Part 6 - Karena Chat

26 3 3
                                    

"Dion ... Balikin hape gue"

"Gak lucu, Dion balikin ih ..."

"Anjir, Dion kampret ... "

Dhimas maupun murid yang lainnya menutup telinga mereka rapat-rapat, teriakan Dira yang melengking, sukses membuat suasana ramai jam istirahat semakin gaduh. Bukan hanya teriakannya saja, gadis itu juga berlarian mengejar cowok bernama Dion.

"Yon, balikin sini!" pekik Dira. sedangkan Dion malah semakin lincah berlari mengintari setiap bangku.

Dion memeletkan lidahnya, sambil mengangkat tinggi-tinggi ponsel Dira di genggamannya, "Gak mau, Gak mau! Ambil aja sendiri sini" katanya dengan nada mengejek.

Kesabaran Dira sudah habis, wajah ngeselin Dion yang tabok-able itu, membuat Dira geram setengah mati. Tanpa pikir panjang, Dira langsung naik ke atas meja dan melompat dari satu meja ke meja lainnya, untuk menangkap Dion yang lincahnya ngalah-ngalahin belut.

"Whoa ... Dira lo ngapain, anju!" pekik Dion, yang tidak percaya Dira akan melakukan hal itu, langsung saja ia berlari lagi menghindari Dira.

"Yon, siniin gak!"

"Gak! Gue bacain nih, gue bacain"

Dira melotot, lalu melempar Dion dengan buku yang ada di meja, tempat ia berdiri sekarang. Tapi sayang, lemparannya meleset.

Dion berdehem, "Hai, Kak Rizky. Ini aku, Dira dari kelas 10.1" katanya dengan suara yang di imut-imutkan.

"Wa ... Dion kampret!!!" Dira berteriak, namun Dion mengabaikannya dan memilih melanjutkan membaca chat Dira.

Cowok itu merubah lagi suaranya, "Oh, hai juga. Ada apa ya Dira?" Dion membaca chat Dira dan Kak Rizky sambil berteriak, kontan wajah Dira memerah, tangannya mengepal kuat menahan malu. Rasanya Dira ingin sekali menjedotkan kepala Dion ke tembok, cowok ini benar-benar membuat kesabarannya habis.

"Dion upil! Balikin sini!" teriak Dira penuh emosi. Segera Dira melompat dan merebut ponselnya dari tangan Dion, dan untung saja, kali ini dia berhasil.

Dira benar-benar malu karena kelakuan Dion, yang tiba-tiba saja merebut ponselnya saat ia sedang asik chattingan dengan Kak Rizky, pendamping gugusnya dulu. Tawa Dion yang menggelegar membuat wajahnya semakin panas. Cukup sudah, seisi kelas sekarang tau kalau Dira yang memulai chat ke Kak Rizky duluan. Sebagai cewek Dira juga punya rasa gengsi yang tinggi, dengan mengorbankan rasa gengsinya itu Dira sudah melakukan hal yang besar. Tapi pengorbanannya sia-sia, karena cowok upil bernama Dion.

"Woanjay, si Dira gece banget ngegaet Kak Rizky, cie ..." seru Gani, kemudian seisi kelas jadi gaduh menyoraki Dira.

"Apaan si lo, Gan!" jawabnya cepat, "Gue gak ngedeketin Kak Rizky!"

"Halah, ngaku aja deh, Ra" tukas Dion. Yang lainnya hanya mangut-mangut setuju sambil menyembunyikan senyum mereka yang sebentar lagi akan meledak.

"Bodo ah, terserah lo ya, Yon!" katanya, Dira kembali menelungkupkan wajahnya di atas meja, sedangkan seisi kelas tertawa puas.

Dhimas juga ikut tertawa, rasanya dia juga sedikit tertantang untuk menjahili Dira, karena ternyata cewek ini punya malu juga.

Kali ini kesialan sedang berpihak kepada Dira, tanpa dia sadari, ternyata sejak tadi dia duduk di bangku Dhimas, kesempatan bagus sekali bagi cowok jangkung itu untuk melancarkan aksinya.

Dion menyenggol bahu Dhimas, cowok itu mendongak menatap Dion yang sedang tersenyum penuh arti, sambil menaik-naikan alisnya. Seakan mengerti apa yang dimaksud, Dhimas mengacungkan jempolnya. Dion terkikik geli, kemudian kembali ke bangkunya lagi.

"Jadi Ra, lo lagi ngegebet Kak Rizky yah?" bisik Dhimas.

Dira kaget, ia langsung bangun dari posisinya, "Apaan si lo!" sungutnya, "Lo ngapain lagi di bangku gue, PERGI SANA!"

Dira berteriak kencang. Namun lagi, lagi kesialan berada di pihak Dira sekarang, teriakannya itu di barengi Bu Afy—guru Fisika—yang baru saja mengucap salam saat masuk ke kelas. sontak seisi kelas menjadi hening, dan tentu saja, Bu Afy menatap Dira garang.

Dhimas memberi kode kepada Dira, tapi sepertinya Dira tidak paham dengan kode-kode yang Dhimas berikan. Hingga akhirnya Dira mengerti saat mendengar suara Bu Afy.

"INDIRA!"

Dira menepuk wajahnya, "Aduh ... Mampus!" bisiknya pelan. Ia berbalik menatap Bu Afy di depan kelas, "Eh, ibu baru masuk?" katanya, sambil menampilkan senyum canggung.

"Iya baru masuk, tapi udah di suruh keluar lagi" ucap Bu Afy pedas.

Dira meringis, "itu kebetulan bu, hehe"

"Hadeuh ... Yaudah duduk di bangku kamu sekarang!" titah Bu Afy, dengan cepat Dira kembali ke bangkunya.

Sedangkan yang lainnya terkikik geli, Dira sempat melirik Dion dan Dhimas bergantian, keduanya sedang menahan tawa yang mungkin sebentar lagi akan meledak, Dira mengacungkan kepalan tangannya. Dira tau, pasti semua ini adalah hasil konsfirasi mereka berdua.

Dan, dari sini lah semua berawal, dimana segala hal sederhana menjadi sangat rumit untuk di mengerti.

❇❇❇❇

Are We Strangers ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang