enambelas

3.3K 319 14
                                    

Dibudayakan vote baru baca:D

1. Typo maklumkan
2. Semoga suka
3. Maaf kalo pendek
4. Maaf kalo smakin tidak jelas

I hope you guys like it!!

Happy reading🤗

Zidny berusaha menutup mulutnya mengenai penyakit (namakamu). Saat yang lain bertanya ada apa dengan (namakamu), ia menjawab bahwa (namakamu) hanya kecapean saja.

Itu adalah permintaan (namakamu).

Karena kondisi (namakamu) tidak terlalu parah, jadi dihari itu juga (namakamu) diperbolehkan untuk pulang.

***

"(Namakamu) Mana? Yang lain juga kemana?" Iqbaal bingung, saat ia kembali keruangan ini tidak ada sahabatnya yang duduk di kursi sana. (Namakamu) pun tidak ada.

"Anhar! (Namakamu) Mana?" Tanya Iqbaal.

Anhar menggedikan bahunya, "Mana gue Tau, elu kan pacarnya ko nanya Gua?"

Vanesha mendengar it langsung bertanya "loh emang ada (namakamu) ya?"

Piyan mengangguk, menjawab pertanyaan Vanesha,"ada, Sha. Baru balik tadi"

"Pulang? Ko ga pamit sama gua?" Iqbaal semakin bingung mengapa sahabat-sahabatnya tidak pamit jika ingin pulang.

"Elu kemana coba?" Desis Piyan.

"Tamu dateng jauh-jauh dari Jakarta, malah ditinggalin nemenin cewek lain" ketus Anhar. Iqbaal menatap heran Anhar, mengapa Anhar begitu sensitif sekali?

"Perasaan lo marah-marah terus dari kemarin,"gerutu Iqbaal.

"Pacar lo pingsan lo tau ngga?" Tanya Anhar yang suaranya meninggi.

Iqbaal melototkan matanya, menatap Anhar dengan lekat.

"Bohongkan lo?"

"Ngapain gua bohong? Tanya si Piyan" ujar Anhar lalu pergi keluar ruangan.

"Yan, si Anhar bener?" Rintih Iqbaal. Piyan mengangguk, lalu menepuk bahu Iqbaal

"Makanya kalo lo udah punya pacar terus pacar lo ada di samping lo, jangan terlalu sibuk sama cewek lain"Kata Piyan, dan terdengar oleh Vanesha, yang membuat Vanesha diam, mengingat kembali perjanjian dia Dan Iqbaal 14 tahun yang lalu.

Piyan meninggalkan Iqbaal dan Vanesha berdua Di ruangan ini, saat itu juga Iqbaal menatap Vanesha, ia tahu ia mengingkari janjinya sendiri yang udah dia buat bersama Vanesha.

"Sha, gue minta maaf, gue ngingkari janji gue yang dulu." Lirih Iqbaal.

Vanesha tersenyum, "gapapa, dari awal. gue udah yakin lo gakan tepatin janji lo sendiri,"

"kalo aja 14 tahun yang lalu kita engga pernah ketemu, mungkin lo gakaan punya janji apapun:)" kata Vanesha dengan senyuman paksa.

"Kalo gue ada disamping lo Kaya gini ngebuat lo lupa sama (namakamu), gue bisa ko jauhin lo" ucap Vanesha yang sudah duduk disamping Iqbaal.

"Engga, lo engga bisa jauhin gue" timpal Iqbaal yang tidak menerima ucapan Vanesha.

"Lo bakal tetep jadi Sasha-nya gue, Dan gue bakal tetep jadi Baale-nya lo." Lanjut Iqbaal.

Vanesha terkekeh, "kalo lo terlalu sibuk sama gue, apa kabar tentang pacar lo? Dia pingsan aja lo ngga tau, ya kan?"

"Bukan dengan ini caranya, Sha. Pasti ada cara lain," jawab Iqbaal.

Vanesha menghela nafasnya, sifat keras kepala sahabatnya ini dari 14 tahun yang lalu tidak hilang, "gue pikirin dulu, mending lo cari tau (namakamu) dimana sekarang,"

LDR (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang