Data 18 : Moonlight World Illutions

33 1 1
                                    

~Town, 23 Oktober 2041, 08:13 am.

Di introgasi oleh Viro, berdamai dengan Ambrunable, melawan ahli strategi dari setiap Blok, dan sekarang Derias harus berpapasan Dengan Viro, dua hari ini menjadi hari yang sangat panjang baginya, di tambah, setelah ini dia harus menuruti rencana Viro padanya.

"baiklah Derias, aku memang percaya bahwa kau bukan Phoenix, dan semua orang mengakuinya, tapi hari ini semuanya akan terungkap." Ucap Viro. "Lan Lan.. silahkan."

"baik ketua Viro!." Sahut Lan Lan sambil berjalan mendekati Derias.

Hal ini membuat Derias panik, banyak sekali yang ia pikirkan sekarang, apa Lan Lan akan membelanya dan mengatakan kebohongan, atau Lan Lan akan membocorkannya, keringat dingin juga mulai mengalir dari pelipisnya hingga menetes, panik.. sangat di rasakannya sekarang.

"tenanglah Derias." Ucap Lan Lan secara lirih, sambil memegang pipi Derias.

Derias tidak bisa berkata apa - apa lagi, wajah mereka berdua saling berhadapan, Lan Lan juga memberikan tatapan yang lembut, hal ini membuat pikiran Derias kemana - mana, sampai akhirnya dia yakin bahwa Lan Lan ada di pihaknya.

"Lan Lan aku siap." Ucap Derias.

"baiklah." Sahut Lan Lan, sambil menutup matanya, dan membukanya perlahan. "Moonlight Illutions." Skillnya di aktifkan.

"Mirror Shield : Moonlight Illutions." Suara yang samar dari ke rumunan, tapi Derias sadar dengan suara itu. Keria, dia menggunakan Mirror Shield dan mengkopi Moonlight Illutions, ini adalah rencana Viro, dia tidak puas jika hanya Lan Lan saja yang melihatnya, tubuh Derias sudah tidak bisa bergerak lagi karena dia sudah melihat mata Lan Lan, tapi dia masih bisa berbicara.

"Lan Lan.. Awas di belakangmu.!" Ucap Derias.

Karena terkejut Lan Lan segera menghadap kebelakang, CLIT!! Mata bertemu mata, Moonlight Illutions bertemu Moonlight Illutions, Keria dan Lan Lan saling berpapasan, SLASH!! Semuanya menjadi terang bagi mereka bertiga, khususnya Derias, dia sudah tidak bisa melakukan apa - apa, yang dia rasakan hanya seperti terjatuh ke dalam laut yang dalam, hanya saja di sana benar - benar terang, "apa aku mati." Pikir Derias dalam jatuhnya.. tenang.. sejuk.. Derias tahu dia dalam masalah, dan tidak tahu sekarang ada dimana, tapi entah dia sama sekali tak panik, justru dia merasa sangat nyaman.. satu jam.. dua jam.. Derias sudah tak menghitungnya lagi.. atau mungkin hanya satu menit.. dia tidak tahu, yang dia tahu lama kelamaan tempat itu menjadi gelap dan sedikit menyesakkan dada, selain itu mulai terdengar suara - suara yang aneh.

~Moonlight World Illutions, 08:52 am.

Tuk.. tuk.. tuk.. seperti suara kapur yang menempel di papan tulis, atmosfir yang agak sesak, panas matahari yang seperti terhalang oleh kaca, dan suara yang bermacam - macam dari laki - laki dan perempuan, mungkin sekitar 20 sampai 30 orang, saling berbisik satu sama lain, tapi yang paling jelas adalah suara pria paruh baya sedang menerangkan sesuatu.. fisika kah? Perlahan Derias membuka matanya, terkejut.. pastinya.. entah bagaimana ceritanya dia berada di ruang kelas sekolahnya, dia pun mencoba mencubit dirinya untuk memastikan apa ini ilusi, tapi kontan dia langsung berdiri karena terkejut, sontak dia menjadi perhatian dikelas.

"Derias kau kenapa.?" Ucap temannya "apa kau sakit.?" Sahut yang lainnya.

Pak guru yang melihat hal ini juga tak luput untuk menanyainya. "yah.. apa kau habis dapat mimipi buruk tukang tidur.. kenapa kau tidak maju kedepan dan mengerjakan soal ini, jika kau bisa mengerjakannya aku tidak akan menghukumu."

Derias yang nampak masih bingung dengan langkah berat melangkahkan kakinya ke depan kelas, dia juga mulai di tertawai oleh teman - temannya "haha.. dia tidak akan bisa.. dasar Derias." Ucap temannya. "yah.. mau bagaimana lagi.. diakan tukang tidur." Sahut temannya yang lain. Derias makin tambah bingung.. apa teman - temannya tidak mengetahui siapa dirinya, dia pun hanya maju dan mulai melihat papan tulis, dia begitu terkejut setelah membaca soalnya, dan juga keheranan.. kenapa.. karena itu adalah soal yang sangat mudah bagi Derias, apa pak guru menganggap Derias sebodoh itu, Derias pun mulai melirik pak guru dengan keheranan.

External WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang