvino sudah membaca bahkan menjawabnya.
Alvin13: Bagus
Aliva.D: Malem jalan-jalan yuk!
Alvin13: Nggak
Huh. Kok Alvino balesnya kayak gini sih, batin Aliva.
Aliva.D: Lo kena--
Belum saja Aliva ingin mengetik beberapa kalimat, Alvino malah memblokir id linenya dan sontak membuat Aliva terkejut.
"Alvino kenapa sih?"
"Kenapa dek?"
"Oh. E-enggak kok. Jaringan error ehehe." bohong Aliva kepada kakaknya sendiri.
Sebenarnya Alvino kenapa? Ini yang tak Aliva sukai. Hal semacam inilah yang tak dia sukai. Aliva berharap semuanya baik-baik saja dan tak terjadi lagi.
-¤-
Alvino kenapa tuh?
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD BOYS & BAD GIRLS [Revisi]
Teen Fiction[Proses revisi chp.1. Maaf karena banyak perubahan] "Gue bakal berusaha untuk ngebuat diri lo bisa deket sama gue !!" -Alvino. "Kalau gue nggak mau?" -Aliva. "Pasti mau !!" -Alvino. Diantara keduanya, terdapat sebuah perselisihan yang tidak kelar-ke...