Dira gatau apa yang musti dia lakukan di libur semester pertamanya sebagai anak SMA. Pergi mengunjungi Tantenya ke luar kota, rasanya akan buang-buang waktu sakaligus uang, deh. Pasalnya, gak kurang dari dua hari lagi keluarga tantenya akan datang ke rumah Dira untuk menghabiskan liburannya disini.
Yah, mungkin liburannya kali ini hanya akan diisi dengan berkebun di halaman belakang. Mencangkul-cangkul tanah, menanam sayuran, menyirami sayuran, dan begitu-gitu seterusnya. Membosankan sih, tapi ya mau bagaimana lagi.
Dira gak nyangka sih sekarang udah libur semester aja, padahal rasanya baru kemarin dia di hukum bersihin gudang oleh Kak Dwi, Haha. Oh, iya, ngomong-ngomong soal Kak Dwi, pendamping gugusnya waktu MOS dulu. Pada akhirnya dia benar-benar berpacaran dengan Kak Rizky yang pernah Dira taksir pada awal pertama dia masuk SMA. Saat mengetahui itu, Dira sangat patah hati ditambah lagi Dion yang semakin puas mengolok-ngolok Dira karena cinta tak terbalaskan itu.
Padahal waktu itu, Dira sudah baper karena Kak Rizky ini. Tapi kenapa malah memilih Kak Dwi yang jelas-jelas keturunan nenek sihir. Meskipun begitu, ya sudahlah, toh sekarang dia udah baik-baik aja.
Saat ini Dira tengah rebahan di depan tv sambil memainkan handphonenya. Dari judulnya sih nonton tv namun yang terjadi malah sebaliknya. Ia malah asik menggeser-geser foto di galeri, melihat beberapa gambar yang ia ambil saat acara makan-makan kemarin di rumah Amel. Sesekali ia terkikik geli, melihat beberapa foto yang menampilkan muka tak terkontrol teman-temannya yang Dira ambil secara random. Ketika tiba-tiba ada sebuah pesan masuk yang mengintrupsi kegiatannya itu.
Drrrttt...
Drrrttt...—————————————————
Dhim SumRa, Jalan hayu. Nonton band di alun-alun!!
Kapan?
Sekarang. Gue jemput, cepet siap-siap!!
Eh, oke. Bentar gue ganti baju dulu!!
Oke!
—————————————————
Begitu pesan singkat yang Dira terima dari Dhimas, tanpa basa-basi lagi dia langsung melesat ke kamar untuk ganti baju. Ia memakai kaos putih dan jaket jeans yang dipadukan dengan sneakers berwarna putih. Ia sengaja menggerai rambutnya, untuk memaksimalkan penampilannya. Dira melihat dirinya di pantulan cermin, "Oke, bagus." komentarnya. Berbarengan dengan itu terdengar suara klakson motor di depan rumahnya yang Dira yakini itu adalah Dhimas.
"Lah, kok baju lo samaan sih?" komentar Dira sesaat setelah ia menemui Dhimas yang sedang menunggunya di depan rumah.
Dhimas juga sama bingungnya, pasalnya dia gak ada janjian tuh sama Dira. Ini hanya kebetulan yang seperti sudah di rencanakan. "Lah, iya. Gapapa lah, Ra. Hayu ah naik!" Dhimas menyodorkan helmnya kepada Dira, yang kemudian Dira pakai.
"Kita kayak pasangan di film-film ya?" tanya Dhimas kepada Dira sedikit berteriak, karena suara deru mesin dari kendaraan lain.
"Karena bajunya pasangan?"
"Iya. Haha"
"Sekarang udah gak jaman, yang ada alay tau!!"
"Tapi menurut gue romantis."
"Alay."
"Hahahaha."
Dira hanya bisa menyembunyikan senyumnya di balik punggung Dhimas, mendengar cowok itu tertawa membuat hatinya menghangat. Entah karena alasan apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are We Strangers ?
Cerita PendekPada awalnya kau dan aku menjadi kita, menjalani kisah indah yang hampir terasa sempurna. Namun, waktu terus berjalan hingga semuanya berubah. Kini, kau dan aku tak lagi menjadi kita, melainkan hanya dua orang asing yang saling melupakan. Ini adala...