Setelah melihat Alyn sebentar, Raka memutuskan untuk segera pergi dari kelas Alyn.
Raka sendiri bingung kenapa dia bisa keceplosan gitu. Maksud Raka tadi cuma ingin tau apakah Alyn mengenal Azka? Tapi dia malah kelewatan begitu.
Raka memutuskan mengejar Azka. Azka pasti ke rooftop.
Disisi lain Alyn mati-matian menahan tatapan mengintimidasi dari Kanya.
"Alyn...." panggil Kanya.
Akhirnya Alyn menaruh bukunya kembali di laci lalu menatap Kanya. Kanya langsung sumringah.
"jadiii...." ucap Kanya menggantung menyuruh Alyn melanjutkan.
"jadi, gue di jodohin sama Raka" jelas Alyn singkat.
"apa?! Anjir! Serius ini?!" teriak Kanya heboh.
Sementara Alyn hanya menutup telinganya karna teriakan Kanya yang mirip to'a.
"tapi lyn, Raka kan musuh lo. Kok kalian setuju sih?" heran Kanya.
"ya kali setuju. Gue udah nolak mati-matian kali." jawab Alyn.
"sabar ya lyn, hidup lo kayaknya berat banget deh"
Alyn hanya memutar bola matanya malas.
🔹🔹🔹
Raka hanya menatap Azka dari kejauhan, Raka tahu bahwa Azka tahu dia ada di sini mengawasinya, tapi Azka tidak ada niat menyapa sama sekali, bukan hal yang mengherankan bagi Raka, sudah satu tahun ini Azka bertingkah seolah tidak mengenal Raka.
Azka membuang puntung rokoknya lalu menginjaknya kemudian dia berbalik dan berjalan melewati Raka.
"Azka" panggil Raka lirih namun mampu menghentikan langkah Azka.
Azka berdiri di samping Raka namun ke arah mata angin berbeda.
Raka berdeham sedikit.
"maaf" ucap Raka tulus.
Azka tersenyum sinis.
"hhh, basi!" balas Azka ketus.
Raka hanya menunduk.
"kemana aja lo satu tahun lalu?" tanya Azka sinis.
"gue..."
"gengsi? Lo gengsi minta maaf ke gue?"
Raka diam saja. Apa yang di ucapkan Azka memang benar. Waktu itu Raka kira Azka akan langsung bersikap seperti biasanya tapi ternyata Azka mendiaminya selama satu tahun, Azka diam begitu juga Raka, Raka tidak mau di salahkan begitu saja dalam hal ini.
Tapi Raka tau Azka tidak mungkin mengalah dalam hal ini, karna itu sekarang Raka mengambil tindakan dengan minta maaf ke Azka.
Tapi ada sedikit rasa menyesal melihat respon Azka padanya.
"kalo lo bisa kembaliin saat terakhir gue sama Qhila, mungkin gue pertimbangkan buat maafin elo." ucap Azka lalu berjalan turun dari rooftop.
Aqhila...
Nama itu terngiang di kepala Raka.
Flaahback on
"Raka!" teriak Aqhila.
Raka berbalik lalu tersenyum.
"apa?" jawab Raka lembut.
Jalanan kota London malam itu terbilang lumayan ramai dengan orang lalu lalang.
"gue mau ngomong" ucap Aqhila sumringah.
"ntar kalo udah sampe di rumah ayah-bunda lo aja, ini udah malem." jawab Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strange love (Hiatus)
RomanceTerpaksa mencintai? Entahlah, kurasa tak ada yang namanya istilah seperti itu. Cepat atau lambat rasa itu pasti akan datang. Meski dengan cara yang aneh sekalipun.