Data 23 : Phoenix Part 2

29 0 0
                                    

~Zona Bebas, 30 Oktober 2037, 08:22 am.

Semua persiapan telah selesai, sekarang semuanya sudah siap untuk memasuki Raid Phoenix, hari sudah menunjukan siang, perjalanan mereka tak terlalu mengalami kendala, walaupun monster yang aneh silih berganti menyerang mereka di Zona Bebas, tetapi faktanya itu hanya seperti serangga bagi mereka.

~Zona Bebas, 30 Oktober 2037, 01:57 pm.

3 jam perjalanan dari Lost Dinal memang agak melelahkan, tetapi mereka harus menyimpan sebagian besar energi mereka untuk memasuki labirin panjang, belum lagi jika mereka salah memasuki ruangan dan harus berhadapan dengan bos monster lain, hanya saja semua orang sudah bersiap dengan kemungkinan terburuk sekalipun, tak akan ada yang di salahkan atas sebuah kesalahan, meskipun itu membahayakan keselamatan semuanya.

Sebelum mereka memasuki goa tempat labirin dan Raid Phoenix itu berada, mereka istirahat sejenak untuk menghilangkan rasa letih perjalanan, sekaligus memeriksa lagi barang bawaannya, terkadang juga mereka saling bercanda untuk menghilangkan penat yang menempel pada tubuh mereka.

~Zona Bebas, 30 Oktober 2037, 03:01 pm.

Satu jam berlalu, sekarang mereka telah siap untuk memasuki goa tersebut, dengan sigap juga mereka membagi pengawasan dan memasuki goa secara bergantian.

Semuanya nampak sepi di awal, tak ada tanda – tanda monster yang terlihat akan menyerang, bahkan di sana sangat tenang untuk ukuran Raid, beberapa saat kemudian mereka sudah menemukan persimpangan jalan dengan ada nomer di atas jalan tersebut, "jadi dari sinilah labirin di mulai.?" Pikir mereka, sekarang bergantung kepada Derias, jalan mana yang akan dia pilih, maka di sana kelompok itu akan berjalan, Derias memilih untuk pergi ke jalan ke dua, maka berjalanlah mereka ke jalan yang ke dua, setelah menyusuri jalan itu, mereka menemukan persimpangan jalan lagi, sekarang jumlahnya ada 3 jalan, kembali Derias memutuskan jalan mana yang akan di ambil, sekarang dia bilang satu, maka jalanlah mereka ke sana, beberapa langkah kemudian mereka menemukan 4 buah pintu, sama seperti jalannya, di atas pintu tersebut juga tertulis nomer.

"sekarang kita akan memasuki nomer berapa.?" Tanya Azer.

Semua orang percaya bahwa masing – masing dari pintu tersebut adalah bos monster, dan dari keempat pintu tersebut, bos monster itu ada di nomer berapa, tentu hal ini membuat Derias kebingungan, dan sekarang dia benar – benar tertekan, namun.. tak di sangka tiba – tiba Claudy memegang tangannya dan mengatakan, "kau kembali menunjukan wajah serammu.!"

Mendengar hal itu Derias menjadi terkejut, dia langsung memandang seluruh teman – temannya.

"jangan di pikirkan Der.. apa pun yang ada di balik pintu itu, kita akan menghadapinya bersama – sama." Ucap Claudy.

"benar.. yah.. aku tidak terlalu pandai menyemangati, tetapi pilih saja salah satu." Sahut Azer.

Derias pun tergugah, dengan senyum dia mulai yakin, dan sekarang dia percaya bahwa dia tidak sendirian.

"baiklah.. jika kalian percaya kepadaku, maka aku tidak akan menyianyiakan keyakinan kalian, ayo.. nomer 1." Ucap Derias.

Mereka semua memasuki ruang 1, gelap, sunyi, bahkan tak ada apa – apa, mereka semua hanya berjalan dan tetap siaga, saat semua orang sudah masuk ke dalam, tiba – tiba pintu ruangan tersebut tertutup.

"tercium bau kematian." Ucap Gracia.

"tidak ini bukan bau kematian, tetapi ini helium dan karbondioksida." Sahut Goldays.

"hehe." Suara tawa Derias, "burung abadi tidak di sini." Lanjutnya.

"apa maksudmu.?" Tanya Ervalion.

External WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang